Kisah Buaya Riska di Bontang

BKSDA Kaltim Tak Masalah Buaya Riska Kembali ke Sungai Guntung Bontang tapi Ada Syaratnya

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim tak masalah Buaya Riska kembali ke Sungai Guntung Bontang tapi ada syaratnya.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Rita Noor Shobah
HO/Dok TribunKaltim.co
Ambo bertemu dengan buaya yang diduga Buaya Riska di Penangkaran Buaya Teritip, Balikpapan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim tak masalah Buaya Riska kembali ke Sungai Guntung Bontang tapi ada syaratnya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim tak masalah Buaya Riska kembali ke Sungai Guntung Bontang tapi ada syaratnya.

BKSDA Kaltim Menanggapi sikap Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Kota Bontang, yang bersurat ke Presiden Joko Widodo.

Seperti diberitakan sebelumnya, Masata bersurat kepada Presiden Jokowi  agar Buaya Riska dikembalikan ke habitatnya, di Sungai Guntung, Bontang Utara.

Saat ini Buaya Riska masih berada di Penangkaran Buaya Teritip, Balikpapan.

Menanggapi hal tersebut, BKSDA menegaskan tak masalah jika Buaya Riska diminta kembali ke habitatnya di Sungai Guntung, Bontang.

Namun BKSDA menyebut ada syaratnya.

Baca juga: Ambo Dilarang Beri Makan dan Buat Konten Buaya Riska di Dalam Kolam Penangkaran Teritip Balikpapan

Baca juga: Jawaban BKSDA Kaltim Terkait Masata Bersurat ke Presiden Minta Buaya Riska Dikembalikan ke Bontang

Baca juga: Masata Bersurat ke Presiden Jokowi Minta Buaya Riska Dikembalikan ke Bontang

Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto mengaku sudah menerima dan membaca salinan surat yang dikirim Masata kepada Presiden.

Menurutnya, apa yang dilakukan Masata adalah hal yang wajar dan mesti dihargai, sebagai ruang kebebasan bersuara dalam demokrasi.

Namun, langkah-langkah yang dilakukan pihaknya dalam penanganan konflik manusia dan binatang khususnya buaya di Guntung, sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku dengan mempertimbangkan banyak hal.

Terkait keselamatan manusia, satwa dan mengurangi potensi konflik horizontal yang bisa saja muncul.

Merespon apa yang disampaikan masyarakat dan pemerintah kepada tim BKSDA turun melakukan survei di daerah Guntung.

Mesti demikian, BKSDA tidak keberatan jika Buaya Riska dikembalikan lagi ke Bontang.

Baca juga: Terkuak 2 Hal Janggal usai Buaya Riska Ditangkap, Tarian Aneh di Depan Pj Gubernur, Ribuan Ikan Mati

Tetapi ada syaratnya, selain Buaya Riska, buaya-buaya lain yang ditangkap di daerah Bontang juga harus diambil dan kembali ke Sungai Guntung, karena pada dasarnya daerah pesisir Bontang adalah memang habitatnya.

"Jika beberapa masyarakat ingin mengembalikan atau sangat peduli terhadap buaya, kami sangat senang. Tetapi bukan hanya Riska. Buaya yang pernah kami relokasi dari daerah Bontang harus dikembalikan semua," ungkap Ari kepada Tribunkaltim.co, Jumat (20/10/2023).

Dari itu ia berharap masyarakat jangan melihat BKSDA sebagai masalah.

Pasalnya Ari menjelaskan selama ini pihaknya bertindak dengan pertimbangan dan aturan yang ada.

Baca juga: Istri Tito Karnavian Akan Kunjungi Buaya Riska di Balikpapan

"Kami menunggu saja maunya seperti apa. Mau diambil silahkan. Tapi semuanya bukan hanya Riska. Mau ditaruh dipenangkaran kami juga fasilitasi," tuturnya.

Tetapi pastikan, satwa aman dan di antara masyarakat sendiri tidak terjadi konflik.

Karena menurutnya, paling baik adalah hidup berdampingan antara binatang dan manusia.

Selain itu, ia juga mendukung jika Pemerintah Kota Bontang yang berkeinginan untuk membuat penangkaran atau kebun binatang.

