Berita Nasional Terkini

Shalom Aleichem, Salam Yahudi yang Diucapkan Panji Gumilang Ponpes Al Zaytun, Puisi di Hari Sabat

Shalom Aleichem, salam Yahudi yang diucapkan Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al Zaytun, ternyata juga merujuk pada puisi yang dinyanyikan Yahudi

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang tiba di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023). Panji Gumilang datang ke Gedung Sate untuk memenuhi panggilan tim investigasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat. Kini beredar pertanyaan, benarkah Panji Gumilang alumni Gontor? 

“Havenu shalom aleichem,” kata dia sambil meminta tamu undangan mengikutinya.

Sontak hal tersebut pun langsung mendapat banyak respons negatif dari berbagai kalangan, khususnya dari tokoh-tokoh Islam, misalnya saja dari ulama kenamaan Tanah Air, Ustadz Abdul Somad (UAS).

Dalam ceramahnya, Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa yang demikian adalah hal bodoh.

Baca juga: Daftar Kontroversi Ponpes Al-Zaytun yang Hari Ini Kembali Didemo, Tuntut Panji Gumilang Ditangkap

“Itu salam Yahudi bodoh!” ungkap UAS dilansir @sahabatuaschannel, dikutip TribunPriangan.com pada Minggu, (25/6/2023).

Pada kesempatan itu, UAS menyebut Panji Gumilang telah menyalahi syariat Islam.

Dia bahkan juga memerintahkan pihak Kepolisian untuk segera menangkap pimpinan Ponpes berusia 76 tahun itu.

“Udah dapat videonya? Saya sudah dapat, ini orang musti ditangkap ini, antek Yahudi,” kata UAS marah.

Baca juga: Terbaru! Temuan Penyimpangan dan Masalah Akhlak di Ponpes Al-Zaytun hingga Reaksi Wapres Maruf Amin

“Kita ini ahlussunnah wal jamaah, sudah lebih setengah abad, bahkan hampir satu abad kenapa masih saja ada orang yang tak tahu kemana memasukkan anaknya,” sambungnya.

Kemudian, UAS mengimbau kepada masyarakat Muslim untuk lebih selektif dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak.

Menurutnya, tidak semua pondok pesantren yang memiliki bangunan megah, benar dalam menerapkan ajaran Islam kepada santri-santrinya.

“Jangan memasukkan anak karena bangunan yang megah, rupanya aliran sesat. Bisa pula, tuan syekhnya, di depan santri di dalam masjid, anak-anak diajarkan lagu-lagu Yahudi,” tutupnya.

Ulama Lain Menentang Panji Gumilang

Tidak hanya Ustadz Abdul Somad (UAS), yang geram dengan berbagai kontroversi di Pondok Pesantren Al-Zaytun, namun Habib Bahar bin Smith dan Habib Rizieq Shihab juga dikabarkan menentang aktvitas penyimpang di pondok pesantren pimpinan Panji Gumilang tersebut.

Baik Habib Bahar bin Smith dan Habib Rizieq Shihab terlibat dalam aksi demonstrasi menentang pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.

Bahkan, Habib Bahar bin Smith ikut berorasi saat aksi demo 266 Front Persaudaraaan Islam (FPI) Senin (26/6/2023).

Bahar bin Smith mengatakan, ia tak takut sedikitpun pada Panji Gumilang.

Ia mengatakan, Panji Gumilang tak bisa terus bersembunyi pada sosok yang membekinginya.

"Penjarakan si Panji Gumilang, jangan kau merasa hebat, merasa besar, siapapun di belakangmu," ujar Bahar bin Smith.

Meski secara lantang berorasi, Bahar bin Smith berkelakar tak menantang Panji Gumilang.

Ia hanya tegas meminta pemerintah bertindak.

Baca juga: Penjelasan Panji Gumilang Soal Wanita Boleh di Shaf Depan saat Salat, Kaitannya dengan Fiqih Sosial

Apabila tidak, maka dirinya akan mengajak pengikutnya untuk menuju ke Indramayu.

"Saya tidak pernah menantang, tapi kalau pemerintah tidak membubarkan Al-Zaytun demi Allah, akan saya ajak umat Islam kita datang, kita ratakan Al-Zaytun," kata Bahar bin Smith.

Bahar Smith juga menyebut, dirinya sendiri yang akan menangkap dan menyeret Panji Gumilang.

"Tangkap Panji Gumilang, enggak ada tawar-tawar."

Sementara itu, Habib Rizieq Shihab dikabarkan datang ke lokasi demo dan melambaikan tangan.

Baca juga: Terjawab Sebenarnya Arti Shalom Aleichem yang Diucapkan oleh Panji Gumilang, Puisi 4 Bait Disorot

Massa aksi sebelumnya melakukan demonstrasi di depan Gedung Kementerian Agama, Jakarta pada Senin (26/6/2023).

Mereka kemudian beralih ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat.

Setibanya di kawasan Patung Kuda, massa aksi langsung melakukan aksi demonstrasi dengan mengirimkan audiensi ke kantor Menko Polhukam.

Pada kesempatan itu Habib Muhammad bin Husein Alatas yang berada di mobil komando mengungkapkan, bahwa Habib Rizieq Shihab melambaikan tangan ke massa aksi FPI 266.

Menurutnya, Habib Rizieq baru selesai melakukan terapi.

Baca juga: Gagasan Panji Gumilang Tentang Wanita jadi Khatib, Kaitkan Hak Asasi Manusia

"Itu Habib Rizieq yang melambaikan tangan," kata Habib Muhammad di mobil komando.

"Beliau habis terapi, takbir," sambungnya.

Dengan kedatangan Habib Rizieq Shihab, Habib Husein berharap agar apa yang mereka lakukan mendapat berkah.

"Kita mendapatkan pandangan imam besar. Insya Allah pandangan imam besar menjadi sebab dapat pandangan Allah," lanjutnya.

Ia juga meyakini jika hajat mereka dikabulkan sehingga Panji Gumilang nantinya akan ditangkap.

Diketahui, tujuan demo yang dilakukan FPI ini untuk menuntut ditutupnya Ponpes Al-Zaytun secara permanen.

Pasalnya, ajaran yang diberikan oleh Panji Gumilang dinilai menyesatkan.

Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyerahkan laporan hasil tim investigasi terkait polemik Ponpes Al-Zaytun kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

Ridwan Kamil menuturkan bahwa tim investigasi sudah melakukan komunikasi dua arah kepada pimpinan Al-Zaytun dan penggalian data lapangan.

"Kami tadi melaporkan progres dari tim investigasi yang kami bentuk yang sebelumnya telah melakukan investigasi dua arah atau wawancara langsung ke yang bersangkutan dan melakukan penggalian data lapangan," ucap Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Kang Emil juga menyampaikan beberapa rekomendasi terhadap penanganan polemik di Ponpes Al-Zaytun. Rekomendasi tersebut mengarah pada tindakan aspek hukum, aspek administrasi, dan aspek keamanan sosial.

Baca juga: Siapa Ken Setiawan? Berani Laporkan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang ke Bareskrim Polri

"Sudah disampaikan beberapa rekomendasi yang tentu berdampak pada aspek hukum, aspek administrasi, dan aspek keamanan sosial," tutur Kang Emil.

Kang Emil berharap laporan tim investigasi dapat segera ditindaklanjuti oleh Menko Polhukam dalam waktu dekat.

"Selanjutnya Pak Menko Polhukam akan menindaklanjuti dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk mem-follow-up rekomendasi dari tim lapangan di Jabar," ucapnya.

"Insya Allah arahnya sesuai dengan harapan masyarakat, tapi tentu dengan kehati-hatian karena menyangkut aspek hukum, administrasi dan SDM anak-anak bangsa yang sedang belajar di sana yang tentunya harus tetap kita pikirkan solusi terbaik," imbuhnya.

Menko Polhukam Mahfud MD memaparkan bahwa ada tiga penanganan yang akan dilakukan terhadap polemik Al-Zaytun.

Baca juga: Amien Rais dan Menko PMK Buka Suara Soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Soroti Sponsor Panji Gumilang

Pertama, dari semua laporan yang masuk termasuk dari tim investigasi, ada dugaan kuat terjadi tindak pidana.

"Semua laporan baik yang masuk langsung ke Kemenko Polhukam maupun yang disimpulkan oleh timnya Pak Ridwan Kamil ada dugaan kuat yaitu ada tindak pidana," ucap Mahfud.

Menurut Mahfud, kepolisian akan menangani terkait unsur pidananya dan akan diumumkan kepada publik dalam waktu dekat.

"Nanti Polri akan menangani tindak pidananya, pasal apa yang akan menjadi dasar nanti akan diumumkan pada waktunya," tuturnya.

Penanganan kedua yaitu pemberian sanksi administrasi kepada Yayasan Pendidikan Islam (YPI) yang mengelola Ponpes Al-Zaytun.

Baca juga: Terjawab Sudah Siapa Panji Gumilang, Pimpinan Ponpes Bantah Ajaran Pondok Pesantren Al Zaytun Sesat

Sanksi adminitrasi ini dengan tetap menekankan pada pentingnya memberikan perlindungan terhadap hak para santri yang sedang belajar di Al-Zaytun.

"Kedua, pemberian sanksi administrasi kepada Yayasan Pendidikan Islam yang mengelola Ponpes Al-Zaytun, namun tetap memberi perlindungan terhadap hak para santri dan murid yang belajar di sana," tutur Mahfud.

Penanganan ketiga yaitu menjaga kondusivitas, ketertiban sosial, dan keamanan.

Mahfud mengatakan, menjaga kondusivitas adalah tugas dari pemerintah daerah bersama Forkopimda.

Namun, pemerintah pusat siap membantu apabila dibutuhkan.

"Ini tugasnya kewilayahan yaitu Pemda, Kabinda, Polda, Kesbangpol, TNI dan lainnya di Jabar yaitu menjaga kondusivitas, ketertiban sosial, dan keamanan. Kalau perlu, koordinasikan dengan pusat," katanya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel ini diolah dari: TribunCirebon.com , Tribun-Video.com, dan Tribunpriangan.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved