Pilpres 2024
Gibran Pasrah Dianggap Pengkhianat karena Jadi Cawapres Prabowo, 'Enggak Apa-apa'
Gibran Rakabuming Raka pasrah dianggap pengkhianat karena jadi cawapres Prabowo Subianto.
TRIBUNKALTIM.CO - Gibran Rakabuming Raka pasrah dianggap pengkhianat karena jadi cawapres Prabowo Subianto.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menuai sorotan setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Apalagi kemudian putra sulung Presiden Joko Widodo ini setuju jadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Padahal partainya, PDIP mengusung duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
Gibran pun dianggap pengkhianat.
Baca juga: Alasan Kemenkeu Sebut Program KIS Lansia-Dana Abadi Pesantren dari Gibran Sebenarnya Tak Diperlukan
Baca juga: Puan Maharani Ungkap Gibran Sudah Pamit Jadi Cawapres Prabowo, Jawab Status Putra Jokowi di PDIP
Baca juga: Projo Optimistis Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024 Satu Putaran, Panel Barus: Mirip Peristiwa 2014
Gibran mengaku tidak masalah dianggap pengkhianat usai menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto di pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Penegasan tersebut disampaikan Gibran setelah menjalani medical check up (MCU) atau pemeriksaan kesehatan bersama calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Kegiatan ini pun berlangsung selama 9 jam.
"Enggak apa-apa, itu enggak apa-apa (dianggap pengkhianat-red)," kata Gibran dalam konferensi pers usai pemeriksaan kesehatan di RSPAD, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).
Di sisi lain, Gibran pun menjawab mengenai status kartu tanda anggota (KTA) PDIP usai menjadi cawapres.
Terkait hal ini, Ia kembali menjawab permasalahan ini sudah selesai atau clear.
Namun, Gibran tidak menjelaskan secara rinci mengenai clear yang dimaksudkan tersebut.
Hal yang pasti masalah itu sudah selesai ketika pertemuannya dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani beberapa waktu lalu.
"Itu udah clear loh. Udah clear. Kan udah saya jawab dari minggu lalu. dari minggu lalu. Sudah dari minggu lalu pertemuannya," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun menegaskan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka bukan lagi kader partainya.
Menurut Komarudin, Gibran sudah tak lagi menjadi kader PDIP setelah mendaftarkan diri ke KPU menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto.
Sebab, dia menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berulang kali meminta kadernya agar tidak boleh bermain dua kaki.

"Secara de facto, keanggotaan Gibran di PDIP telah berakhir setelah pendaftarannya secara resmi menjadi cawapres dari KIM. Jadi, teman-teman wartawan santai saja. Tidak perlu heboh," kata Komarudin dalam keterangannya, Kamis (26/10/2023).
Komarudin menjelaskan dalam organisasi partai, keluar, pindah, berhenti, dan beralih merupakan hal yang biasa.
"Bahwa saat ini Gibran tidak tegak lurus dengan instruksi partai, maka dia otomatis tidak lagi di PDIP," ujarnya.
Namun, dia menyebut masih banyak kader PDIP yang berpotensial meski putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu keluar.
"Tapi ingat, keluar satu kader, ada banyak kader-kader partai baru yang potensial bergabung dengan partai dan TPN (Tim Pemenangan Nasional) Ganjar-mahfud," ucap Komarudin.
Komarudin menuturkan pernyataan tegak lurus, hitam putih sudah berulang kali disampaikan.
“Pada akhirnya, melalui kejadian ini publik akan tahu, mengenal, menilai dan memutuskan tentang sosok, akhlak, karakter, dan perilaku calon pemimpin bangsa Indonesia ke depan," tuturnya.
Baca juga: Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud Kompak Tuangkan IKN Nusantara di Visi-Misi, Anies-Cak Imin Tidak
Puan Buka Suara soal Nasib Gibran di PDIP dan Kabar Jokowi Minta Jadi Presiden 3 Periode ke Megawati
Ketua DPP PDIP Puan Maharani buka suara soal nasib Gibran Rakabuming Raka di PDIP dan kabar Jokowi minta jadi presiden 3 periode ke Megawati Soekarnoputri.
Nasib Gibran Rakabuming Raka di PDIP usai menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto diungkap Puan Maharani.
Tak hanya menjawab soal nasib Gibran Rakabuming di PDIP, Puan juga menanggapi kabar bahwa Jokowi pernah minta jadi presiden 3 periode pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Awalnya Ketua DPR RI ini menolak menjawab pertanyaan terkait status Gibran.
Namun akhirnya Puan mengungkapkan hasil pertemuannya dengan putra sulung Presiden Joko Widodo itu.
Baca juga: Reaksi Faldo Maldini soal Tudingan Adian Sebut Jokowi Minta 3 Periode tapi Ditolak PDIP
Puan Maharani mengucapkan selamat kepada bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang sudah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (25/10/2023) hari ini.
PDIP menerima Gibran yang resmi menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.
"Ya sudah, sudah jadi calon wapres dari bersama dengan Mas Prabowo," kata Puan ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu sore usai menghadiri rapat TPN Ganjar-Mahfud.
Puan lantas ditanya soal nasib Gibran sebagai anggota PDI-P.
Dia ditanya apakah dengan menjadi cawapres Prabowo, Gibran otomatis keluar dari PDI-P.
Mulanya, Ketua DPR RI ini menolak menjawab pertanyaan tersebut karena dianggap memancing sikapnya.
Beberapa saat kemudian, Puan menjawab dan menegaskan bahwa belum ada hingga kini pernyataan Gibran mundur dari PDIP.
Gibran disebut hanya berpamitan kepadanya untuk menjadi cawapres Prabowo, tetapi tidak ada berpamitan mengundurkan diri dari PDIP.
"Sudah ketemu, ngobrol-ngobrol dan banyak hal yang kita bicarakan dan ya sudah enggak masalah. Mas Gibran pamit, ingin menjadi cawapres dari Mas Prabowo," ujar dia.
Eks Menko PMK ini menegaskan, Gibran tidak ada mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP.
Artinya, menurut dia, hingga kini Gibran masih kader PDI-P.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo-Gibran resmi mendaftar ke KPU sebagai bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024.
Adapun Prabowo-Gibran diusung oleh partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi ini terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, Gelora, PBB, Partai Prima.
Baca juga: Pengamat Bocorkan 3 Permintaan Jokowi Tak Dikabulkan Megawati, Berujung Keretakan di Pilpres 2024
Puan Merespon Kabar Jokowi Minta 3 Periode
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani membantah kabar Joko Widodo (Jokowi) meminta memperpanjang jabatannya menjadi presiden tiga periode ke Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Enggak, enggak pernah. Setahu saya enggak pernah beliau (Jokowi) meminta untuk perpanjangan 3 periode," kata Puan di Gedung High End, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Puan mengatakan sesuai amanat konstitusi seorang presiden hanya bisa menjabat dua periode atau 10 tahun.
"Yang bisa saya sampaikan bahwa sesuai dengan konstitusi, jabatan presiden itu adalah 2 kali," ujarnya.
Sehingga, Ketua DPR RI ini menegaskan seorang presiden tidak bisa menjabat lebih dari sepuluh tahun.
"Jadi kalau kemudian ada perpanjangan, itu mekanismenya darimana, kemudian seperti apa," ucap Puan.
Adapun kabar Jokowi ingin memperpanjang jabatannya diungkapkan Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu.
Menurut Adian, penolakan masa jabatan presiden tiga periode menjadi akar persoalan Jokowi dengan PDIP.
Dia menyebut PDIP tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya agar tiga periode.

“Nah ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian dalam keterangan resminya, Rabu.
Dia menegaskan PDIP menolak permintaan tersebut karena tidak ingin mengkhianati konstitusi.
Adian menjelaskan PDIP ingin menjaga konstitusi karena terkait dengan keselamatan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia.
“Kalau ada yang marah karena kita menolak penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan, bukan karena apa-apa, itu urusan masing-masing. Tetapi memang untuk menjaga konstitusi. Sederhana aja," ujarnya.
Adian menyayangkan langkah Jokowi yang berbeda dengan PDIP di Pilpres 2024. Sebab, PDIP sudah memberikan karpet merah untuk untuk Jokowi mulai dari menjadi Wali Kota Surakarta dua periode, Gubernur DKI Jakarta, dan presiden dua kali.
“Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi," ucapnya.
Baca juga: Pidato Perdana, Gibran Bocorkan Program Unggulannya Bersama Prabowo, Sempurnakan Pemerintahan Jokowi
“Lalu ada lagi minta untuk anaknya dikasih lagi. Lalu ada diminta untuk menantu lalu dikasih lagi. Banyak benar," sambung Adian.
Karenanya, aktivis 1998 ini mengaku sama sekali tidak peduli ketika Presiden Jokowi dan keluarganya berpaling.
Adian menuturkan saat ini dirinya hanya fokus untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
“Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar. Bagaimana Gibran tidak saya pikirkan. Bagaimana Jokowi enggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar,” tegasnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Puan Bantah Kabar Jokowi Minta Jadi Presiden 3 Periode ke Megawati dan Kompas.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dianggap Pengkhianat Karena Jadi Cawapres Prabowo, Begini Jawaban Gibran
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.