Berita Balikpapan Terkini
PLTU Teluk Balikpapan Incar Cangkang Biji Kelapa Sawit demi Tekan Emisi Karbon
Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur berupaya menekan emisi karbon
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
Sebab itu, cangkang sawit yang memiliki kalori lebih tinggi dari batu bara, tidak dipilih karena harganya terlalu tinggi.
“Cangkang sawit kalorinya bagus, jauh di atas batu bara, tapi tidak feasible,” sebut Team Leader Bahan Bakar PLTU Teluk Balikpapan, Septian Suryapradana.
Baca juga: Tiga Ribu UMKM Manfaatkan Limbah FABA PLTU, Biaya Produksi Hemat Separuh
Menurutnya, aturan yang dikeluarkan Direksi PLN melarang pemanfaatan biomassa dengan harga melampaui batu bara.
Untuk mengatasi kendala tersebut, PLTU Teluk Balikpapan akan menggandeng pihak ketiga untuk mencari sumber biomassa baru.
Selain itu, PLTU tersebut juga akan melakukan kajian untuk menentukan biomassa yang paling cocok dengan kondisi setempat.
"Dengan teknologi Circulating Fluidised Bed (CFB) di PLTU ini, sebetulnya masih memungkinkan untuk ditingkatkan rasionya, paling tidak hingga 20 persen," ulas Analis Senior Institute for Essential Service Reform, Raditya Wiranegara.
Baca juga: PLTU Co-firing Enceng Gondok Raih Penghargaan Internasional, PLN Komitmen pada Isu Lingkungan
Demikian menurutnya berdasarkan pengalaman dari penggunaan tungku bakar yang sama di pembangkit listrik milik Cikarang Listrindo.
Namun, keberlanjutan suplai merupakan tantangan utama dari operasi ini. Belum lagi, TPAS Manggar dijadwalkan berakhir masa beroperasinya pada tahun 2026.
Oleh karena itu, PLN perlu merencanakan bagaimana akan memastikan keberlanjutan dari suplai bahan bakar ke depannya setelah TPAS Manggar ditutup.

"Baik itu dengan mengambangkan hutan tanaman energi maupun dengan pemanfaatan limbah lainnya, seperti limbah dari perkebunan sawit," ucapnya.
Selain itu, rencana ini juga mesti menargetkan peningkatkan rasio co-firing.
Baca juga: Pakai Teknologi Ramah Lingkungan, 3 PLTU PLN Grup Raih Penghargaan ASEAN Coal Awards 2021
Sehingga emisi yang dihasilkan dapat berkurang lebih banyak lagi.
"Tentunya dalam rangka transisi menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT)," tukas Radit.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.