Berita Bulungan Terkini
Kurikulum Merdeka Jadi Payung Pemulihan Pembelajaran di Bulungan, Suparmin: Beri Kebebasan Guru
Ratusan guru SD di Kabupaten Bulungan telah terlatih melakukan asesmen diagnostik, pembelajaran berdiferensiasi, dan memfokusan pembelajaran
Dari pengalaman menjalankan program rintisan literasi kelas awal tiga tahun lalu Bulungan pun mendapatkan “senjata”-nya.
Program ini dikembangkan Disdikbud Bulungan bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Utara.
Sistem ini diujicobakan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa SD di kelas awal. INOVASI merupakan program kemitraan pendidikan antara Australia dan Indonesia.
Lebih lanjut Suparmin mengatakan, Bulungan menerapkan tiga strategi untuk mendongkrak angka kelulusan kompetensi literasi dasar.
Strategi itu meliputi peningkatan kapasitas guru untuk mengajarkan literasi melalui pelatihan dan pendampingan berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG), memperbanyak pasokan buku cerita anak, dan memberikan bantuan khusus kepada siswa yang teridentifikasi lamban membaca.
Setelah diimplementasikan selama tiga tahun, program rintisan kelas awal membawa hasil menggembirakan.
Perbandingan pengukuran kemampuan membaca tahun 2017 dan 2019 menunjukkan, Bulungan mampu memangkas waktu penuntasan hasil literasi dasar dari tiga tahun menjadi dua tahun.
Jika pada Desember 2017 hanya 57 persen siswa lulus uji kompetensi literasi dasar, pada Agustus 2019 angka itu melonjak menjadi 94 persen.
Senjata Pemulihan Pembelajaran
Sejak tahun 2017 Bulungan telah melakukan pelatihan dan pendampingan guru SD secara masif dan intensif.
Guru dilatih untuk mampu melakukan asesmen diagnostik, terutama pada bidang kemampuan literasi, mendesain materi dan mengajar sesuai dengan kemampuan siswa (pembelajaran berdiferensiasi), serta memanfaatkan buku anak dalam pembelajaran. Pengalaman ini ternyata menjadi senjata dalam memulihkan kemampuan belajar.
Disdikbud Bulungan hanya melakukan sedikit modifikasi agar senjata tersebut lebih efektif dan efesien.
“Modifikasi yang kami lakukan adalah mewajibkan sekolah menggunakan kurikulum yang lebih fleksibel seperti kurikulum darurat; memfokuskan pembelajaran pada materi literasi, numerasi, dan karakter; menggunakan moda belajar sesuai kondisi siswa; mencari berbagai sumber belajar; mengembangkan lembar aktivitas siswa (LAS); serta menggerakkan KKG,” ujar Suparmin.
KKG berperan besar memaksimalkan penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel, penguatan pembelajaran, dan pembuatan bahan belajar.
Pelatihan KKG dilakukan berjenjang dengan memperkuat kemampuan fasilitator daerah dan gugus.
Para fasilitator inilah yang berperan melakukan pelatihan dan pendampingan guru di gugus dan sekolah masing-masing.
Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor akan Buka Rute Tujuan Balikpapan |
![]() |
---|
Program Makan Bergizi Gratis Belum Dilaksanakan, Pemkab Bulungan Tunggu Arahan Badan Gizi Nasional |
![]() |
---|
Kios Ayam Potong Pasar Induk akan Dibongkar, DKUKMPP Bulungan Beri Batas Waktu Akhir Januari |
![]() |
---|
Naik Pangkat, Personel Polresta Bulungan Disiram Kapolresta Kombes Pol Rofikoh Yunianto |
![]() |
---|
Ribuan Masyarakat Hadiri UMKM Fest 2024 di Tanjung Selor Kalimantan Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.