Protes Harga Tiket Pesawat

Cerita Mahasiswa Berau Tempuh 12 Jam Perjalanan ke Berau Melalui Darat Akibat Tiket Pesawat Mahal

Dampak dari mahalnya harga tiket pesawat juga dirasakan mahasiswa asal Kabupaten Berau bernama Shafiq Tahir (25).

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Mahasiswa asal Kabupaten Berau bernama Shafiq Tahir (25) ikut dalam aksi Keluarga Pelajar Mahasiswa Kabupaten Berau (KPMKB) di depan gerbang masuk Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda, Kamis (27/7/2023), ia bercerita dampak mahalnya tiket pesawat sehingga ia sempat tak bisa pulang saat Lebaran. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dampak dari mahalnya harga tiket pesawat juga dirasakan mahasiswa asal Kabupaten Berau bernama Shafiq Tahir (25).

Pelajar asal Berau, asli Kecamatan Segah ini ikut dalam aksi di depan Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (27/7/2023).

Ia ikut gerah dengan mahalnya tiket pesawat, sehingga harus menempuh jalur darat yang memakan waktu 14 sampai 16 jam lamanya jika menggunakan roda empat, tepatnya travel.

"Seharian kalau lewat darat. Nah yang pasti mahal (menggunakan pesawat), kita gunakan akses udara salah satunya karena cepat," ujarnya ditemui.

Kadang Shafiq menaiki motornya dan sangat beresiko saat ada diperjalanan.

Ia bercerita sekitar 12 jam lamanya jika Samarinda-Berau melalui setidaknya jalur poros antar Kabupaten/Kota.

Terkadang ia berboncengan bersama adiknya yang sama-sama kuliah di Kota Samarinda.

Baca juga: Pengamat Menilai Pemprov dan Pemkab Bisa Intervensi soal Tiket Mahal serta Perbaikan Jalan

"12 jam pakai motor, kendalanya kayak rusak motor (mogok), putus rantai, tetap memakan waktu lama dan risiko di perjalanan kan. Kadang goncengan sama adik, dua-duanya kuliah disini, satu adik saya naik travel satunya sama saya pakai motor," ungkapnya.

Pemuda yang tinggal di Asrama Berau Kota Samarinda ini, selama masa kuliah juga sempat merasakan tak bisa pulang ketika Lebaran, lantaran melambungnya harga tiket pesawat ke Berau.

Momen itu terjadi pada Idul Fitri tahun ini, ketika tiket pesawat dari Balikpapan-Berau atau Samarinda-Berau mencapai Rp 1,8 juta.

"Baru-baru ini waktu lebaran tidak sempat pulang, mau tidak mau tidak bisa pulang, mau pulang resiko besar naik motor. Ayah saya karyawan swasta biasa, cukup mahal untuk menanggung pulang saya dan adik-adik," kata Shafiq.

Ia sempat mengatakan tiket pesawat ke Berau melalui Balikpapan atau Samarinda cukup terjangkau, namun saat ini sekarang sudah mahal.

Demo yang diikutinya bukan hanya untuk mengutarakan aspirasi pribadi saja.

Baca juga: Satu Jam Berlalu, Api yang Melahap Sejumlah Rumah di Jalan KS Tubun Dalam Samarinda Dapat Dikuasai

Selain buat para pelajar, warga perantau, yang harus pulang ke daerahnya masing-masing juga menjerit akibat tiket yang terlampau mahal.

"Harga tiket belum tentu nutupin dengan UMP yang pekerja di Berau terima. Terkadang sering sekali dalam keadaan darurat, tetap pulang tapi ya terpaksa melalui darat walau resiko besar karena jalan yang dilalui tak semua mulus serta ada penerangan jalan," pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved