Berita Nasional Terkini
Jokowi Sebut Perang Israel vs Palestina Sangat Pengaruhi Indonesia, Berpotensi Menaikkan Harga BBM
Jokowi sebut perang Israel dan Palestina sangat mempengaruhi Indonesia, berpotensi menaikkan harga BBM.
TRIBUNKALTIM.CO - Jokowi sebut perang Israel dan Palestina sangat mempengaruhi Indonesia, berpotensi menaikkan harga BBM.
Konflik antara Israel dan Palestina kini kembali memanas.
Ini setelah kelompok militan Palestina yang dipimpin oleh Hamas melancarkan invasi dan serangan besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Hamas sukses menerobos tembok pembatas Gaza-Israel.
Mereka memaksa masuk melalui penyeberangan perbatasan Gaza, ke pemukiman terdekat dan instalasi militer Israel.
Baca juga: Iran dan Hizbullah Dipastikan Tak Tinggal Diam Bila Perang Besar Israel vs Hamas Palestina Terjadi
Baca juga: Israel Bisa Merana Bila Perang Besar dengan Palestina Terjadi, Hamas akan Dapat Banyak Bantuan
Baca juga: Akhiri Perang, Putin Minta Israel Akui Palestina Sebagai Negara dan Beri Ibu Kota di Yerusalem Timur
Perang antara Israel dan Palestina ini dikhawatirkan akan berdampak bagi negara-negara lain.
Kekhawatiran imbas perang Israel dan Palestina juga turut dirasakan Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, salah satu dampak perang Israel dan Palestina yang dikahwatirkan adalah naiknya harga bahan bakar minyak dunia.
"Krisis pangan belum selesai, perang Rusia-Ukraina belum selesai, ditambah lagi perang Palestina-Israel. Jangan dipikir perang seperti itu tidak mempengaruhi kita, sangat mempengaruhi," kata Jokowi di Indonesia Arena GBK, Sabtu (14/10/2023).
Perang Israel dan Palestina berpotensi menimbulkan krisis energi di Indonesia.
"Itu artinya, bensin, pertamax, pertalite (harga naik). Saya tidak ingin menakut-nakuti, tetapi bisa kejadian karena kalau perang tidak selesai, pasti harga BBM global akan naik," ujarnya.
Sebelumnya, mantan gubernur DKI Jakarta ini menyatakan bahwa Indonesia terus mendesak agar perang dan tindakan kekerasan yang terjadi segera dihentikan guna menghindari kian bertambahnya korban manusia dan harta benda.
Sebab, menurutnya, eskalasi konflik yang terjadi, bisa berkembang dan menimbulkan dampak kemanusiaan lebih besar lagi.
"Indonesia mendesak agar perang dan tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia dan hancurnya harta benda," ujar dia beberapa waktu lalu.
Baca juga: Di Tengah Perang Israel vs Hamas, Banyak WNI Memilih Tetap Bertahan di Palestina, Ini Alasannya
Israel Bakal Derita Banyak Kerugian dari yang Diperkirakan

Abbas Juma, jurnalis internasional, komentator politik, pakar Timur Tengah dan Afrika menuliskan analisisnya terkait potensi perang besar yang akan terjadi di Timur Tengah yang dipicu perang Hamas dan Israel.
Dalam tulisannya tersebut, Abbas Juma menilai, Israel kini tidak hanya bertempur melawan pejuang Hamas Palestina.
Pada faktanya, Hizbullah, kekuatan militer di Lebanon, tetangga Palestina, sudah terlibat langsung dalam pertempuran.
Terlibatnya Hizbullah membuka ruang bagi Iran untuk ikut serta dalam pertempuran ini.
Jika itu terjadi, maka Israel akan juga mendapat dukungan langsung dari Amerika Serikat dan sekutu baratnya di Eropa.
Intelijen Israel juga gagal mencegah bencana tersebut dengan cara apa pun.
Bahkan hari yang dipilih oleh Hamas untuk memulai operasi tersebut cukup simbolis, yaitu peringatan 50 tahun Perang Yom Kippur tahun 1973.
Saat ini, pemerintah Israel hanya punya satu jalan keluar, menghapus aib mereka dengan darah musuh.
Hal ini dapat dilakukan dengan menarik pasukan darat ke Gaza dan memberikan pukulan destruktif terhadap Hamas.
Baca juga: Cerita WNI di Jalur Gaza Palestina, Israel Kerap Jatuhkan Serangan Bom Saat Adzan Berkumandang
Hizbullah Janji Balas Dendam
Namun, keadaan menjadi semakin rumit karena Hamas tidak sendirian. Kelompok ini didukung oleh Iran dan organisasi militan Lebanon, Hizbullah.
Sebelumnya, Hizbullah berjanji untuk membuka front kedua, dan hari ini mereka secara terbuka bergabung dalam konflik bersenjata di pihak Palestina.
Sejauh ini, pihaknya hanya mengambil tindakan dari wilayah perbatasan.
Kedua belah pihak saling bertukar serangan, pasukan Hizbullah sudah mengalami kematian, dan pemimpin gerakan tersebut berjanji akan membalas dendam.
Para ahli mencatat bahwa Hizbullah memiliki senjata canggih, pengalaman tempur yang cukup, dan mendapat dukungan penuh dari Teheran.
Baca juga: Terkuak, Israel Gunakan Bom Fosfor Gempur Palestina, Dampak Amunisi Terlarang ke Gaza Tak Main-Main
Jangan Remehkan Lawan
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah memperingatkan bahwa Hizbullah menjadi lebih berbahaya dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan kemenangan besar di medan perang di Suriah, persenjataan yang sangat besar di Lebanon, dan sekutu yang kuat di seluruh kawasan, Hizbullah berada pada puncak kekuatan militer dan politiknya, dan berada pada posisi terkuatnya sejak didirikan pada tahun 1985.
Tidak diketahui secara publik jenis senjata apa yang dimiliki Hizbullah dan berapa banyak senjata yang dimilikinya, atau seberapa besar unit tempur organisasi tersebut (Hizbullah bukan sekadar formasi paramiliter, namun merupakan partai politik yang sah di Lebanon).
Namun, beberapa informasi tersedia untuk menggambarkan kekuatan HIzbullah.
Data dan observasi yang tersedia untuk umum, serta informasi dari orang-orang yang terkait dengan organisasi, memungkinkan kami menarik kesimpulan tertentu, kalau Hizbullah punya potensi untuk mengejutkan Israel dan AS.
Secara teoritis, segala sesuatu yang ditawarkan oleh kompleks industri militer Iran dapat ditransfer ke pejuang Hizbullah.
Ini mencakup lusinan jenis rudal dan drone. Selain itu, Teheran membantu Hizbullah dengan ratusan juta dolar setiap tahunnya.
Artinya, Hizbullah bisa memberikan perlawanan serius terhadap Israel tidak hanya di darat, tapi juga di laut dan udara.
Terdapat bukti bahwa dalam beberapa tahun terakhir Hizbullah telah memperoleh peralatan militer angkatan laut yang canggih, termasuk rudal jelajah anti-kapal Yakhont dan C-802, serta kapal selam UAV.
Hizbullah juga memiliki rudal balistik. Para ahli mengatakan bahwa jangkauan rudal Iran adalah 500 hingga 700 kilometer, yang memungkinkan mereka mencapai titik mana pun di peta Israel.
Mengenai jumlah pejuang, dua tahun lalu Sekretaris Jenderal Hizbullah mengklaim bahwa organisasi tersebut memiliki sekitar 100.000 pejuang terlatih.
Hassan Nasrallah menegaskan, ini hanya jumlah prajurit profesional. Organisasi ini juga dapat memperoleh dukungan dari berbagai kelompok sekutu dan pengikutnya dari seluruh dunia.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.