Berita Balikpapan Terkini
20 Tahun di Pasar Klandasan Balikpapan, Kini PKL Sulit Cari Nafkah karena Lapak Dipagar oleh Ormas
Pedagang kaki lima atau PKL Pasar Klandasan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sampaikan aspirasi agar bisa berjualan lagi
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pedagang kaki lima atau PKL Pasar Klandasan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sampaikan aspirasi agar bisa berjualan lagi, pagar seng untuk dibuka supaya bisa mencari nafkah.
Beberapa hari yang lalu, lapak-lapak PKL di pinggir pantai Pasar Klandasan ditutup pakai seng biru oleh ormas, buntut adanya polemik kepemilikan lahan, terjadi perdebatan saling klaim kepemilikan antara ahli waris dengan Pemkot Balikpapan.
Kontan saja, akibat adanya persoalan itu kini para PKL Pasar Klandasan tidak bisa berdagang, sehari-hari kesulitan untuk menyambung hidup.
Hal ini diakui, seorang PKL yang jualan kuliner Coto Makassar, Nana (34).
Baca juga: Jeritan PKL Pasar Klandasan Balikpapan Usai Lapak Dipagar, Bilangnya Pro UMKM tapi Menggusur
Nanan menjadi satu di antara PKL yang kena dampak pemagaran lapak oleh ormas.
Sebagaimana diketahui, pemagaran tersebut dilakukan oleh salah satu ormas perihal persoalan hak ahli waris yang belum terbayar.
Terhitung sudah 10 hari terakhir, para pedagang termasuk Nana tak bisa berjualan karena adanya pemagaran tersebut.
"Sehari nggak jualan aja rugi, apalagi ini 10 hari nggak jualan," ucap Nana di depan lapaknya yang terpagar seng, Rabu (21/6/2023).
Baca juga: Belasan Kios PKL di Pasar Klandasan Balikpapan Dipagar Seng oleh Ormas
Kepada TribunKaltim.co, warga Kelurahan Klandasan Ulu itu menyebut sudah berjualan sebagai PKL di pesisir Pasar Klandasan sejak 20 tahun terakhir.
Menurutnya, ini kali pertama dirinya mendapati ada pemagaran yang berdampak terhadap pedagang.
Pasalnya, Nana mengatakan, pemagaran itu berakibat pemasukan harian yang lumpuh.

Apalagi lapak Coto Makassar itu merupakan satu-satunya sumber penghidupannya.
Awal-awal pemagaran, persisnya pada tanggal 12 Juni 2023 lalu, dirinya sempat mengandalkan tabungan. Namun hal itu tak bertahan lama.
"Ini nggak ada lagi sudah tabungan. Nggak cukup lagi sudah," tuturnya.
Karenanya demi menyambung hidup, Nana melanjutkan, sampai harus mencari utangan kesana-kemari untuk memenuhi urusan perut keluarganya.
Mulai dari mengutang ke kerabat, koperasi, bahkan ke rentenir.
Baca juga: Efek Penutupan Kios Pasar Klandasan Balikpapan oleh Ormas, Pendapatan Pedagang Ikan Menurun
"Itu pun nanti nggak tahu mau bayarnya gimana, orang nggak jualan begini. Pokoknya kami butuh makan sama kepastian aja," imbuhnya.
Terlepas dari persoalan antara Pemerintah dengan ahli waris, Nana meminta agar ia bersama pedagang lain diizinkan untuk berjualan kembali.
"Tolong, saya butuh beli makan, beli susu, anak juga butuh untuk sekolah," tutup Nana.

PKL Sebar Selebaran
Para pedagang kaki lima atau PKL di Pasar Klandasan Balikpapan, Kalimantan Timur sampaikan aspirasi di lokasi lapak yang dipagar seng oleh Ormas di Balikpapan, Rabu (21/6/2023).
Mereka para PKL Pasar Klandasan Balikpapan sudah hampir 10 hari tidak berkegiatan perdagangan. Mereka kena getah dari mencuatnya kasus dugaan sengketa lahan.
Pengamatan TribunKaltim.co di lokasi Pasar Klandasan, para PKL yang kehilangan sumber ekonominya melampiaskan unek-unek lewat selembar kertas, kemudian dilekatkan di pagar seng lokasi lapak PKL.
Sementara para PKL kemudian beramai-ramai menunggu di depan lapak mereka demi menunggu kejelasan nasib mata pencaharian.
"Kami butuh solusi, bukan sekedar opsi," tertulis dalam salah satu selebaran.
"Tolong jangan tumpahkan piring nasi kami," di lembar lainnya.
"Bilangnya pro UMKM, tapi kok gusur PKL?" ditulis dalam selebaran lain.
Tercatat ada 10 selebaran yang menempel di pagar seng sepanjang kurang lebih 200 meter tersebut. Intinya, berisikan keluhan para PKL lantaran tak bisa berjualan lagi di Pasar Klandasan Balikpapan.
Satu di antara pedagang yang kena dampak, Nana (34) menyebutkan bahwa pemasangan selebaran itu akibat tidak ada kejelasan bagi nasib mereka.
Baca juga: Buntut Penutupan oleh Ormas, PKL Pasar Klandasan Balikpapan Tolak Relokasi, Pemkot tak Memindahkan
"Cuma tolong nasib kami ini bagaimana. Kami tidak berjualan sehari saja rugi, apalagi 10 hari," keluhnya.
Nana berharap agar nasib para pedagang diperhatikan mengingat lapak tersebut merupakan satu-satunya sumber penghasilan.
Masalah ini, menurut Nana, perlu ada solusi secepatnya mengingat tidak ada pemasukan selain dari lapak kuliner tersebut.
Nana bersama pedagang lain pun bersikukuh menunggu, menolak untuk kembali ke rumah untuk mengantisipasi pembongkaran.

Dirinya khawatir jika ditinggal, bakal terjadi pembongkaran lapak lantaran ada selentingan wacana relokasi PKL ke samping Kantor Lurah Klandasan Ulu.
"Jujur kalau disuruh pindah, kami keberatan. Tapi kalau sekedar ditata ulang, kami siap saja," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, lahan yang didirikan lapak PKL Pasar Klandasan menjadi lokasi yang dipersengketakan antara ahli waris dengan Pemkot Balikpapan.
Hal itu lantaran ahli waris merasa tidak ada kejelasan pembayaran. Alhasil melalui Ormas Gepak Balikpapan, ahli waris berkehendak untuk memagari puluhan lapak PKL. (*)
PKL
kios Pasar Klandasan dipagar
Pasar Klandasan
Balikpapan
TribunKaltim.co
Budi Susilo
Kalimantan Timur
Gepak
Kebijakan PBB 2025 di Balikpapan Bikin Bingung Warga, Ada yang Naik, Ada yang Turun |
![]() |
---|
Pemkot Balikpapan Libatkan UGM untuk Rencana Pemekaran Kecamatan Baru |
![]() |
---|
Balikpapan Kaji Pemekaran Kecamatan Baru, Manggar hingga Graha Indah Masuk Pemetaan |
![]() |
---|
Ketua RT di Kariangau Balikpapan Diganjar Apresiasi, Garda Terdepan Pelayanan Pemerintah |
![]() |
---|
Tagihan PBB di Balikpapan Dianggap Tidak Wajar, Pengamat: Pemerintah Jangan Berdagang dengan Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.