Kisah Buaya Riska di Bontang

Terkuak 2 Hal Janggal usai Buaya Riska Ditangkap, Tarian Aneh di Depan Pj Gubernur, Ribuan Ikan Mati

Dua hal janggal terkuak setelah Buaya Riska ditangkap di Bontang untuk dipindahkan ke Balikpapan

|
Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik bertemu Ambo, sang kreator konten buaya Riska di Kelurahan Guntung, Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur pada Kamis (12/10/2023) 

Ia bergerak memutar, tangannya diangkat ke atas, dan suara senandung shalawat pun terdengar.

"Kesurupan ini," kata orang-orang yang melihat kejadian itu.

Sementara, Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik nampak tenang di tempat duduknya yang saat itu berdampingan dengan Ambo.

"Ini hal biasa kita," ungkapnya.

Pj Gubernur Akmal Malik diketahui datang menyambangi Ambo, karena diminta langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Mencari tahu kebenaran informasi yang beredar terkait peristiwa konflik manusia dan buaya, relokasi buaya riska.

Menurut Akmal malik, Tito Karnavian adalah salah satu followers YouTube buaya riska yang penasaran.

"Bagaimana ada manusia bisa begitu dekat dengan predator air yang terkenal ganas," tuturnya.

"Jadi pak Tito yang minta saya kesini untuk mendengar langsung cerita buaya riska ini," kata Akmal.

Kandang Buaya Riska di Penangkaran Teritip Balikpapan Kini Kandangnya Ditutup Seng

Buaya Riska, buaya yang sempat viral di media sosial karena diasuh oleh Ambo, warga Bontang, Kalimantan Timur, masih dalam proses adaptasi di Penangkaran Teritip Balikpapan.

Menurut Manajer Operasional Penangkaran Teritip Balikpapan, Arif Anggoro, Buaya Riska masih berada di kandang sebelumnya.

Namun, buaya tersebut kini sudah lebih banyak bergerak dan terlihat lebih tenang.

Buaya Riska sekarang masih adaptasi. Masih di kandang sebelumnya, tapi sudah banyak bergerak lah.

"Kalau makan, ada. Paling makan cuma sekali, belum normal," kata Arif kepada TribunKaltim.co, Kamis (12/10/2023).

Arif mengatakan, kandang Buaya Riska kini ditutup seng untuk mencegah stres akibat banyaknya pengunjung.

Lebih lanjut, Arif mengaku belum mengetahui apakah ada pengurangan bobot Buaya Riska.

Pasalnya, penangkaran tersebut tidak memiliki alat timbang.

"Kami belum tahu, ada pengurangan bobot atau engga. Karena kami nggak punya alat timbangnya. Tapi secara sekilas kasat mata, sama saja," kata Arif.

Hanya saja, Arif berpendapat, pencernaan buaya bisa bertahan selama 6 hari.

Oleh karena itu, Buaya Riska masih bisa bertahan selama seminggu ke depan.

"Kan buaya pencernaannya sanggup bertahan 6 hari. Jadi kalau sudah terakhir makan, masih bisa lah bertahan seminggu ke depan," tutur Arif.

Arif berharap Buaya Riska bisa segera beradaptasi dengan lingkungan barunya.

"Semoga Buaya Riska bisa segera beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kami akan terus merawatnya dengan baik," pungkas Arif.(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved