Berita Berau Terkini

Cegah Stunting di Berau, Ibu Hamil Harus Rutin Periksa Kehamilan

Sejauh ini sebanyak 21 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Kabupaten Berau telah memiliki 2D Ultrasonografi

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Suhartini menegaskan, penanganan kasus stunting di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur perlu ditangani dari hilir hingga ke hulu, Selasa (26/7/2023).  

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Penanganan kasus stunting di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur perlu ditangani dari hilir hingga ke hulu.

Demikian diungkapkan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Suhartini kepada TribunKaltim.co pada Selasa (25/7/2023). 

Dia menyatakan, hal ini agar mampu mengejar target penurunan stunting secara nasional yakni 14 persen.

Disebutkan Suhartini, salah satunya yakni kesehatan ibu hamil.

Baca juga: Cara Turunkan Stunting Melalui Gerakan Remaja Putri Konsumsi Tablet Tambah Darah di Berau

Diharapkan secara rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di tiga bulan pertama. Karena merupakan masa pembentukan organ.

“Kita harap ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan di awal kehamilan bulan pertama hingga ketiga dimana itu adalah masa pembentukan organ,“ ujarnya.

Sejauh ini sebanyak 21 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Kabupaten Berau telah memiliki 2D Ultrasonografi (USG), kecuali PKM Long Boi.

Diharapkan para ibu hamil dapat memeriksakan diri untuk mendeteksi dini. Sehingga bisa dimitigasi semua kemungkinan.

Baca juga: Atikoh Ganjar Gandeng Women Movement Cegah Stunting dan Mental Disorder

Selain itu, untuk persalinan di semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) sudah terdapat Rumah Tunggu yang akan melayani ibu hamil yang akan melahirkan dilengkapi dengan aturan makan dan minum tanpa dipungut biaya.

Saat ini, sudah ada 3 Rumah Tunggu di Berau. Yakni di deket RSUD ada 1 unit, di Talisayan dan di Batu Putih ada 1 unit.

“Setelah anak lahir, kita mengharapkan persalinan di fasyankes, di inisiasi penyusuan dini akhirnya ibunya bisa memberikan asi eksklusif,” jelasnya.

Targetnya Bisa Turun

Diungkapkannya, angka stunting di Berau sendiri masih di 21,6 Persen.

Ditargetkan bisa turun mengikuti target nasional pada 2024 mendatang sebesar 14 persen saja.

Ilustrasi bayi dalam janin butuh asupan protein demi kesehatan dan tidak lahir stunting.
Ilustrasi bayi dalam janin butuh asupan protein demi kesehatan dan tidak lahir stunting. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

“Kalau ini dibiarkan bisa menjadi gizi kurang, berat badan tidak sesuai lebih parah lagi gizi buruk dan stunting,” ujarnya.

Suhartini berharap masyarakat bisa menyadari pentingnya pencegahan stunting sejak usia remaja. Sehingga, hal ini bisa memutus mata rantai kelahiran stunting di Berau(*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved