Breaking News

Berita Balikpapan Terkini

20 Tahun di Pasar Klandasan Balikpapan, Kini PKL Sulit Cari Nafkah karena Lapak Dipagar oleh Ormas

Pedagang kaki lima atau PKL Pasar Klandasan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sampaikan aspirasi agar bisa berjualan lagi

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
PKL Pasar Klandasan, Balikpapan, menulis di karton bertuliskan aspirasi dan keluhan mereka setelah 10 hari tidak bisa berjualan di Pasar Klandasan, Rabu (21/6/2023). Mereka berharap ada solusi yang tepat, mengingat lapak tersebut merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian.  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pedagang kaki lima atau PKL Pasar Klandasan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sampaikan aspirasi agar bisa berjualan lagi, pagar seng untuk dibuka supaya bisa mencari nafkah. 

Beberapa hari yang lalu, lapak-lapak PKL di pinggir pantai Pasar Klandasan ditutup pakai seng biru oleh ormas, buntut adanya polemik kepemilikan lahan, terjadi perdebatan saling klaim kepemilikan antara ahli waris dengan Pemkot Balikpapan

Kontan saja, akibat adanya persoalan itu kini para PKL Pasar Klandasan tidak bisa berdagang, sehari-hari kesulitan untuk menyambung hidup.

Hal ini diakui, seorang PKL yang jualan kuliner Coto Makassar, Nana (34).

Baca juga: Jeritan PKL Pasar Klandasan Balikpapan Usai Lapak Dipagar, Bilangnya Pro UMKM tapi Menggusur

Nanan menjadi satu di antara PKL yang kena dampak pemagaran lapak oleh ormas. 

Sebagaimana diketahui, pemagaran tersebut dilakukan oleh salah satu ormas perihal persoalan hak ahli waris yang belum terbayar.

Terhitung sudah 10 hari terakhir, para pedagang termasuk Nana tak bisa berjualan karena adanya pemagaran tersebut.

"Sehari nggak jualan aja rugi, apalagi ini 10 hari nggak jualan," ucap Nana di depan lapaknya yang terpagar seng, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Belasan Kios PKL di Pasar Klandasan Balikpapan Dipagar Seng oleh Ormas

Kepada TribunKaltim.co, warga Kelurahan Klandasan Ulu itu menyebut sudah berjualan sebagai PKL di pesisir Pasar Klandasan sejak 20 tahun terakhir.

Menurutnya, ini kali pertama dirinya mendapati ada pemagaran yang berdampak terhadap pedagang.

Pasalnya, Nana mengatakan, pemagaran itu berakibat pemasukan harian yang lumpuh.

Seorang pedagang terdampak pemagaran Pasar Klandasan, Nana (34) menempelkan selebaran yang memohon pihak-pihak yang bersengketa agar memperhatikan nasib para PKL. Dia menulis
Seorang pedagang terdampak pemagaran Pasar Klandasan, Nana (34) menempelkan selebaran yang memohon pihak-pihak yang bersengketa agar memperhatikan nasib para PKL. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Apalagi lapak Coto Makassar itu merupakan satu-satunya sumber penghidupannya.

Awal-awal pemagaran, persisnya pada tanggal 12 Juni 2023 lalu, dirinya sempat mengandalkan tabungan. Namun hal itu tak bertahan lama.

"Ini nggak ada lagi sudah tabungan. Nggak cukup lagi sudah," tuturnya.

Karenanya demi menyambung hidup, Nana melanjutkan, sampai harus mencari utangan kesana-kemari untuk memenuhi urusan perut keluarganya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved