Berita Berau Terkini
Cegah Stunting di Berau, Ibu Hamil Harus Rutin Periksa Kehamilan
Sejauh ini sebanyak 21 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Kabupaten Berau telah memiliki 2D Ultrasonografi
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Penanganan kasus stunting di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur perlu ditangani dari hilir hingga ke hulu.
Demikian diungkapkan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Suhartini kepada TribunKaltim.co pada Selasa (25/7/2023).
Dia menyatakan, hal ini agar mampu mengejar target penurunan stunting secara nasional yakni 14 persen.
Disebutkan Suhartini, salah satunya yakni kesehatan ibu hamil.
Baca juga: Cara Turunkan Stunting Melalui Gerakan Remaja Putri Konsumsi Tablet Tambah Darah di Berau
Diharapkan secara rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di tiga bulan pertama. Karena merupakan masa pembentukan organ.
“Kita harap ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan di awal kehamilan bulan pertama hingga ketiga dimana itu adalah masa pembentukan organ,“ ujarnya.
Sejauh ini sebanyak 21 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Kabupaten Berau telah memiliki 2D Ultrasonografi (USG), kecuali PKM Long Boi.
Diharapkan para ibu hamil dapat memeriksakan diri untuk mendeteksi dini. Sehingga bisa dimitigasi semua kemungkinan.
Baca juga: Atikoh Ganjar Gandeng Women Movement Cegah Stunting dan Mental Disorder
Selain itu, untuk persalinan di semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) sudah terdapat Rumah Tunggu yang akan melayani ibu hamil yang akan melahirkan dilengkapi dengan aturan makan dan minum tanpa dipungut biaya.
Saat ini, sudah ada 3 Rumah Tunggu di Berau. Yakni di deket RSUD ada 1 unit, di Talisayan dan di Batu Putih ada 1 unit.
“Setelah anak lahir, kita mengharapkan persalinan di fasyankes, di inisiasi penyusuan dini akhirnya ibunya bisa memberikan asi eksklusif,” jelasnya.
Targetnya Bisa Turun
Diungkapkannya, angka stunting di Berau sendiri masih di 21,6 Persen.
Ditargetkan bisa turun mengikuti target nasional pada 2024 mendatang sebesar 14 persen saja.

“Kalau ini dibiarkan bisa menjadi gizi kurang, berat badan tidak sesuai lebih parah lagi gizi buruk dan stunting,” ujarnya.
Suhartini berharap masyarakat bisa menyadari pentingnya pencegahan stunting sejak usia remaja. Sehingga, hal ini bisa memutus mata rantai kelahiran stunting di Berau. (*)
PWI Berau Dukung Program Pengarustamaan Gender di Bumi Batiwakkal |
![]() |
---|
Bupati Berau Sri Juniarsih Sebut Pemangkasan Dana Pusat Hanya 30 Persen |
![]() |
---|
Karya Lukis Penyandang Disabilitas Berau Pukau Pengunjung Pameran Merayakan Kita |
![]() |
---|
DPRD Dorong Bupati Berau Sri Juniarsih Mas Evaluasi Kinerja Organisasi Perangkat Daerah |
![]() |
---|
Dinkes Berau Lakukan Evaluasi Menyeluruh, Bupati Tegaskan Pelayanan Harus Adil Tanpa Diskriminasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.