Berita Paser Terkini

Sejarah Hari Jadi Kabupaten Paser yang Diperingati Setiap 29 Desember

Inilah Sejarah Hari Jadi Paser yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur.

Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Amilia Lusintha
(Dok. Kab. Paser)
Tugu Usuk Bulau, salah satu ikon kabupaten Paser - Inilah Sejarah Hari Jadi Paser yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur. 

Lahirnya UU Nomor 27 tahun 1959 pada tanggal 29 Desember 1959 menjadi tonggak penting dalam Sejarah Hari Jadi Paser.

Karena hal ini menyebabkan pemisahan wilayah kewedanaan Batu Besar dari daerah Swatantra Tingkat II Pasir dan penyatuan wilayah tersebut ke dalam kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Kemudian, pada tanggal 3 Agustus 1961, Daerah Swatantra Tingkat II Pasir secara resmi menjadi bagian dari wilayah Kalimantan Timur.

Serah terima wilayah ini dilakukan pada tanggal 29 Desember 1961 oleh Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan, H. Maksid, kepada Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur, A.P.T. Pranoto di Departemen Dalam Negeri, Jakarta.

Seiring dengan perjuangan Bupati Paser H.M. Ridwan Suwidi dan Wakil H.M. Hatta Garit, kabupaten Pasir kemudian mengubah namanya menjadi kabupaten Paser, perubahan ini diresmikan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2007.

Sejarah Pemerintahan kabupaten Paser

Melansir humas paser, pada abad XVI (1516 Masehi), bediri Kerajaan Sadurengas yang kemudian berganti nama menjadi Kesultanan Paser.

Kesultanan ini dipimpin oleh seorang wanita yang dikenal sebagai Ratu I dan dikenal dengan sebutan Putri di dalam Petung.

Istana Sultan Paser pada tahun 1910-1925
Istana Sultan Paser pada tahun 1910-1925 (ensiklopedia/Kesultanan_Paser)

Wilayah Kesultanan Sadurengas meliputi Kabupaten Paser yang kini ditambah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Pada tahun 1523 Masehi, Putri di dalam Petung menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya, seorang pemimpin ekspedisi agama Islam dari Kesultanan Demak.

Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu Aji Mas Pati Indra, Aji Putri Mitir, Aji Mas Anom Indra, dan Aji Putri Ratna.

- Pemerintahan Aji Mas Anom Indra bin Aji Mas Pati Indra (1607-1644 M)

- Pemerintahan Aji Anom Singa Maulana bin Aji Mas Anom I (1644-1667 M)

- Pemerintahan Aji Perdana bin Aji Anom Singa Maulana (1667-1680 M) - Diberi gelar Penambahan Sulaiman

- Pemerintahan Aji Duwo bin Aji Mas Anom Singa Maulana (1680-1703 M) - Diberi gelar Penambahan Adam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved