Berita Kaltim Terkini

Air Sungai Mahakam Surut, Warga Mahulu Kena Imbasnya, Bupati Bonifasius: Akses Darat Belum Semua Ada

Air Sungai Mahakam yang menyusut karena kemarau berimbas pada warga Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim).

|
Penulis: Febriawan | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
ILUSTRASI Sungai Mahakam surut. Air Sungai Mahakam yang menyusut karena kemarau berimbas pada warga Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim). 

"Utamanya untuk suplai kebutuhan pokok. Dengan terbukanya akses, masyarakat akan mudah mendapatkan. Sebaliknya, karena akses jalan darat masih sulit hanya bisa melintasi sungai sebagai satu- satunya jalur transportasi, maka kebutuhan pokok menjadi mahal. Pada intinya, infrastruktur sangat dibutuhkan masyarakat," tegas Bupati Bonifasius.

ILUSTRASI - Kondisi Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang sempat mengalami surut cukup jauh beberapa hari lalu, Selasa (8/8/2023). Sejumlah pengunjung dari berbagai kalangan juga terlihat asyik bersantai menikmati hembusan angin di tepian.
ILUSTRASI - Kondisi Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang sempat mengalami surut cukup jauh beberapa hari lalu, Selasa (8/8/2023). Sejumlah pengunjung dari berbagai kalangan juga terlihat asyik bersantai menikmati hembusan angin di tepian. (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Biaya Angkut Bertambah

Delia, pengusaha bahan kebutuhan pokok di Mahulu harus mengeluarkan biaya angkut tambahan, karena kapal yang biasanya membawa barang dagangan tidak bisa melintasi Sungai Mahakam akibat kemarau.

"Kami harus menyewa perahu kelotok lagi, itu biayanya sampai Rp3 juta, " katanya Delia, pemilik Toko Sembako Delia di Long Bagun Mahulu.

Kelotok yang dimaksud Delia adalah kapal pengakut barang yang lebih kecil dari kapal barang dari Samarinda. Harga tersebut belum termasuk biaya buruh bongkar muat. "Biaya buruh saja sampai satu juta rupiah," tegasnya.

Diceritakan Delia, saat ini kapal pengangkut barang hanya bisa sampai di Datah Bilang atau pertengahan Kubar - Mahulu. Selebihnya mereka harus menjemput barangnya sendiri dengan menggunakan transportasi sungai maupun darat.

Baca juga: Hina Jokowi, Warga Mahulu Kaltim Desak Penangkapan Rocky Gerung, Kapolres Koordinasi dengan Polda

Hal itu mengakibatkan adanya tambahan biaya angkut yang cukup besar.

Dia menjelaskan, harga sewa kapal dari Samarinda Rp3 juta. Demikian juga harga perahu kelotok yang harus dibayar. Naiknya ongkos angkut dua kali lipat. Tergantung jarak kapal pengangkut dari Samarinda.

Apabila kapal pengangkut hanya sampai Long Iram saja (Kubar) maka sewa kelotok juga semakin tinggi.

"Itu bisa sampai Rp5 juta. Kelotok itu tergantung jarak juga. Kalau sampai Datah Bilang Rp3 juta saja," jelasnya.

Delia menyebut tidak ada pilihan lain. Sebab akses jalan darat tidak bisa dilalui. Satu-satunya akses sungai yang dapat mengantarkan barang dagangnya ke Mahulu.

Saat ini –sejak mulai kemarau– harga barang mengalami kenaikkan berkisar Rp3 ribu hingga Rp10 ribu per item. Seperti beras 20 kilogram (kg) yang biasanya dijual Rp350 ribu hingga Rp360 ribu per karungnya.

Saat ini mencapai Rp360 ribu hingga Rp370 ribu per saknya. Begitu juga mie instant yang biasa Rp122 ribu saat ini mencapai Rp125 ribu. Sementara elpiji (LPG) 3 kg
yang biasa Rp50 ribu per tabung, saat ini naik menjadi Rp55 ribu.

"Harga semuanya naik. Mulai beras, tepung, minyak goreng, telur, gula dan lainnya," jelas dia.

Kenaikan harga barang ini, karena adanya biaya tambahan ongkos angkut. Karena kapal pengangkut logistik yang biasanya dari Samarinda tidak bisa membawa barang ke tujuan karena mulai menyusutnya Sungai Mahakam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved