Pemancing di Samarinda Tenggelam

Fisherman di Samarinda Tuding Korban Tenggelam di Pulau Atas, Diduga Bukan Pemancing

Yakni tenggelamnya Agus Suryanto (51) di Perairan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa 25 Juli

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Deretan kapal kelotok milik para pemancing di perairan Pulau Atas Samarinda. Kapal-kapal ini berbeda dengan perahu ketinting yang sering berlalu-lalang di perairan Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Para pemancing atau fishermen di Kota Samarinda, Kalimantan Timur terkait adanya kasus orang tenggelam di perairan Pulau Atas Samarinda

Yakni tenggelamnya Agus Suryanto (51) di Perairan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa 25 Juli 2023 lalu.

Dalam laporan pihak keluarga saat itu, Agus tenggelam di perairan tersebut saat pulang memancing menggunakan perahu ketintingnya pada pukul 02.00 Wita.

Namun laporan tersebut rupanya membuat para pemancing yang berada di perairan itu meradang.

Baca juga: Drama Evakuasi Jasad Pemancing yang Tenggelam di Perairan Pulau Atas Samarinda

Pasalnya menurut mereka, dalam setiap kejadian orang tenggelam menggunakan ketinting akan dikatakan sebagai pemancing.

"Padahal yang kami tahu, yang tenggelam kadang pencuri barang-barang di kapal, pencuri batu bara atau preman," beber Jamal (48) salah seorang fisherman di Perairan Pulau Atas, Samarinda

Ia mengatakan, laporan yang selalu mengatasnamakan pemancing itu berimbas kepada mereka yang memang menyewakan kapal untuk para fisherman.

"Orang jadinya pada takut menyewa kapal kita buat pergi memancing ataupun menyeberang," ucapnya.

Bukan Pakai Ketinting

Ia bersama juragan kapal lainnya menegaskan, kapal yang digunakan untuk nelayan melaut bukanlah ketinting atau yang digunakan oleh Agus di hari nahas tersebut.

Tetapi kapal yang mereka gunakan untuk memancing berjenis kelotok, tahan gelombang dan dilengkapi alat penyelamatan diri di air.

"Kalau ketinting itu cuma bisa digunakan untuk mengantar sayur, ikan atau menjemput ABK yang mau naik ataupun turun kapal," bebernya.

Baca juga: Kronologi Tenggelamnya Seorang Pemancing di Pulau Atas Samarinda

Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar kepolisian lebih bijak dalam menerima laporan saat ada kejadian perahu ketinting terbalik dan mengatasnamakan diri sebagai pemancing.

Sebab ungkapnya, saat ini sangat banyak pencuri di perairan yang selalu menggunakan perahu ketinting untuk beraksi.

Ia mengungkap ada tiga kelompok yang mereka tahu. Yakni adalah:

- Kelompok bandit Harapan Baru;

- Bandit Pulau Balik Buaya;

- dan Bandit Mangkupalas-Samarinda Seberang.

"Hasil pencuriannya dijual di Mangkupalas. Itu nyata. Coba polisi selidiki," tegasnya.

Mereka mengungkap, biasanya para pencuri di bilangan perairan itu akan beraksi pada pukul 03.00 Wita sampai waktu salat subuh.

"Ngambil alkon, perahu, tali ataupun besi-besi. Sekali kecurian kami rugi belasan sampai puluhan juta," beber Achmad yang berada di sebelah Jamal.

Dengan kenyataan itu, para pemilik kapal ini berharap agar kepolisian dari KP3 Samarinda dan Polairud bisa meningkatkan patroli di perairan.

"Kami menghargai aparat penegak hukum. Makanya tidak main hakim sendiri," ujarnya.

"Kalau mau menindak sendiri kami sanggup. Tapi kita kan negara hukum," ujar Achmad.

"Intinya kami pemancing tidak terima, sedikit-sedikit ada kejadian pasti dibilang pemancing," ungkapnya.

"Padahal kami menjalankan hobi dengan perhitungan waktu dan tingkat keamanan yang matang," pungkasnya.

Drama Evakuasi Jasad

Berita sebelumnya. Dua hari dilakukan pencarian, Agus Suryanto (51) yang tenggelam di Perairan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda akhirnya ditemukan, Rabu (26/7/2023).

Namun ditemukannya korban dipenuhi dengan drama antara keluarga korban, Basarnas dan relawan Samarinda.

Kala itu tanpa sepengetahuan tim SAR, rupanya jasad korban sudah ditemukan pihak keluarga sedari pukul 15.00 Wita.

Baca juga: Tewasnya Pemancing di Lubang Tambang, Akademisi Hukum Samarinda: Perusahaan Harus Bertanggungjawab

Namun tanpa berkoordinasi, pihak keluarga langsung membawa pulang jasad korban ke rumah duka yang berada di kawasan Desa Balik Buaya, Kecamatan Palaran, Samarinda.

Padahal pada Pukul 15.20 Wita, Tim SAR gabungan sempat mencari informasi ke lima perahu ketinting yang ditumpangi keluarga korban.

Namun, para penumpang dari lima ketinting itu tak ada yang mengaku bahwa jasad telah ditemukan.

Bertepatan dengan itu, tim SAR gabungan melihat ada 1 ketinting yang menjauh dengan cepat dari lokasi pencarian.

Beruntung sejumlah relawan yang juga tengah melakukan pencarian melihat dan mengikuti ketinting itu hingga ke Pulau Balik Buaya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pria Paruh Baya Dikabarkan Tenggelam Saat Memancing di Perairan Pulau Atas Samarinda

"Pas sampai, ternyata ada jasad korban di situ. Kita juga tahunya pada pukul 16.10 Wita," bebernya.

"Setelah dilakukan pendekatan, keluarga korban mengaku panik dan tidak ingin apabila jasad korban harus dibawa ke rumah sakit," imbu Riqi.

Sejumlah warga dan relawan lakukan pencarian terhadap seorang pemancing yang dinyatakan tenggelam di Perairan Pulau Atas Samarinda, Selasa (25/7/2023). TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Sejumlah warga dan relawan lakukan pencarian terhadap seorang pemancing yang dinyatakan tenggelam di Perairan Pulau Atas Samarinda, Selasa (25/7/2023). (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Ia melanjutkan, menurut penjelasan pihak keluarga, tubuh korban ditemukan mengambang di dasar Sungai Mahakam sejauh 15 meter dari titik tenggelam awal.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Polsek Palaran dan permasalahannya sudah selesai," ujarnya.

"Dengan begitu, operasi SAR di Perairan Pulau Atas Samarinda telah kami tutup sore tadi," pungkas Riqi Efendi. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved