Berita Bontang Terkini

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bontang Mengkhawatirkan

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB), mengungkapkan, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
Wakil Wali Kota Bontang Najirah meminta kekerasan anak dan perempuan, diatasi dengan pendekatan pendidikan sejak dini, melibatkan sekolah dan keluarga. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB), mengungkapkan, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Bontang, Kalimantan Timur masuk pada fase mengkhawatirkan.

Hal itu terungkap dari catatan DPPKB, yang terhitung awal tahun ini sampai Agustus pihaknya menangani 87 kasus.

Angka itu hanya selisih 23 kasus, dari data 2022 yang tercatat 110 kasus.

"Saya bisa bilang kasus kekerasan anak maupun perempuan di Bontang sangat mengkhawatirkan. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama," kata Bahauddin saat ditemui di Pendopo Wali Kota, Rabu (20/9/2023).

Baca juga: Hingga Juli 2022, Ada 38 Kasus Kekerasan Anak di Kukar, Dominasi Pelecehan Seksual

Bahaudin merincikan, dari 87 kasus tahun ini tercatat 36 kasus terjadi pada perempuan dan 51 kasus terjadi pada anak.

Kasus yang terjadi pun beragam. Mulai dari kekerasan fisik seperti KDRT, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual pada anak maupun perempuan.

Mesti demikian, menurutnya tingginya kasusnya yang ditangani juga bisa diartikan sebagai proses kesadaran masyarakat, yang berani untuk bersuara.

Dengan begitu pemerintah mudah melakukan penanganan.

“Nah, kenapa bisa dikatakan tinggi. Karena banyak masyarakat yang sudah teredukasi. Dalam artian tidak tabu dengan hal ini. Karena pemerintah pasti akan menindaklanjuti,” bebernya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bontang Najirah mengaku cukup prihatin mendengar tingginya kasus kekerasan yang ditangani DPPKB.

Baca juga: DPPKB Bontang Sebut Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Selama 3 Tahun Terakhir Masih Tinggi

Untuk itu, ia meminta DPPKB gencar melakukan pencegahan dengan melibatkan sekolah.

Menurutnya pencegahan harus maksimal dilakukan sejak dini. Lantaran ia menyadari kasus kekerasan itu timbul malah dari orang-orang terdekat korban

"Pencegahan sangat penting. Kita inginkan semua elemen warga sadar. Termasuk pendidikan seksual kepada anak sejak dini," terang Najirah.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved