Berita Nasional Terkini
Babak Baru Kasus Subang! ATS Ungkap Sikapnya Bila Danu jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak
Hampir 2 tahun berlalu, pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenal dengan kasus Subang masih terus menjadi sorotan.
TRIBUNKALTIM.CO - Hampir 2 tahun berlalu, pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenal dengan kasus Subang masih terus menjadi sorotan.
Siapa pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, di Subang, Jawa Barat yang ditemukan tewas mengenaskan di bagasi mobil Alphard masih belum terungkap.
Kabar terbaru, Kuasa Hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo (ATS) mengungkap hal mengejutkan.
Bila biasanya keukeuh Danu tak terlibat, maka kali ini sikap ATS sedikit berubah.
Baca juga: Kisah Dokter Hastry Didatangi Korban Kasus Subang di Mimpi, Putuskan Autopsi Karena Dapat Petunjuk
Hal ini terungkap dalam sebuah video berjudul MENGEJUTKAN! SAKSI DANU T3RSANGKA|| INI YANG DILAKUKAN ACHMAD TAUFAN yang diunggah di kanal YouTube Subang Hijau, Rabu (2/3/2023).
Dalam video, ATS memastikan bahwa hingga saat ini, dia dan tim masih menjadi Penasihat Hukum Danu.
Sejauh ini, kata ATS, Danu memang mengaku tidak terlibat atau menjadi bagian dari kasus pembunuhan ibu dan anak tersebut.
Namun bila akhirnya penelusuran Polisi berkata lain, ATS memastikan bahwa dia dan timnya akan tetap membela Danu.
"Seandainya, ternyata hasil penyelidikan Danu adalah bagian dari pelaku, ya kami akan tetap secara profesional, tanggungjawab kami sebagai lawyer, siapapun yang mengalami permasalahan hukum dan tuntutannya di atas 5 tahun, itu sebenarnya ada aturan Undang-undang yang ada di Indonesia, wajib untuk didampingi oleh Kuasa Hukum.," kata ATS.
Perlu diketahui juga, kata ATS, membela di sini bukan berarti mempertahankan Danu tidak bersalah, tapi membela haknya sebagai manusia yang berhak mendapatkan pendampingan hukum.
"Jadi bukan artinya, ketika seandainya Danu sebagai tersangka kami akan membela mati-matian agar dia tidak tersangka. Kalau memang ternyata Danu adalah pelaku dan kita konfirmasi ke beliau, beliau baru jujur, ya kami tetap secara normatif sebagai kuasa hukum yang membela haknya sebagai manusia. Tetapi masalah hukumnya, kita tetap akan pembuktian di pengadilan," kata ATS.
Selengkapnya bisa dilihat di SINI

Polisi kembali periksa saksi
Jenazah Tuti dan Amalia ditemukan mengenaskan di dalam mobil Alphard di depan rumahnya di Jalan Cagak, Subang, pada 18 Agustus 2021 lalu.
Hingga kini di tahun 2023, nyaris hampir dua tahun berlalu, pembunuh Tuti dan Amalia belum diketahui.
Kini kelanjutan kasus pembunuhan Subang terkuak, bahkan ada pihak yang panik rahasia terkuak.
Sempat disebut-sebut membuat penyidik pesimis, akhirnya pada pertengahan tahun 2023, kasus Subang kembali disorot kepolisian.
Dikabarkan oleh Kepala Desa Jalan Cagak, Indra Zainal, ada saksi yang kembali diperiksa penyidik Polda Jabar.
Melansir TribunnewsBogor.com, hal itu disampaikan Indra Zainal dalam tayangan di kanal YouTube-nya.
Sosok yang menjadi saksi terbaru tersebut adalah Dedi, mantan pegawai Yayasan Bina Prestasi Nasional milik korban dan suaminya, Yosef.
Sebelum diperiksa penyidik, Dedi nyatanya telah berkali-kali diminta keterangan.
Namun entah kenapa pada Rabu (1/8/2023), Dedi kembali diperiksa.
Terkait pemeriksaannya tersebut, Dedi sempat bercerita kepada Indra Zainal terkait yayasan.
Cerita perihal yayasan milik Yosef dan mendiang Tuti itu pun sempat diurai Dedi dalam kanal YouTube Yahya Mohammed.
Dedi yang mengenakan topi dan baju abu-abu pun mengungkap sosok yang ketakutan ditanya soal kasus Subang.
Baca juga: Punya Alat Canggih dan SDM Mumpuni, Pakar Hukum Heran Polda Jabar Tak Bisa Tuntaskan Kasus Subang
Ya, ternyata ada yang diam-diam ketakutan saat disinggung kasus pembunuhan keji tersebut.
Bukan kerabat, suami atau anak-anak, sosok yang ketar-ketir tersebut adalah Wahyu, mantan kepala sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Diceritakan Dedi, Wahyu sejatinya masih menjabat sebagai kepala sekolah setelah peristiwa pembunuhan Tuti dan Amalia.
Pun saat pencarian dana BOS untuk sekolah, Wahyu masih jadi penanggung jawab.
Namun pada Oktober 2021, usai dua bulan pembunuhan, gelagat Wahyu terlihat aneh.
Yakni pada saat hendak mencairkan dana BOS, Wahyu tak mau didampingi Dedi dan Yosef selaku pemilik yayasan dan suami almarhum Tuti.
"Dulu pernah mau pencarian sama Wahyu, itu enggak mau sama saya sama Yosef, dia pengin sama anggota (kepolisian)."
"Pas pencarian dijemput (oleh pihak kepolisian), dalam rangka pencairan BJB itu," ujar Dedi.
Padahal kala itu Dedi hendak menerima dana BOS sebesar Rp77 juta untuk SMK, dan Rp51 juta untuk SMP.
Atas perilakunya tersebut, Wahyu sempat curhat ke Dedi.
Bahwa ia takut rahasia yayasan terbongkar gara-gara kasus pembunuhan tersebut.
"Wahyu sempat takut sama media, takut ditanya-tanya."
"Waktu saya ngobrol sama Wahyu, kemungkinan dari yayasan takut terbongkar, kan dia tanda tangan apa-apa."
"Misalnya pembunuhan, nyangkutnya dari yayasan. Takutnya gitu kata Wahyu," pungkas Dedi.
"Waktu BAP juga (Wahyu) langsung sakit, enggak kuat mental, sempat izin kan dulu hilang katanya," sambungnya.
Bahkan usai dua tahun berlalu, Wahyu masih ketakutan hingga sekarang.
Hal itu lantas membuat Dedi curiga.
"Sering ketemu, kemarin juga dia mau kerja. Saya kan gini 'Hei, hei', dia malah lari cepat, ngegas," ucap Dedi.
"Ada bahasa Pak Wahyu takut motifnya yayasan, apa Wahyu tahu motifnya yayasan?" tanya pemilik YouTube Yahya Mohammed.
"Kayaknya tahu. Dulu pernah ngomong gitu. Soalnya takut yayasan itu diperiksa," kata Dedi.
Untuk diketahui, sosok Wahyu juga sempat dicurigai terkait kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.
Baca juga: Bisa Main Golf Setiap Hari, Terkuak Siapa Sebenarnya Yosef Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Hal itu lantaran Wahyu kepergok memantau kondisi TKP setelah insiden pembunuhan.
Wahyu bersama dua orang lainnya, Kosasih dan Opik, memantau kondisi TKP dari depan SMA 1 Jalan Cagak.
Sebelumnya Polda Jabar membuka hotline khusus sebagai salah satu upaya mengungkap misteri pembunuhan tersebut.
Kabidhumas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, masyarakat bisa menghubungi nomor 0822-4646-9946 untuk memberikan informasi terkait kasus tersebut.
Nomor tersebut terhubung langsung dengan anggota di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar.
"Memang berbagai langkah yang kita lakukan, spirit yang sama mengungkap secepatnya perkara ini," ujar Ibrahim Tompo pada Sabtu (20/5/2023).
Hingga saat ini, kata dia, sudah ada 124 orang saksi yang diperiksa dan terus bertambah, seiring dengan penyelidikan yang sedang dilakukan.
"Penerapan seseorang sebagai tersangka itu mempunyai pertanggungjawaban hukum."
"Sehingga penyidik tidak boleh gegabah menetapkan seseorang sebagai tersangka," katanya, mengutip Tribun Jabar.
Selain memeriksa saksi, pihaknya juga telah memeriksa 49 sampel DNA dari sejumlah saksi terkait kasus ini.
Namun dari pemeriksaan tersebut, belum ada DNA yang identik.
"Posisi pada saat sekarang dari sekian banyak pemeriksaan labfor semua masih berstatus non-identik," ucapnya, seperti dilansir TribunJatim.com di artikel berjudul Kelanjutan Kasus Pembunuhan Ibu & Anak di Subang, Ada yang Panik Rahasia Dikuak: Kayaknya Tahu.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.