Berita Balikpapan Terkini

Bulog Kaltimtara Sudah Distribusikan 10 Ton Beras Melalui Program SPHP

Harga beras di beberapa Pasar Tradisional Kota Balikpapan, Kalimantan Timur kian merangkak naik

TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA INTAN
Tampak pekerja tengah menata dan mempersiapkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) di Gudang Bulog Kaltimtara yang berlokasi di kawasan Gunung Malang, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA INTAN 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Harga beras di beberapa Pasar Tradisional Kota Balikpapan, Kalimantan Timur kian merangkak naik.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimtara), Amrullah mengatakan kenaikan tersebut tercatat sejak akhir tahun 2022 hingga saat ini.

Dengan diperkirakan naik hingga 10-20 persen, kenaikan tersebut lantaran berkurangnya pasokan beras dari sentra Jawa dan Sulawesi Selatan.

Di samping itu, kata Amrullah, penurunan produksi beras ini lantas dipengaruhi oleh fenomeno El Nino atau musim kemarau ekstrem.

Ia mengambil contoh, bahwa di Pulau Jawa normal harga beras yang otomatis turun tepat ketika panen raya pada Maret-April 2021.

Baca juga: Harga Beras Bontang Rp15 Ribu per Kg, Distributor Menduga karena Gagal Panen hingga Menimbun

Baca juga: Harga Beras Tembus Rp 15 Ribu, Anggota DPRD Bontang Sarankan Pemerintah Lakukan Operasi Pasar

"Tapi situasi Maret-April 2023 harga beras masih tinggi, begitu juga pada Agustus-September 2023 terdapat panen gadu (panen yang terjadi pada musim panas atau kemarau)," kata Amrullah.

"Walaupun terkontrol sedikit pada panen (gadu), itu (harga beras) akan turun. Tapi (saat ini) harga beras tetap sama dan malah makin naik, sementara stok di masyarakat kurang," urainya.

Kondisi tersebut, lantas mengharuskan Bulog dengan turun langsung melakukan program operasi pasar atau yang bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP).

Di mana, program SPHP ini diharapkan bisa menekan laju kenaikan harga beras yang dapat memicu inflasi.

Sebagai informasi, beras dalam program SPHP ini merupakan beras PSO dari Pemerintah yang melakukan import dari Thailand.

Tercatat harga beras dalam program SPHP untuk wilayah Kalimantan Rp8.600 per kg, dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.950.

"Namun berkembang harga yang lebih tinggi, sekarang tembus dari Rp8.600 menjadi Rp10.250 dengan HET Rp11.500 untuk medium," ungkap Amrullah.

"Sekarang kita masih pantau. Karena harga pasar untuk beras medium Rp12.600, sedangkan (harga) beras premium Rp15ribu," imbuhnya.

Baca juga: Bulog Samarinda Bentuk Antisipasi Harga Beras Mahal di Kaltim

Penjualan beras program SPHP melalui outlet Bulog Rumah Pangan Kita (RPK) ini, telah terealisasi sekitar 10.307 ton dari target setahun 14.849 ton, atau sudah mencapai 70 persen.

"Harusnya (realisasi pendistribusian beras SPHP) sudah 100 persen. Karena sebetulnya target kita cuma 10 ribu ton, tapi di awal Agustus 2023 itu dinaikkan dari 10 ribu ke 14 ribu ton," jelas Amrullah.

"Kita sebutnya beras premium dengan harga medium. Jadi minimal (masyarakat) alternatif beli beras (program SPHP) ini yang harganya murah tapi berkualitas," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved