Berita Berau Terkini

Gamalis Soroti Rendahnya Partisipasi Dunia Usaha Dukung Pecepatan Penurunan Stanting di Berau

Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) se Indonesia digelar, di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) Senin (3/7/2023) kemarin.

Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Aris
HO/Pemkab Berau
Wakil Wakil Bupati Berau, Gamalis yang juga merupakan sebagai Ketua Tim TPPS Kabupaten Berau turut serta mengikuti agenda TPPS Se-Indonesia di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) Senin (3/7/2023) kemarin.(HO/Pemkab Berau) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) se-Indonesia digelar, di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) Senin (3/7/2023) kemarin.

Acara itu, sebagai wadah evaluasi capaian program percepatan penurunan stunting di daerah semester I tahun 2023 dan praktik baik percepatan penurunan stunting di daerah.

Wakil Wakil Bupati Berau, Gamalis yang juga merupakan sebagai Ketua Tim TPPS Kabupaten Berau turut serta mengikuti agenda TPPS Se-Indonesia di Sumsel tersebut.

Sebutnya, lewat temu kerja ini dapat saling bertukar wawasan dengan sejawat dari daerah - daerah lain yang telah berhasil turunkan angka stunting di daerahnya masing-masing.

Dan ditekankannya, penting himpun data yang benar dan akurat sebagai dasar penentuan program dan arah kebijakan percepatan penurunan stunting di Berau.

Baca juga: 37 Tim Ikuti Event Batu Bual Cup Ke-17, Bupati Berau: Bisa Lihat Potensi Altet Sepkbola Daerah

Sehingga kedepan sebaiknya mempersiapkan diri membuat skema berbasis data yang benar dan akurat. Karena data adalah ujung tombak bagi tim penurunan stunting di tataran desa.

"Sebagai penentu keberhasilan penuntasan stunting dan jadi dasar dalam menyusun perencanaan dan berikan intervensi terhadap kondisi stunting di Berau," ucapnya, Selasa (4/7/2023).

Orang nomor dua di Berau itu menyayangkan masih rendahnya partisipasi dunia usaha di Bumi Batiwakkal dalam upaya turut dukung program percepatan penurunan stunting.

Padahal, harus ditangani secara konvergen dan melibatkan multi sektor dan multipihak di semua tingkatan pemerintahan serta libatkan berbagai pemangku kepentingan.

Ia menyebut, sejauh ini perusahaan yang turut berperan menjadi bapak angkat bagi anak - anak stunting di Berau, hanya PT. PAMA yakni salah satu perusahaan pertambangan batubara.

Kendati demikian, ia harapkan perusahaan lain juga mengikuti untuk menjadi bapak angkat stunting dan sama-sama memberikan peran dalam menurunkan angka stunting.

Baca juga: Dispora Berau Mulai Penjaringan Paskibraka, Daerah Maratua Tidak Termasuk

Tentu saja, guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat menghadapi Indonesia Emas 2045, dengan mencapai target prevalensi stunting 14 persen di 2024.

"Ke depan akan ada bonus demografi di mana terjadi lonjakan angka usia produktif di Indonesia. Kalau kita kalah bersaing akan jadi bangsa yang tertinggal," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Utama BKKBN pusat, Tavif agus Rayanto mengatakan bahwa tujuan utama dari adanya acara ini guna meningkatkan kapasitas kelembagaan.

Dan juga sebagai wadah koordinasi percepatan penurunan stunting antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pemangku kepentingan lainnya.

Serta mengevaluasi capaian kinerja TPPS di seluruh daerah, serta penyampaian praktik baik program percepatan penurunan stunting oleh pemerintah daerah.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024, pemerintah menargetkan prevalensi stunting pada anak dibawah usia 2 tahun menjadi 14 persen.

Baca juga: Pemkab Berau Maksimalkan Sarana Penyebrangan Alternatif Selama Perbaikan Jembatan Sambaliung

"Melalui pencegahan dan penurunan stunting pada sasaran strategis ibu hamil dan anak berusia 0-23 bulan," tuturnya.

Lanjutnya, pendekatan multi sektor di berbagai tingkatan pemerintah dilaksanakan dengan melakukan pembentukan TPPS di seluruh tingkatan baik pusat, Provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.

"Maka hadirnya TPPS memiliki peranan yang penting dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia," ucapnya.

Ditambahkan Satgas Stunting Kabupaten Berau, Muhammad Sukriyadi dengan terangkan mengenai capaian indikator TPPS Berau pada Semester I tahun 2023.

Di mana, sebutnya menunjukkan persentase kampung di Berau yang meningkatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung minimal 10 persen.

Untuk percepatan penurunan stunting dari tahun sebelumnya sebesar 69 persen atau sebanyak 110 kampung dari sebelumnya 76 kampung.

Baca juga: Jembatan Sambaliung Hubungkan 6 Kecamatan di Berau, Target 4 Bulan Selesai Diperbaiki

Lalu selanjutnya, presentase keluarga anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk yang mendapatkan tata laksana gizi buruk sebesar 100 persen,

Presentase keluarga anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk yang mendapatkan tambahan asupan gizi sebesar 91 persen,

"Dan presentase balita 0-59 bulan dengan berat badan dan panjang/tinggi badan sesuai standar sebesar 81,2 persen," ujarnya.

Capaian beberapa indikator ini, lanjut Sukriyadi menunjukkan kinerja TPPS Berau sejauh ini tunjukkan hasil positif dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Berau

"Sekaligus menjadi sumbangsih bagi tujuan pemerintah yang menargetkan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved