Kisah Buaya Riska di Bontang
Pak Ambo Ingin Buaya Riska Kembali Kepadanya Meski BKSDA Kaltim Melarang Pelihara Buaya
Pak Ambo ingin Buaya Riska kembali kepadanya meski BKSDA Kaltim melarang memelihara buaya.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO – Pak Ambo ingin Buaya Riska kembali kepadanya meski BKSDA Kaltim melarang memelihara buaya.
Saat ini Buaya Riska masih berada di Penangkaran Buaya Teritip, Balikpapan.
Meski begitu, Pak Ambo berharap Buaya Riska suatu saat dikembalikan kepadanya dan tinggal di Sungai Guntung, Bontang.
Kisah persahabatannya dengan Buaya Riska yang sudah terjalin selama 26 tahun tak bisa ia lupakan begitu saja.
Baca juga: Tak Bisa Bikin Konten Bersama Buaya Riska, Pak Ambo Terancam Kehilangan Penghasilan Rp 15 Juta/Bulan
Baca juga: Kondisi Terkini Buaya Riska Selama di Penangkaran Teritip, Sempat Dijenguk oleh Pak Ambo
Baca juga: Ternyata Buaya Riska Bukan Betina setelah Diperiksa, Pak Ambo: Dulu Sering Buaya Kecil Ikut Dia
Apalagi, Buaya Riska akrab dengan Pak Ambo sejak buaya itu masih kecil.
Dulu Buaya Riska lah yang memilih 'ikut' dengan Pak Ambo.
Riska mengikuti perahu Pak Ambo hingga ke rumah Pak Ambo.
Kini terpisah dari Riska, Pak Ambo pun bersedih bahkan sempat menangis.
Buaya Riska yang berada di Penangkaran Buaya Teritip juga terungkap jenis kelamin sebenarnya.
Ternyata Buaya Riska bukan betina setelah diperiksa di Penangkaran Teritip Balikpapan.
Pak Ambo mengaku selama ini ia tak pernah memeriksa jenis kelamin Buaya Riska.
Buaya dari Sungai Guntung itu ia namakan Riska sesuai dengan nama perahu milik Pak Ambo.
Selain itu, menurut Pak Ambo, dulu sering ada anak buaya yang mengikuti Riska.
Oleh karena itu, Pak Ambo jadi yakin kalau Buaya Riska itu betina.
"Dulu saya nggak pernah periksa-periksa. Tapi setelah di Penangkaran di sini, diperiksa ternyata ini Riska buaya jantan," kata Pak Ambo di video YouTube terbarunya yang tayang malam ini, Minggu (8/10/2023) di kanal Fitriyani Riska.
"Saya namakan di Putri Riska saja tanpa periksa-periksa jenis kelaminnya," kata Pak Ambo.
"Dulu sering ada buaya yang kecil-kecil ngikut dia, makanya saya kira dia betina," imbuh Pak Ambo
Video ini direkam saat Pak Ambo beserta putrinya menjenguk Buaya Riska di Penangkaran Buaya Teritip Balikpapan.
Diberitakan sebelumnya, Pak Ambo pernah diperingati BKSDA Kaltim untuk tidak bikin konten dan pelihara buaya, segini pendapatan Pak Ambo dari YouTube.
Kisah Pak Ambo dan Buaya Riska masih belum berakhir, meski kini sang buaya sudah berada di Penangkaran Buaya Teritip, Balikpapan.
Sudah berpisah kota dan jarak, kisah Pak Ambo dan Buaya Riska masih tuai perhatian.
Kondisi Buaya Riska di Penangkaran Buaya Teritip juga jadi perhatian masyarakat.

Tak lagi bersama dengan Buaya Riska, Pak Ambo terancam kehilangan pendapatan dari konten YouTube-nya.
Apalagi ternyata BKSDA Kaltim sudah pernah mengingatkan agar Pak Ambo tak memelihara dan membuat konten tentang Buaya Riska.
Baca juga: Potret Kesedihan Pak Ambo saat Buaya Riska Beri Respons Tak Biasa, Terdiam dan Menatap Penuh Kasih
Kedekatan antara Pak Ambo dengan buaya Riska memang menjadi suatu hal yang fenomenal.
Relasi itu bahkan dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Namun, kedekatan itu bak sirna semalam. Riska pun direlokasi oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimatan Timur ke Penangkaran Teritip, Balikpapan.
Relokasi tersebut didasari peristiwa buaya yang menerkam warga di kawasan Bontang beberapa waktu lalu.
Sehingga berdasarkan kesepakatan warga dan beberapa pihak, buaya di kawasan tersebut direlokasi.
BKSDA baru merelokasi dua buaya, salah satu di antaranya adalah Riska.
Selama di Penangkaran Teritip Balikpapan, Fitriani, anak dari Pak Ambo ini mengaku sempat dilarang mengambil video oleh pihak BKSDA.
“Aneh, kami dilarang kemarin buat video, sedangkan pengunjung lain dibolehin buat video. Tapi pas kami datang, berubah pikiran katanya salah paham,” kata Fitriani pada Sabtu (7/10/2023).
Ambo dan Riska memang cukup terkenal dengan konten-konten kedekatannya di kanal YouTube Fitriani Riska.
Kedekatan tersebut dinilai tak lazim lantaran Riska merupakan satwa liar dilindungi.
Sejatinya BKSDA Kaltim telah memperingati Pak Ambo untuk tidak membuat konten ataupun memelihara buaya Riska lantaran merupakan satwa liar.

Kepala BKSDA Kaltim M Ari Wibawanto mengatakan, sebenarnya sejak 2019, pihaknya sudah mengeluarkan surat pernyataan untuk tidak memberikan makan maupun memelihara buaya karena merupakan satwa liar.
“Risikonya cukup besar. Itu surat pernyataannya sudah cukup jelas kok. Ketika mereka ada konten-konten itu kita bertindak cepat mengingatkan mereka dan dari Ambo sendiri sudah membuat surat pernyataan bahwa dia tidak akan melakukan tindakan apapun,” ungkap Ari, seperti dilansir dari Kompas.com.
Namun, rupanya Pak Ambo disebut mengabaikan peringatan tersebut.
Ia tetap membuat konten kedekatannya dengan Riska hingga ditonton jutaan orang di kanal YouTube-nya.
“Tapi mereka masih melakukan pembuatan konten ya jadi kan bukan kesalahan kita jika ada terjadi sesuatu, kita sudah mengingatkan karena ini adalah satwa liar. Dia tidak memelihara secara fisik di kandang karena habitat alamnya kan di sana (sungai),” pungkasnya.
Terkait surat tersebut, Fitriani membenarkan adanya surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pak Ambo.
Namun menurut Fitriani saat itu ayahnya kurang memahami betul isi dari surat dari BKSDA tersebut.
“Kemarin bapak itu kurang paham dengan isi surat yang ditandatangani dari pihak BKSDA. Karena yang dia tahu jika Riska melukai orang lain, Bapak Ambo yang bertanggung jawab, makanya dia bersedia bertanda tangan,” jelasnya.
Baca juga: Kini di Penangkaran Teritip, Buaya Riska Sudah Tak Kenali Pak Ambo? Respon Tak Biasa Saat Dijenguk
Pendapatan Pak Ambo dari Konten YouTube
Pak Ambo sempat menguak besaran pendapatan diperoleh dari konten youtube buaya Riska.
Kini pekerjaan sebagai konten kreator terancam hilang setelah buaya Riska dievakuasi BKSDA Kaltim ke penangkaran.
Melansir dari Tribunkaltim, Sabtu (7/10/2023) Pak Ambo pemilik akun youtube dengan 1,1 juta pelanggan ini mengaku dalam satu bulan mendapatkan bonus AdSense atau iklan sekitar Rp 15 juta per bulan.
"Kalau Riska juga ditangkap, ia kehilangan 'piring nasi'. Maka itu baiknya dibicarakan dulu," kata Ambo.
Ambo menjelaskan bonus youtube tidak semua untuk dirinya dan keluarga.
Uang yang ia dapatkan juga disisihkan untuk memberi makan 'Buaya Riska' dan juga membayar editor video.
Menurutnya penilaian masyarakat terkait AdSense terlalu berlebihan.
"Dikira orang dari konten itu besar hasilnya. Uang itu dibagi dua. Bayar editor video juga membelikan ayam untuk 'Riska'.
Dalam 1 bulan bisa habis Rp 4 juta," ungkapnya.
Jenguk Buaya Riska di Penangkaran
Kesedihan Pak Ambo akhirnya bertemu buaya Riska setelah dievakuasi oleh BKSDA.
Diketahui, saat ini buaya Riska dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan pada Rabu (4/10/2023) dini hari.
Buaya sepanjang 4,42 meter itu ditempatkan di kolam tersendiri seluas 12x12 meter.
Adapun alasan BKSD mengevakusai buaya di Guntung sudah berdasarkan usulan warga. Pertimbangannya ialah keselamatan.
Karena jangan sampai kejadian pada (8/8/2023) lalu itu kembali terulang. Dari catatan BKSDA Kaltim juga terdapat 4 buaya yang berisiko. Sementara ini sudah ada 2 buaya yang akan direlokasi.
Baru-baru Pak Ambo mengunggah mome saat mengunjungi buaya Riska ditempat penangkaran barunya.
Dalam video tersebut terlihat buaya Riska ditempatkan di kolam seluas 12x12 meter di Penangkaran Teritip Balikpapan.
Tampak Pak Ambo memegang potongan ayam yang diberi ke buaya Riska.
Namun tampaknya buaya Riska enggan memakan ayam tersebut.
Kepada TribunKaltim.com, sejauh pengamatannya, Pak Ambo sendiri tampak sedih saat bertemu Buaya Riska di penangkaran.
Ia bahkan mengaku sempat menangis saat bertemu dengan buaya Riska setelah dievakuasi.
"Dari awal datang itu juga sedih, menangis. Terus hari ini juga sedih, nangis, pas ketemu Buaya Riska," ujar Pak Ambo.
Sementara menurut Manajer Operasional Penangkaran Teritip Balikpapan, Arif Anggoro, Buaya Riska sempat mengamuk sebelum dibongkar dari truk pengangkut.
Namun, setelah diturunkan, buaya tersebut tampak jinak.
"Kemungkinan stres selama perjalanan. Pas masih perjalanan, saya tanya sama sopirnya, banyak bergerak. Jadi agak lambat perjalanan dari Bontang ke Balikpapan," ujar Arif, Kamis (5/10/2023).
Menurut Arif, Pak Ambo direncanakan akan menunggu selama 3 hari di Balikpapan.
Dalam rentang waktu tersebut, Pak Ambo bakal berkunjung ke Penangkaran Teritip tiap hari.
"Mungkin bakal setiap hari ke penangkaran, tapi yang penting dalam pengawasan BKSDA," ujar Arif.

Alasan Evakuasi di Penangkaran Teritip Balikpapan
Melansir dari Kompas.com, Kamis (5/10/2023) Kepala BKSDA Kaltim, M Ari Wibawanto mengatakan pihaknya telah mengevakuasi dua ekor buaya yang ada di Kawasan Guntung, Bontang tersebut.
Ari mengatakan dipilihnya lokasi tersebut lantaran pihaknya belum memiliki tempat penangkaran yang ideal untuk buaya.
Sehingga setelah berkoordinasi dengan pengelola Penangkaran Teritip, pihaknya menyanggupi untuk menampung Riska.
"Kita belum memiliki penangkaran satwa buaya. Dan Teritip merupakan lokasi yang ideal. Mereka (pengelola) sanggup memelihara, memberi makan dan cukup layak untuk dititipkan di sana dulu sambil menunggu lokasi pelepasannya," pungkasnya.
Ari mengatakan apa yang dilakukannya sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Yakni dapat melakukan evakuasi buaya jika mengancam keselamatan nyawa manusia, termasuk bila ada kesepakatan dari warga dan pemerintah setempat.
“Posisi kita serba susah juga, tapi di luar itu kita memiliki aturan bahwa itu satwa dilindungi negara. Setiap orang tidak boleh memelihara (buaya), membunuh (buaya) sesuai Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 disebutkan itu sudah mengancam keselamatan manusia dan bisa dilakukan tindakan apapun termasuk salah satunya adalah melakukan evakuasi. Kita juga melakukan evakuasi sesuai permintaan masyarakat,” jelasnya.
Diketahui, Buaya Riska memang dikenal banyak orang melalui konten yang dibuat oleh Pak Ambo. Kedekatannya bahkan mendapat respons dari berbagai pihak.
Tak ayal banyak wisatawan lokal, artis maupun turis yang datang hanya untuk melihat kedekatan Pak Ambo dengan Riska.
Baca juga: Nasib Buaya Riska di Penangkaran Teritip Jauh dari Pak Ambo, Stress dan Mengamuk, Dapat Kolam Khusus
Ari melanjutkan, Riska atau bukan, evakuasi tersebut tetap harus dilakukan mengingat keselamatan warga sekitar yang paling utama
Sebagaimana diketahui, awal mula pertama kali pak Ambo menemukan Riska di perairan sekitar pabrik Pupuk Kaltim pada 26 tahun lalu.
Saat itu, panjang Riska masih satu meter. Pak Ambo tak terlalu menghiraukan buaya tersebut.
Ia tetap mendayung perahunya pulang ke rumah. Namun, buaya itu ternyata mengikuti perahu Pak Ambo.
Suatu ketika, Pak Ambo melihat buaya itu berdiam di samping perahu yang disandarkan di depan rumahnya.
Buaya itu hampir setiap hari mendatangi rumah Pak Ambo di Muara Sungai Guntung RT 002, Kelurahan Guntung, Bontang, Kaltim.
Pak Ambo lalu memberikan nama Riska. Alasannya sederhana, buaya itu betina.
Nama yang diberikan pak Ambo juga sama dengan nama perahunya. (TribunKaltim.co/Kompas.com)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.