Berita Berau Terkini

Sri Juniarsih Mas Minta Dokter Spesialis di RSUD Abdul Rivai Berau Tambah Jam Kerja

Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menginstruksikan RSUD Abdul Rivai, Berau, Kalimantan Timur untuk menambah jam kerja

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Pelayanan RSUD Abdul Rivai pada 5 hari kerja untuk antrian dokter spesialis. Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menginstruksikan RSUD Abdul Rivai, Berau, Kalimantan Timur untuk menambah jam kerja praktek dokter spesialis, Jumat (21/7/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menginstruksikan RSUD Abdul Rivai, Berau, Kalimantan Timur untuk menambah jam kerja praktek dokter spesialis.

Bupati Sri Juniarsih Mas meminta langsung hal itu kepada pihak rumah sakit untuk menindaklanjuti hal tersebut.

“Saya tau kalau dokter punya kehidupan pribadi, tapi melayani segenap hati jauh lebih baik,” tegasnya kepada TribunKaltim.co, Jumat (21/7/2023).

Sementara itu Direktur Rumah Sakit Abdul Rivai, Jusram menjelaskan sejauh ini dokter spesialis memang hanya bekerja selama 5 hari.

Baca juga: Berau Sabet 3 Anugerah Paritrana Award Kaltim, Sri Juniarsih Jamin Perlindungan Sosial

“Sebelumnya memang pernah 6 hari kerja tapi dikurangi,” tegasnya.

Jusram menegaskan tidak bisa langsung memberikan jawaban atas lermintaan Bupati. Tetapi harus mempertimbangkan dengan pihak yang bersangkutab terlebih dahulu.

Sementara itu, disinggung mengenai ketersediaan dokter spesialis, diakuinya sudah terpenuhi untun beberapa yang sangat penting.

Kewajiban yang harus terpenuhi yakni memiliki dokter spesialis kandungan, anak, bedah dan penyakit dalam. Semuanya, sudah terpenuhi. Walaupun jumlahnya tidak banyak, tidak ada sampai 5 orang per bidangnya.

Baca juga: Pengembangan Bangunan RSUD Abdul Rivai Berau Ditarget Selesai di 2024

Sejauh ini, memang pihaknya masih mencari dokter spesialis yang berminat.

Kendati begitu, Jusram membeberkan bahwa ada beberapa kendala untuk perekrutan tenaga spesialis.

Hal yang paling utama yakni sulitnya akses transportasi Berau. Kebanyakan dokter yang bukan berasal dari Berau, kurang berminat dengan sulitnya akses masuk Berau.

Contoh, jumlah pesawat yang terbatas, dan harga yang tidak murah.

Sementara untuk spesialis anastesi mempertimbangkan keberadaan rumah sakit per daerah. Sebab, anastesi tidak membuka praktek sendiri, jadi hanya mengandalkan kerja di rumah sakit.

Baca juga: RSUD Abdul Rivai Kini Punya Poliklinik Jantung, Menyusul Neurologi dan Gizi Klinik

“Anastesi kan tidak praktek, jadi di Berau kurang diminati karena RS nya hanya satu,” tegasnya.

Walaupun, pihaknya juga memberi insentif daerah kepada dokter spesialis.

Kendati begitu, pihaknya tetap berusaha untuk meningkatkan layanan masyarakat di Kabupaten Berau. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved