Kabar Artis

Biodata Cak Nun Pemimpin Jemaah Maiyah yang Alami Pendarahan Otak, Novia Kolopaking Mohon Doa

Biodata Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun atau Mbah Nun, pemimpin Jemaah Maiyah.

SURYAMALANG.COM/Sofyan Arif Candra
Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun - Biodata Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun atau Mbah Nun, pemimpin Jemaah Maiyah. 

Juga seorang pemimpin masyarakat yang menjadi tempat bertanya dan mengadu tentang masalah yang masyarakat hadapi. Begitu juga ibunya menjadi panutan warga yang memberikan rasa aman dan banyak membantu masyarakat.

Dalam ingatan Cak Nun, ketika ia kecil sering diajak ibunya mengunjungi para tetangga, menanyakan keadaan mereka.

Apakah mereka bisa makan dan menyekolahkan anak. Pengalaman ini membentuk kesadaran dan sikap sosialnya yang didasarkan nilai-nilai Islam.

Bahwa menolong sesama manusia dari kemiskinan dan membuat mereka mampu berfungsi sebagai manusia seutuhnya, merupakan kunci dalam Islam. Kakak tertuanya, yaitu Ahmad Fuad Effendi, adalah anggota Dewan Pembina King Abdullah bin Abdul Aziz International Center For Arabic Language (KAICAL) Saudi Arabia selama dua periode (2013-2019).

Paman Cak Nun, adik ayahnya, yaitu almarhum K.H. Hasyim Latief,seorang pendiri Pertanu (Persatuan Tani dan Nelayan NU), ketua PWNU Jawa Timur, wakil Ketua PBNU, wakil Rais Syuriah PBNU, dan Mustasyar PBNU yang mendirikan Yayasan Pendidikan Maarif (YPM) di Sepanjang, Sidoarjo.'

Dari garis ayah, Cak Nun bersaudara dengan aktivis masyarakat miskin kota Wardah Hafidz dan eks wakil bupati Jombang Ali Fikri yang masih sepupu ayah Cak Nun.

Dari garis ayahnya ini, kakek buyut Cak Nun, yaitu Kyai Imam Zahid, adalah murid Syaikhona Kholil Bangkalan bersama dengan K.H. Hasyim Asyari, K.H. Ahmad Dahlan, dan K.H. Romly Tamim.

Pendidikan formal Cak Nun dimulai dari Sekolah Dasar di desanya. Karena semenjak kecil ia sangat peka atas segala bentuk ketidakadilan, ia sempat dianggap bermasalah oleh para guru karena memprotes dan menendang guru yang dianggapnya tak berlaku adil.

Suatu ketika ada guru terlambat mengajar, dan Cak Nun memprotesnya. Karena sebelumnya Cak Nun pernah terlambat masuk sekolah dan dihukum berdiri di depan kelas sampai pelajaran usai.

Hukuman itu ia jalani sebagai konsekuensi kesalahannya dan itu merupakan aturan sekolah. Maka tatkala ada guru terlambat, menurut Cak Nun aturan yang sama harus diberlakukan. Dan ujungnya, ia keluar dari SD yang dianggapnya menerapkan aturan yang tidak adil itu.

Kemudian oleh ayahnya, Cak Nun dikirim ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Pada masa tahun ketiganya di Gontor, ia sempat menggugat kebijakan pihak keamanan Pondok yang dianggapnya tidak berlaku adil. Ia pun memimpin “demonstrasi” bersama santri-santri lain sebagai bentuk protes.

Namun protes itu berujung pada dikeluarkannya Cak Nun dari Pondok. Meskipun hanya 2,5 tahun di sana, Gontor memberikan kesan mendalam baginya. Budaya santri mengakar kuat dalam dirinya sehingga ia memiliki disiplin pesantren.

Kemudian Cak Nun pindah ke Yogyakarta melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah 4. Selanjutnya ia juga tamat SMA Muhammadiyah 1 bersama dengan teman karibnya, Busyro Muqoddas. Usai SMA, ia diterima di Fakultas Ekonomi UGM.

Di “kampus biru” ini, ia bertahan hanya satu semester, atau tepatnya empat bulan saja. Sebenarnya ia juga diterima di Fakultas Filsafat UGM namun tidak mendaftar ulang.

Istrinya, Novia Kolopaking, dikenal sebagai seniman film, panggung, serta penyanyi.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved