Berita Kukar Terkini

TPA Bekotok Kukar Mampu Tampung Sampah hingga Tahun 2029

Sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan Gunung Belah, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekotok, yang terletak di jalan Gunung Belah. TPA ini sudah beroperasi sejak tahun 2009 dan memiliki luas lahan sekitar 5,95 hektare. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan Gunung Belah, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menimbulkan bau tak sedap.

Di antara sampah-sampah itu, ada botol plastik, kardus bekas, bungkus makanan, dan bahkan popok bayi.

Ini adalah pemandangan yang biasa dilihat oleh warga Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Sampah-sampah itu berasal dari tiga kecamatan, di antaranya Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, dan Loa Kulu.

Baca juga: DPRD Kukar Minta Pemkab Tambah Alat Berat Persampahan di TPA Bekotok

Mereka dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekotok, yang terletak di jalan Gunung Belah. TPA ini sudah beroperasi sejak tahun 2009 dan memiliki luas lahan sekitar 5,95 hektare.

Namun, lahan itu kini semakin menyempit karena sampah yang terus bertambah. Setiap bulannya, TPA Bekotok menampung hingga 2,5 ton sampah.

Dengan kapasitas maksimal 300 ribu meter kubik, TPA ini sudah menampung sekitar 174 ribu meter kubik sampah hingga saat ini.

“TPA ini masih mampu menampung sampah hingga enam tahun lagi,” kata Irawan, Kepala Bidang Pengelola Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara, Minggu (15/10/2023).

Irawan mengatakan bahwa DLHK terus melakukan pembenahan di TPA Bekotok untuk mengatasi masalah sampah yang semakin menumpuk.

Baca juga: TPA Bekotok Dinilai Tak Layak, Ketua DPRD Kukar Sebut Loa Ipuh Darat Bisa Jadi Solusi buat Relokasi

Salah satu langkah yang dilakukan adalah perapihan sampah dengan cara ditimbun dengan tanah atau spreading.

“Penimbunan dengan tanah ini bisa mengurangi bau tak sedap dari sampah yang sudah menggunung. Jadi akan lebih permanen hasilnya,” ujarnya.

Selain itu, DLHK juga melakukan penyiraman cairan khusus penghilang bau di TPA Bekotok.

Namun, cara ini memiliki kelemahan. “Kalau hujan, cairan akan terurai mengalir, dan sampah kembali bau,” kata Irawan.

Irawan mengatakan bahwa perapihan bisa dilakukan secara rutin, sambil melihat kondisi volume sampah yang ada di TPA Bekotok.

Ia berharap agar warga tiga kecamatan yang membuang sampah ke TPA ini bisa lebih peduli dengan lingkungan.

Baca juga: Mencari Teknologi yang Cocok untuk Penanganan Sampah di TPA Manggar Balikpapan

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved