Pilpres 2024

Megawati Ungkap Alasan Menyebut Jokowi Petugas Partai, Ketua Umum PDIP Bingung Disebut Sombong

Alasan Megawati sebut Jokowi petugas partai. Ketua Umum PDIP mengaku bingung dikatakan sombong karena menyebut Jokowi petugas partai.

|
Editor: Amalia Husnul A
Instagram puanmaharaniri
Kebersamaan Megawati dengan Jokowi di salah satu acara PDIP. Alasan Megawati sebut Jokowi petugas partai. Ketua Umum PDIP mengaku bingung dikatakan sombong karena menyebut Jokowi petugas partai. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kebingungannya karena dikatakan sombong saat menyebut Jokowi petugas partai.

Pernyataan Megawati yang kembali menyinggung Jokowi petugas partai ini disampaikan saat berpidato di penutupan Rakernas ke-VI PDIP di Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023). 

Saat penutupan Rakernas PDIP tersebut, Megawati mengatakan, "Saya itu sampai bingung, lah kok saya bilang pak Jokowi petugas partai, kader, lho kok saya diomongkan,"

"Katanya terlalu sombong, itu adalah AD-ART di partai kita," kata Megawati lagi. 

Baca juga: Sentilan Megawati untuk Presiden Jokowi, Pengamat: Sinyal Peringatan untuk Petugas Partai

Baca juga: Perintah Ganjar Pranowo Cabut Baliho Petugas Partai Harus Nurut di Semarang, Bukan Tanpa Alasan

Baca juga: Megawati Paksa Ganjar Pranowo Mengaku Sebagai Petugas Partai: Awas Kalau Enggak!

Menurut Ketum PDIP itu, bahkan dirinya sendiri merupakan petugas partai yang mandatnya diberikan melalui Kongres.

"Saya pun petugas partai lho," ucap Megawati seperti dikutip TribunKaltim.co dari SerambiNews.com di artikel berjudul Megawati: Saya Bingung Bilang Pak Jokowi Petugas Partai, Katanya Terlalu Sombong

"Ditugasi oleh Kongres Partai untuk menjadi, dipilih oleh kalian untuk bertanggung jawab sebagai ketua umum," tambahnya.

Dikatakannya, tidak mungkin menjadi ketua umum bila seseorang tidak dipilih dan ditugasi oleh para anggota partai.

"Saya pun kader, gak mungkin orang lain itu tiba-tiba bisa jadi ketua umum, terus siapa yang milih," kata Megawati.

"Nah bayangkan kalau kita tidak diberi kesempatan untuk menerangkan hal ini, dengan demikian sering kontradiktif," tambahnya.

Ketum PDIP itu mengatakan, betul bila presiden dipilih langsung oleh rakyat, namun mekanisme pengajuan nama sosoknya tetap dari partai.

"Ada yang mengatakan presiden itu dipilih oleh rakyat, iya betul," ucap Megawati.

"Tapi kalau tidak ada organisasi politiknya yang memberikan nama, itu kan sudah mekanismenya begitu, untuk dipilih," tambahnya.

Dia mencontohkan para kandidat bacapres lainnya seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto yang nama-namanya juga diajukan oleh partai, baru kemudian menjadi capres.

"Nah sekarang calon ada tiga, itu kan diberi nama oleh partai lain-lain, jadi harus ditata pikiran kita," pungkasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved