Pilpres 2024
Megawati Ungkap Alasan Menyebut Jokowi Petugas Partai, Ketua Umum PDIP Bingung Disebut Sombong
Alasan Megawati sebut Jokowi petugas partai. Ketua Umum PDIP mengaku bingung dikatakan sombong karena menyebut Jokowi petugas partai.
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kebingungannya karena dikatakan sombong saat menyebut Jokowi petugas partai.
Pernyataan Megawati yang kembali menyinggung Jokowi petugas partai ini disampaikan saat berpidato di penutupan Rakernas ke-VI PDIP di Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).
Saat penutupan Rakernas PDIP tersebut, Megawati mengatakan, "Saya itu sampai bingung, lah kok saya bilang pak Jokowi petugas partai, kader, lho kok saya diomongkan,"
"Katanya terlalu sombong, itu adalah AD-ART di partai kita," kata Megawati lagi.
Baca juga: Sentilan Megawati untuk Presiden Jokowi, Pengamat: Sinyal Peringatan untuk Petugas Partai
Baca juga: Perintah Ganjar Pranowo Cabut Baliho Petugas Partai Harus Nurut di Semarang, Bukan Tanpa Alasan
Baca juga: Megawati Paksa Ganjar Pranowo Mengaku Sebagai Petugas Partai: Awas Kalau Enggak!
Menurut Ketum PDIP itu, bahkan dirinya sendiri merupakan petugas partai yang mandatnya diberikan melalui Kongres.
"Saya pun petugas partai lho," ucap Megawati seperti dikutip TribunKaltim.co dari SerambiNews.com di artikel berjudul Megawati: Saya Bingung Bilang Pak Jokowi Petugas Partai, Katanya Terlalu Sombong
"Ditugasi oleh Kongres Partai untuk menjadi, dipilih oleh kalian untuk bertanggung jawab sebagai ketua umum," tambahnya.
Dikatakannya, tidak mungkin menjadi ketua umum bila seseorang tidak dipilih dan ditugasi oleh para anggota partai.
"Saya pun kader, gak mungkin orang lain itu tiba-tiba bisa jadi ketua umum, terus siapa yang milih," kata Megawati.
"Nah bayangkan kalau kita tidak diberi kesempatan untuk menerangkan hal ini, dengan demikian sering kontradiktif," tambahnya.
Ketum PDIP itu mengatakan, betul bila presiden dipilih langsung oleh rakyat, namun mekanisme pengajuan nama sosoknya tetap dari partai.
"Ada yang mengatakan presiden itu dipilih oleh rakyat, iya betul," ucap Megawati.
"Tapi kalau tidak ada organisasi politiknya yang memberikan nama, itu kan sudah mekanismenya begitu, untuk dipilih," tambahnya.
Dia mencontohkan para kandidat bacapres lainnya seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto yang nama-namanya juga diajukan oleh partai, baru kemudian menjadi capres.
"Nah sekarang calon ada tiga, itu kan diberi nama oleh partai lain-lain, jadi harus ditata pikiran kita," pungkasnya.
Kader PDIP tak Goyah
Beberapa kader diduga mulai membelot dari mendukung Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto, Politikus Senior Andreas Hugo Pareira sebut PDIP tak goyah.
Hal itu disampaikan menanggapi Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko yang menemui langsung Prabowo dan memberi sinyal mendukung Ketum Gerindra itu sebagai capres 2024.
Menurutnya, walau kader diberi kebebasan namun harus menjaga disiplin pada kesepakatan putusan partai soal mendukung Ganjar jadi capres, dan itu tidak boleh ditawar lagi.
Meski demikian, Politikus Senior PDIP itu menyentil kalau pun ada yang membelot dari Ganjar ke Prabowo, partai banteng ini tidak akan goyah.
Kondisi saat ini menurutnya sangat menguji para kader apakah tetap solid dan setia, atau malah memilih jalan lain.
"Disiplin organisasi dalam situasi seperti ini dan itu akan teruji, partai tetap solid, partai tidak akan goyah hanya karena satu dua orang," ucap Andreas dikutip dari tayangan YouTube tvOneNews, Senin (24/7/2023).
Diakuinya, Budiman merupakan aktivis intelektual dan sudah dikenalnya sejak lama, baik secara pemikiran maupun sikap politik.
"Aktivis intelektual itu mereka mencari bentuk yang terbaik buat aktivitasnya," ungkap Andreas.
Baca juga: PDIP Legowo Gibran Jadi Cawapres Prabowo? Kans MK Kabulkan Gugatan Batas Usia Peserta Pilpres Besar
Meski demikian, menurutnya dalam sebuah organisasi, ada disiplin yang mesti diterapkan, termasuk dalam hal ini yang berlaku di PDIP.
"Karakter aktivisnya itu masih sangat kuat melekat pada Budiman, sehingga kadang-kadang disiplin dalam berbicara dan bersikap, muncul seperti hari-hari ini kita lihat," kata Andreas.
"Tapi buat partai tidak ada masalah dalam artian, itu proses filterisasi juga untuk melihat apakah kader partai yang disiplin atau tidak," tambahnya.
Prabowo tak Suka Bajak Partai Lain
Sementara Ketua Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer menanggapi tindakan sejumlah kader PDIP yang condong secara terang-terang menunjukkan dukungan ke Prabowo.
Pada prinsipnya, Ketum Partai Gerindra disebut sangat senang bila ada yang mendukungnya secara terang-terangan.
"Prinsipnya, dia sangat senang sekali siapa pun yang mendukung apalagi mendukung dengan jujur di depan publik," ungkap pria yang disapa Noel itu.
Kemudian ia membeberkan kalau tipikal Prabowo bukanlah sosok yang suka membajak partai lain, terutama jelang Pemilu.
"Kalau soal masuk partai atau apa, dia juga tipikalnya tidak mau membajak, apalagi pak Prabowo ini menganggap bu Mega ini seperti kakaknya sendiri," ungkap Noel.
"Kemudian PDIP ini partai kuat, partai kader, tidak mungkin juga sekelas pak Prabowo mau coba membajak partai lain, itu bukan tipenya pak Prabowo," tambahnya.
Sentil Adian Napitupulu soal Narasi Masa Lalu
Ketua Prabowo Mania itu juga mengkritik narasi yang selalu mengedepankan masa lalu, bukan tentang masa depan.
Baca juga: Analisa Rocky Gerung Soal Manuver Kaesang Jadi Ketum PSI, Tanda Jokowi Berhenti Jadi Petugas Partai
"Karena narasi bicara tentang masa lalu kan dari kader PDIP, teman saya Adian Napitupulu yang selalu bicara tentang penculikan dan sebagainya," kata Noel.
"Kayak kita-kita ini yang bicara masa depan yang sedikit miris. Kita kan mau bicara tentang gagasan, ayo bicara tentang gagasan," tambahnya.
Ketua Prabowo Mania itu mengajak ke depan partai politik agar lebih mengedepankan tentang ideologi, cita-cita dan gagasan.
"Kalau sekelas partai tidak bicara gagasan, tidak bicara tentang ideologi ya bukan partai namanya itu ormas," ungkap Noel.
"Partai itu adalah organisasi terbesar dari sebuah organisasi mana pun. Kalau partai tidak mampu memberi tawaran-tawaran besar buat bangsa ini ya jangan jadi partai," tambahnya.
Ketua Prabowo Mania itu juga menyebut kalau Ganjar tidak pantas menjadi presiden di tahun 2024 mendatang.
"Kan dari awal saya bilang, Ganjar itu pertama tidak punya gagasan, sombong dan angkuh. Dan itu berkali-kali saya sampaikan," ungkap Noel.
"Jadi, menurut saya gak pantas Ganjar untuk memimpin 2024," pungkasnya.
Baca juga: Istilah Petugas Partai Buat Survei Ganjar Turun di Warga NU, Prabowo Unggul Tipis versi LSI Denny JA
(Serambinews.com/Sara Masroni)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.