Berita Kutim Terkini

Camat Telen di Kutim Desak Pembangunan Jembatan Penghubung 8 Desa

Jembatan Telen yang berlokasi di atas Sungai Telen, Desa Muara Pantun, Kecamatan Telen, Kabupaten Kutai Timur telah dibangun 2019 lalu

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Pondasi jembatan Telen Kutim yang sudah terpasang di tahun 2019 lalu.TRIBUNKALTIM.CO/HO/Prokompi Sekkab Kutim 

TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA - Jembatan Telen yang berlokasi di atas Sungai Telen, Desa Muara Pantun, Kecamatan Telen, Kabupaten Kutai Timur itu telah dimulai pembangunannya sejak tahun 2019 silam.

Namun, lantaran suatu hal, pembangunan jembatan tersebut sempat mangkrak, hanya terpasang pondasi-pondasinya yang kemudian akan dilanjutkan di tahun 2023 ini.

Dikonfirmasi Camat Telen, Petrus Ivung bahwa pembangunan jembatan Telen tersebut sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakatnya.

"Iya memang kegiatan itu sudah ada di tahun 2019, mungkin ada kendala, lalu kita usulkan lagi, dan sekarang masuk dalam program multi years, masih tahap lelang," ungkapnya, Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Jembatan Sambaliung Berau Sering Dilalui Kendaraan Bermuatan 4 Ton Lebih

Baca juga: 23 September Jembatan Sambera Kukar Mulai Ditutup, Tersedia Jalur Alternatif

Lanjutnya, ia mengaku mendesak pembangunan jembatan tersebut sebab dengan adanya jembatan tersebut maka akan sangat bermanfaat untuk jadi akses di 8 desa yang ada di Kecamatan Telen.

Sebagaimana diketahui, 8 desa di Kecamatan Telen terpisah oleh Sungai Telen, 2 desa dekat dengan pusat Kantor Camat Telen yakni Desa Juk Ayak dan Muara Pantun dan 6 desa lainnya harus menyeberangi sungai.

Saat ini, masyarakat di 6 desa tersebut harus menggunakan kapal penyeberangan alias ponton agar sampai di pusat Kecamatan Telen.

Dimana, di pusat Kecamatan Telen tersebut terdapat Puskesmas dan sekolah menengah.

"Sementara 6 desa yang ada di sebelah itu, Rantau Panjang, Marah Haloq, Long Melah, Long Segar, Karnyanyan dan Long Noran kalau menyeberang biasa pakai ponton saja. Kalau naik motor Rp 20 ribu sekali jalan, kalau PP berarti Rp 40 ribu," terangnya.

Selain itu, biaya penyeberangan mobil biasanya dipatok harga Rp 100 ribu, namun tak banyak masyarakatnya menggunakan mobil.

Baca juga: Bupati Bonifasius Senang Jembatan Mobong Mahulu Dibuka, Akses Transportasi jadi Aman

Oleh sebab itu, ia berharap jembatan tersebut segera terealisasi dengan panjang kurang lebih 100 meter dengan lebar muat untuk lewat kendaraan roda 2, 4 maupun muatan.

"Hanya saja nanti mohon kalau mau dilanjutkan lagi pembangunannya, dicek kembali pondasi yang sudah ada, kan namanya ini sungai, bangunan rawan keropos," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved