Berita Nasional Terkini
Warga Pulau Rempang Tolak Relokasi, Menparekraf Minta Aparat Berlaku Penuh Kasih Sayang
Bentrok terjadi di Pulau Rempang karena warga tolak relokasi, Menparekraf Sandiaga Uno minta aparat berlaku penuh kasih sayang.
TRIBUNKALTIM.CO - Bentrok terjadi di Pulau Rempang karena warga tolak relokasi, Menparekraf Sandiaga Uno minta aparat berlaku penuh kasih sayang.
Nama Pulau Rempang di Kepulauan Riau belakangan ini menjadi topik perbincangan hangat publik.
Pasalnya, warga yang tinggal di Pulau Rempang digusur demi proyek pembangunan Rempang Eco City.
Informasinya ada sekitar 7.500 jiwa yang bakal direlokasi.
Baca juga: Seluruh Warganya akan Digusur demi Rempang Eco City, Ini Profil Pulau Rempang Kepulauan Riau
Baca juga: Suasana Mencekam, Siswa Pingsan Hingga Kabur ke Hutan, Kena Gas Air Mata Bentrok di Pulau Rempang
Baca juga: Terbaru! Terjawab Kenapa Prancis Rusuh, Terkuak Penyebab dan Kronologi Bentrok, Mbappe juga Bersuara
Proyek Rempang Eco City tersebut bakal digarap PT Makmur Elok Graha (MEG).
Rempang Eco City ini ditargetkan bisa menarik investasi hingga Rp 381 triliun pada tahun 2080.
Namun rencana tersebut mendapat penolakan warga sehingga terjadi bentrokan pada Kamis (7/9/2023).
Warga menolak, bentrok dengan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP pun terjadi.
Petugas gabungan mendatangi lokasi pukul 10.00 WIB, sedangkan ratusan warga memblokir jalan mulai dari Jembatan 4.
Warga menolak masuknya tim gabungan yang hendak mengukur lahan dan memasang patok di Pulau Rempang.
Pemblokiran kemudian dilakukan dengan membakar sejumlah ban dan merobohkan pohon di akses jalan masuk menuju Rempang.
Baca juga: Suasana Terkini Tamsis Jogja Usai Tawuran hingga Pendopo Taman Siswa Rusak, Kronologi Bentrok Massa
Menparekraf Ingatkan agar Aparat Berlaku Penuh Kasih Sayang

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meminta aparat penegak hukum dan aparat pemerintah Pulau Rempang, Batam, bisa berlaku penuh kasih sayang kepada masyarakat terdampak proyek strategis nasional Rempang Eco City.
"Kita saling mengingatkan kepada seluruh aparat pemerintahan untuk berlaku secara penuh rasa kasih sayang masyarakat kita sendiri," kata dia saat ditemui di Kemayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (10/9/2023).
Sandi mengatakan, pengembangan kawasan ekonomi kreatif di Pulau Rempang itu untuk kebaikan warga sekitar.
Karena nantinya, Pulau Rempang akan menjadi pusat ekonomi industri hijau yang mendukung menciptakan lapangan kerja.
Namun, kata Sandi, hak-hak masyarakat terhadap kepemilikan lahan juga harus diganti sesuai hukum.
"Misalnya harus ada ganti rugi ya disesuaikan dulu, misalnya ada uang kerohiman walaupun secara legalitas berhak nanti disosialisasikan," imbuh dia.
Kemenparekraf diminta menyiapkan destinasi wisata yang berbasis pariwisata hijau.
"Green tourism yang akan menciptakan lapangan kerja," kata dia.
Baca juga: Respon Erick Thohir Soal Bentrok Suporter vs Polisi Terjadi Lagi, Ada Gas Air Mata
Profil Pulau Rempang
Pulau Rempang Dikutip dari Kompas.id, Pulau Rempang memiliki luas wilayah 16.583 hektare.
Pulau itu terdiri dari dua kelurahan, yakni Rempang Cate dan Sembulang. Keduanya masuk dalam wilayah Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ada 7.512 jiwa yang tinggal di pulau Rempang.
Tokoh warga Pulau Rempang, Gerisman Ahmad mengatakan, di Pulau Rempang terdapat 16 kampung tua atau permukiman warga asli.
Warga asli tersebut erdiri dari suku Melayu, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat yang diyakini telah bermukim di Pulau Rempang sejak tahun 1834.
Pulau Rempang, Batam. (Tangkapan layar Google Map)
Menurut Kemendikbud, Pulau Rempang termasuk juga Pulau Galang awalnya tidak masuk dalam Otorita Batam dan merupakan bagian dari Pemerintah Daerah Riau.
Namun setelah dikeluarkannya Kepres No. 28 Tahun 1992, wilayah kerja Otorita Batam diperluas meliputi wilayah Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau sekitarnya.
Pulau Rempang terhubung dengan pulau-pulau lain seperti Pulau Batam, dan Galang melalui Jembatan Barelang.
Jembatan ini adalah jembatan yang saling sambung-menyambung dan dibangun untuk memperluas Otorita Batam sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.
Nama Barelang adalah singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang.
Jembatan menghubungkan sejumlah pulau di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.