"Saya sudah sampai juga itu. Dari 2020 malah. Silahkan tetapi syaratnya juga dipenuhi. Kalau luasnya lebih dari 5 hektare harus Amdal," tuturnya.

Ia menjelaskan aturannya ada, misalnya bentuknya kebun binatang mini tinggal dibuat perjanjian kerja sama (PKS).

"Tidak ada salahnya. Kami mendukung apa yang dibutuhkan kami akan membantu. Karena untuk kebaikan bersama," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya muncul gerakan Kembalikan Buaya Riska ke Bontang, yang dikapitalisasi Masyarakat Sadar Wisata atau Masata.

Kelompok masyarakat ini bahkan bersurat ke Presiden Jokowi untuk turun tangan, mengembalikan buaya tersebut yang saat ini berada di Penangkaran Tritip Balikpapan, ke habitatnya di Sungai Guntung, Kecamatan Bontang Utara.

Buaya Riska, buaya yang viral di media sosial, dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan. Buaya tersebut berukuran 442 sentimeter dan berjenis kelamin jantan. Buaya tersebut dikarantina selama 3-7 hari dan akan tetap berada di penangkaran setelah masa karantina selesai.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Buaya Riska, buaya yang viral di media sosial, dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan. Buaya tersebut berukuran 442 sentimeter dan berjenis kelamin jantan. Buaya tersebut dikarantina selama 3-7 hari dan akan tetap berada di penangkaran setelah masa karantina selesai.TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Tribunkaltim.co menerima salinan surat tersebut dalam bentuk pesan elektronik, pada Kamis (19/10/2023).

Dikonfirmasi, Ketua Masyarakat Sadar Wisata Kota Bontang Eko Satrya mengakui bahwa ia yang menulis surat terbuka tersebut.

Eko berharap lewat surat itu, Presiden Jokowi dapat melihat perspektif berbeda tentang pentingnya keberadan Buaya Riska di Bontang, untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam dan seiring usaha pemerintah membangun projek pariwisata sebagai upaya pasca industri.

Menurutnya cerita kedekatan manusia (Ambo) dan seekor buaya liar yang dikenal sebagai Riska ini, sangat menarik, unik dan hanya ada satu-satunya di Indonesia bahkan dunia.

"Panji sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia binatang dan sudah berkeliling ke mana-mana mengakui kedekatan Ambo dan Buaya Riska hanya ada di Bontang," ungkap Eko kepada Tribunkaltim.co, Jumat (20/10/2023).

Artinya keunikan dari prilaku Buaya Riska ini sudah menjadi ikon wisata untuk Bontang. Yang sudah terbukti berhasil menarik banyak wisatawan lokal maupun internasional untuk datang melihat Buaya Riska, dihabitatnya dengan cara Ambo membuat konten di YouTube-nya.

"Semestinya Bontang berterima kasih kepada Ambo, karena dengan caranya Ambo bisa mengenalkan Bontang. Andaikan ini bentuknya promosi, saya yakin biaya sangat mahal mencapai ratusan miliar," ungkapnya.

Baca juga: Istri Tito Karnavian Akan Kunjungi Buaya Riska di Balikpapan

Maka mengembalikan Buaya Riska ke Bontang perlu dipertimbangakan.

Terkait teknisnya, sambung Eko, pemerintah bisa merumuskan sebuah kebijakan, misalnya membentuk kawasan konservasi khusus di area sungai Guntung, untuk menghindari potensi konflik yang bisa muncul kembali.

"Ini saya akui memang tidak mudah tapi perlu diusahakan, pemerintah kota, provinsi, BKSDA dan pusat bisa duduk bareng membahas ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Eko mengaku dari surat yang ia kirim sudah mendapat respon.

Ia dan Ambo beserta keluarganya diundang mendampingi Tri Suswati -istri Mendagri- yang dijadwalkan, akan datang ke Balikpapan Selasa, 24 Oktober mendatang untuk melihat Buaya Riska di Penangkaran Teritip.

"Pak Pj Gubernur katanya juga akan hadir, dan BKSDA juga. Saya berharap dalam kesempatan itu ada solusi yang bisa diambil," pungkasnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved