Berita Nasional Terkini

Reaksi Gibran Disebut Anak Ingusan oleh Politisi Senior PDIP, Anak Jokowi Dibela NasDem dan PSI

Beginilah reaksi Gibran disebut anak ingusan oleh politisi senior PDIP, anak Jokowi dibela NasDem dan PSI.

Editor: Ikbal Nurkarim
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka - Beginilah reaksi Gibran disebut anak ingusan oleh politisi senior PDIP, anak Jokowi dibela NasDem dan PSI. 

Gibran menambahka tak berniat mengundang Panda Nababan ke Kota Solo, Jawa Tengah, untuk menunjukkan hasil kepemimpinannya.

Menurutnya, hal itu tidak elok lantaran ia masih kader muda di PDIP.

Meski demikian, Gibran mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, termasuk sejumlah politisi, karena telah membelanya.

"Nggak usah, jangan minta-minta. Nggak boleh dong perintah-perintah senior," jelasnya.

"Ya pokoknya terima kasih untuk masukannya semua ya. Terutama untuk para senior partai," tandasnya.

Baca juga: Ramai soal Ganjar Telpon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi, Gibran: yang Penting tidak Kejauhan

NasDem dan PSI Bela Gibran

Kader muda NasDem, Hillary Brigitta Lasut, menanggapi pernyataan Panda Nababan yang menyebut Gibran Rakabuming Raka adalah anak ingusan.

Ia menilai pendapat Panda Nababan itu adalah sebuah hal yang wajar.

Namun, Hillary mengingatkan Panda supaya lebih berhati-hati melontarkan pernyataan.

Pasalnya, Hillary menilai kritik Panda terhadap Gibran justru menjadi bumerang.

Menurut Hillary, dibanding Panda Nababan yang lebih senior, Gibran telah membuat perubahan besar di Kota Solo meski baru menjabat pada 2021 lalu.

"Jangan sampai malu sendiri karena setelah diteliti benar, anak ingusan yang baru menjabat singkat beberapa tahun ternyata lebih berguna dan lebih berdampak bagi masyarakatnya daripada bapak yang ngomong itu," kata Brigitta dalam pesan yang diterima Tribunnews, Rabu (28/6/2023).

Anggota DPR RI termuda itu mengatakan seorang pejabat, baik itu eksekutif maupun legislatif seperti dirinya, memiliki konstituen atau rakyat yang dipimpin.

"Kualitasnya pun hanya bisa dinilai oleh masyarakat di dapilnya. Banyak juga yang sudah tua-tua di politik, ternyata tidak ada gunanya buat masyarakat."

"Tidak ada dampak dan tidak membawa perbedaan. Masyarakat sudah tidak bisa ditipu," urainya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved