Amalan dan Doa

3 Hari Lagi Puasa Asyura 10 Muharram 1445 H, Keutamaan Mengerjakannya Menurut Ustaz Adi Hidayat

3 Hari Lagi Puasa Asyura 10 Muharram 1445 H, Keutamaan Mengerjakannya Menurut Ustaz Adi Hidayat

Editor: Nur Pratama
Tribunkaltim.co
Ilustrasi Puasa Asyura. 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada'i sunnatit taasuu'aa sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa Tasu'a, sunnah karena Allah Ta’ala

Niat Puasa Asyura (10 Muharram)

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: Saya niat puasa Asyura, sunah karena Allah Ta’ala

Ustadz Adi Hidayat menceritakan Nabi Muhammad SAW sewaktu berada di Madinah menyaksikan orang-orang Yahudi melaksanakan ibadah puasa. Nabi SAW pun mengkonfirmasi kebiasaan puasa kaum tersebut yang bertepatan dengan tanggal 10 di bulan Muharram.

"Kebiasaan puasa kaum Yahudi itu sesuai dengan tanggal Puasa Asyura yang ditunaikan di hari ke-10 di bulan Muharram. Nabi bertanya kepada para sahabat dan kaum Yahudi saat itu, kaum Yahudi menjawab mereka melakukan puasa untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada Musa AS dan pengikut beliau dari kekejaman Fir'aun laknatullah," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Kaum Yahudi menyatakan tanggal 10 Muharram adalah waktu yang baik sebab Allah telah menyelamatkan Nabi Musa As dan Bani Israil.

Kemudian Rasulullah SAW pun menanggapi, dirinya lebih berhak melestarikan dan menyempurnakan syariat-syariat Nabi Musa AS.

Nabi Muhammad SAW memberikan contoh kepada para sahabat untuk menerapkan puasa sebagai syukur kepada Allah SWT atas perlindungan Allah kepada Nabi Musa dan kaumnya di masa lampau.

Tak hanya saat itu, Nabi SAW juga mencontohkan puasa tersebut rutin dilakukan di tahun-tahun berikutnya yang dikenal dengan puasa Asyura bertepatan 10 Muharram. Hadist ini diriwayatkan Imam Al-Bukhari.

"Hadits ini setidaknya mengkonfirmasi tiga hal yang menjadi keistimewaan serta dapat kita raih hikmahnya, serta dapat melestarikan hukum yang ada di dalamnya, pertama saya lebih berhak melestarikan syariat Nabi Musa AS, hal ini menunjukkan syariat yang dibawa nabi mulai dari Nabi Adam AS bersumber dari Tuhan yang sama," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Syariat itu menimbulkan ketundukkan dan kepatuhan dan menciptakan kedamaian yang disebut Islam. Maka dari itu sejak Nabi Adam AS hingga nabi Muhammad SAW membawa risalah yang sama, diin yang sama yaitu syariat Allah SWT.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved