Berita Nasional Terkini

Blak-blakan Eks Aktivis NII 1996 Bongkar Doktrin Panji Gumilang Rekrut Santri Ponpes Al-Zaytun

Blak-blakan Ees Aktivis NII bongkar doktrin Panji Gumilang rekrut santri Ponpes Al-Zaytun.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang . Blak-blakan Ees Aktivis NII bongkar doktrin Panji Gumilang rekrut santri Ponpes Al-Zaytun. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Panji Gumilang dan Ponpes Al-Zaytun terkini.

Blak-blakan mantan aktivis NII bongkar doktrin Panji Gumilang rekrut santri Ponpes Al-Zaytun.

Adalah Sukanto, mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII).

Menurutnya Ponpes Al-Zaytun memang ada kaitannya dengan gerakan NII.

Diketahui Sukanto merupakan aktivis NII pada 1996 hingga 2001.

Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: Terjawab Nasib Panji Gumilang Hari Ini, Penuhi Panggilan Bareskrim, UAS dan Habib Luthfi Saksi Ahli

Hal tersebut diungkap oleh Sukanto dikutip dari surat kabar Kompas edisi 6 Mei 2011.

Gerakan tersebut memang menargetkan kelompok tertentu untuk direkrut menjadi anggotanya.

Dalam perekrutan itu, calon anggota akan dirayu buat mengikuti ajakan diskusi atau kegiatan lain.

Setelah berhasil, para perekrut kemudian akan melakukan indoktrinasi kepada calon anggota.

Doktrin yang selalu ditanamkan adalah perpindahan atau hijrah dari warga negara Indonesia menjadi warga NII.

Baca juga: Profil Panji Gumilang, Pernah Dibui Kasus Pemalsuan Dokumen dan Pecat Ratusan Guru Ponpes Al-Zaytun

Menurut Sukanto terdapat berbagai macam alur perekrutan NII.

Untuk kalangan mahasiswa, mereka akan didekati oleh perekrut yang juga bersikap selayaknya mahasiswa.

Cara perekrut menyampaikan ajakan kepada calon anggota adalah dengan menceritakan idealisme tentang kebesaran sejarah ilmu Islam.

Proses itu berjalan berkali-kali hingga pergaulan sang target diisolasi sehingga mudah diindoktrinasi.

Sukanto mengatakan, Al-Zaytun disebut-sebut merupakan pusat kaderisasi gerakan NII KW 9.

Bahkan menurut dia, sepertiga santri di pondok pesantren itu merupakan anak dari warga NII. Lantas dua pertiganya adalah siswa dari kalangan umum.

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Baca juga: Ustadz Abdul Somad, UAH, dan Habib Luthfi Bakal jadi Saksi Ahli Kasus Panji Gumilang Al Zaytun

Namun, santri baru mendapat doktrin mengenai ajaran NII pada jenjang kelas tiga.

Lahan perekrutan calon anggota NII yang sebenarnya terjadi di tingkat universitas atau saat calon anggota berstatus mahasiswa.

Sukanto mengatakan, calon kader NII bisa tersebar di seluruh Indonesia untuk berkuliah dan membuat cabang baru.

Modus serupa juga digunakan Yayasan Pondok Pesantren Indonesia (YPI).

YPI merekrut anak sekolah dasar untuk menjadi santri.

Meski gurunya 98 persen anggota NII, namun sama sekali sekolah tersebut tak disebut-sebut soal gerakan tersebut. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved