Video Viral

Sesumbar Anak Buah Putin, Senjata Usang Rusia Lebih Hebat dari Artileri Canggih NATO

Sesumbar anak buah Vladimir Putin, senjata usang Rusia lebih hebat dari artileri canggih NATO

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sesumbar kalau bantuan yang diberikan negara-negara Barat ke Ukraina tidak memberikan hasil positif bagi mereka.

Dilansir dari Tribunnews.com, persenjataan Barat yang dikirim ke Ukraina, serta taktik NATO yang diajarkan kepada para komandan pasukan Kiev, terbukti gagal memberikan keunggulan di medan perang.

Sesumbar anak buah Vladimir Putin ini dilontarkan di Konferensi Keamanan Internasional ke-21 di Moskow, Selasa (15/8/2023).

Sang menteri menggarisbawahi kalau Rusia saat ini berperang melawan tidak hanya Angkatan Bersenjata Ukraina, tetapi seluruh kekuatan kolektif negara-negara Barat.

Belakangan, kekuatan kolektif itu masih juga ditambah oleh dukungan dari beberapa negara Asia-Pasifik, merujuk pada sikap Jepang pada perang Rusia vs Ukraina.

Meski begitu, Shoigu menegaskan kalau negara-negara Barat telah kehilangan dominasi mereka di bidang militer sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina yang dia sebut sebagai 'operasi militer khusus'.

“Sudah jelas bahwa penggunaan senjata Barat dan metode perencanaan operasi (taktik dan pelatihan) NATO (ke Ukraina) tidak dapat memastikan keunggulan di medan perang,” kata Sergei Shoigu.

Shoigu menilai, perang di Ukraina telah menunjukkan kalau tidak ada persenjataan Barat yang unik atau kebal dari persenjataan Rusia.

"Dan bahkan beberapa senjata era Soviet telah terbukti lebih unggul dalam pertempuran dibandingkan senjata Barat modern mereka," kata dia.

Sebagai bukti kegagalan Barat untuk memastikan keberhasilan Kiev dalam serangan balasannya, Shoigu menunjuk tingginya jumlah korban yang diderita tentara Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

“Terlepas dari bantuan menyeluruh dari Barat, Angkatan Bersenjata Ukraina gagal mencapai hasil,” klaimnya.

"Hasil awal pertempuran (dari serangan balik Ukraina) menunjukkan bahwa sumber daya militer Ukraina hampir habis,” kata dia.

Menurut perkiraan Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan Kiev telah kehilangan sekitar 43.000 tentara sejak mereka melancarkan serangan balasan pada awal Juni saat berusaha menerobos pertahanan Rusia.

"Mereka juga dilaporkan kehilangan sekitar 5.000 alat berat, termasuk puluhan tank Barat dan kendaraan tempur," kata dia.

Dalam pidatonya pada hari Selasa, Shoigu meyakini kalau perang di Ukraina secara aktif menjadi pundi-pundi bagi kantong industri pertahanan AS.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved