Sejarah Hari Ini

Sejarah Hari Ini 30 Agustus: Dedengkot Komunis Vladimir Lenin Ditembak oleh Seorang Wanita

Momen sejarah hari ini tanggal 30 Agustus menandai 105 tahun peristiwa penembakan terhadap dedengkot komunis Uni Soviet, Vladimir Lenin.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Diah Anggraeni
wikimedia.org
Pada 30 Agustus 1918, tokoh komunis Soviet Vladimir Lenin (kanan) ditembak oleh seorang wanita bernama Fanya Kaplan (kiri). Lenin menderita luka serius tapi selamat dalam serangan tersebut. 

Ia menjadi orang yang emosional dan tak lagi percaya pada Tuhan.

Kondisinya itu diperburuk dengan kematian kakaknya setelah merencanakan pembunuhan kepada Tsar Alexander III.

Meski merasa trauma, Lenin tetap melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas.

Karier politik Lenin

Dikutip dari History, ketertarikan Lenin pada perjuangan revolusioner dilatarbelakangi oleh eksekusi saudaranya setelah merencanakan pembunuhan pada Tsar Alexander III pada tahun 1887.

Ia mulai belajar hukum di Petrograd atau saat ini disebut St. Petersburg, tempat perkenalannya dengan kalangan Marxis revolusioner. 

Pada 1895, Lenin membantu mengorganisir kelompok Marxis di ibu kota ke dalam sebuah wadah "Union for the Struggle for the Liberation of the Working Class."

Kelompok tersebut berupaya mengajak para pekerja ke tujuan Marxis.

Pada Desember 1895, Lenin dan para pemimpin kelompok itu ditangkap.

Mereka dipenjara selama satu tahun dan diasingkan ke Siberia selama tiga tahun.

Di akhir pengasingannya pada 1900, Lenin pergi ke Eropa Barat untuk melanjutkan kegiatan revolusionernya.

Pada masa ini, ia mulai menggunakan nama samaran Lenin, sebuah nama yang merujuk pada nama Sungai Lena di Siberia.

Pada 1903, ia bertemu dengan kaum Marxis Rusia lainnya di London dan mendirikan Partai Pekerja Sosial Demokratik Rusia (Russian Social-Democratic Workers' Party).

Baca juga: Sejarah Hari Ini, 51 Tahun Lalu, Band Legendaris The Beatles Resmi Bubar, Apa Sebabnya?

Akan tetapi, sejak awal pembentukannya sudah timbul benih-benih perpecahan antara Bolshevik Lenin yang ingin mengadvokasi militerisme dan kaum Menshevik yang ingin mengadvokasi gerakan demokratis menuju sosialisme.

Setelah pecahnya revolusi 1905, Lenin kembali ke Rusia.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved