Hari Pahlawan 2023
10 Teks Pidato Hari Pahlawan 10 November 2023 Penuh Motivasi dan Junjung Semangat Nasionalisme
Berikut ini contoh teks pidato Hari Pahlawan 10 November yang penuh motivasi dan menjunjung semangat nasionalisme.
Penulis: Briandena Silvania Sestiani | Editor: Briandena Silvania Sestiani
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari, dan
Para peserta upacara yang saya hormati,
Hendaknya serangkaian cobaan yang dihadapi bangsa dan negara saat ini yang mencakup pecahnya
konflik-konflik sektarian, separatisme, krisis ekonomi dan politik, serta peristiwa pemboman di Bali,
12 Oktober yang lalu, dapat menyegarkan kembali semangat kepahlawanan nasional kita untuk turut
membantu bangsa dan negara keluar dari cobaan-cobaan yang sungguh tidak ringan tersebut.
Untuk itu, perkenankanlah saya untuk menggunakan kesempatan ini untuk menghimbau para peserta
upacara untuk kembali merenungkan dan mengenang kesucian perjuangan para pahlawan bangsa,
karena memang hanya bangsa yang besar yang menghargai para pahlawannya.
Saya berkeyakinan bahwa Indonesia masih memiliki sejumlah kualitas yang akan membantunya keluar dari kemelut, salah-satu diantaranya adalah masih tertanamnya semangat kepahlawanan di dada kita untuk menyongsong masa depan Indonesia yang lebih cerah, dimana seluruh warga-negara terlepas dari agama, ras, etnik, dan warna kulit bahu-membahu berpartisipasi di dalam membangun bangsa dan negara, Republik Indonesia.
Selamat merayakan Hari Pahlawan dengan harapan semoga cita-cita para pahlawan pendahulu kita dapat segera terwujud di masa yang akan datang.
Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarrakatuh
Baca juga: 7 Teks Pidato Hari Pahlawan 10 November Singkat dan Penuh Haru, Cocok untuk Siswa SD/SMP
5.
Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Hadirin -hadirat sekaiian yang berbahagia. Marilah kita
panjatkan puji kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita,
sehingga kita dapat berkumpul dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November.
Saudara, hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia. Setiap tanggai 10 November, kita bangsa
Indonesia, khususnya rakyat Surabaya memperingatinya sebagai Hari Pahlawan, hari yang sangt
bersejarah bagi bangsa kita dalam mempertahankan kemerdekaan.
Dalam catatan sejarah pada tanggai 30 Oktober 1945, Bung Karno, Bung Hatta dan Amir Syarifuddin
datang ke Surabaya atas permintaan Komandan Sekutu, untuk mendamaikan perselisihan, antara bangsa Indonesia dengan pasukan inggris di Surabaya. Perdamaian dapat dicapai. Tetapi setelah Bung
Karno, Bung Hatta dan Amir Syarifuddin kembali ke Jakarta, pertempuran tidak dapat dihindari lagi,
sehingga menyebabkan tewasnya Brigadir Jendral Mallaby.
Karena pasukan Inggris hancur berantakan, maka didatangkanlah pasukan bantuan dari Devisi V di bawah pimpinan Mayor Jendral Mansergh, Sebanyak 24 000 orang mendarat di Surabaya. Selanjutnya tanggai 9 November 1945 Inggris mengeluarkan ancaman bahwa Inggris akan menggempur kota Surabaya dari laut, darat dan udara apabila orang-orang Indonesia tidak mematuhi perintah-perintah Inggris.
Inggris mengeluarkan instruksi yang isinya: “Semua pemimpin bangsa Indonesia dari semua pihak di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggai 10 November 1945 pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan dengan membawa bendera merah putih yang diletakkan di atas tanah berjarak seratus meter dari tempat berdiri, lalu mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.”
Ancaman itu tidak digubris, apalagi ditaati oleh arek-arek Suroboyo, sehingga pada tanggai 10 November itu terjadilah pertempuran yang sangat dahsyat. Rakyat Indonesia di Surabaya bertekad untuk membela kemerdekaan dengan seluruh jiwa raga. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung.
Kejadian ini merupakan bukti keberanian dan kebulatan tekad daiam mempertahankan kemerdekaan
dan membela tanah air Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Bung Tomo adalah salah seorang pimpinan perjuangan rakyat Surabaya dengan suaranya yang lantang dan menggelegar membakar
semangat arek-arek Suroboyo: “Maju terus pantang mundur! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”
Tujuannya jelas yaitu mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela untuk mati,
agar kita tetap hidup dan merdeka. Pesan mereka hanyalah: “Teruskan perjuangan dan jangan khianati
perjuangan kami. ” Hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia. Peristiwa 10 Nopember ini, oleh bangsa Indonesia dijadikan sebagai hari Pahlawan. Semangat kepahlawan mereka dapat kita teladani untuk membangun negara dan bangsa agar semakin maju dan bermartabat.
Para pahlawan tersebut telah mengorbankan harta benda dan jiwa raganya, kini yang tidak ikut berperang sudah selayaknya meneruskan perjuangannya sesuai bidang tugas kita masing-masing! Semoga arwah para pahlawan diterima di sisi Tuhan sebagai pejuang yang mati syahid, amin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam kesempatan yang baik, terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafannya.
Wassalaamu‟alaikum wr wb
6.
Assalammualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi
Yang Terhormat kepada Bapak Kepala Sekolah serta Bapak Ibu Guru dan teman teman sekalian yang saya sayangi.
Pertama tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul di sini dalam
peringatan Hari Pahlawan Nasional Indonesia dalam keadaan sehat walafiat.
Tak lupa juga selawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang berbahagia.
Hari Pahlawan adalah peristiwa sejarah pertempuran Indonesia yang terjadi pada 10 November 1945. Peristiwa ini diperingati untuk mengenang kembali jasa pahlawan kita.
Pahlawan Indonesia telah berjuang mempertaruhkan jiwa, raga serta hartanya untuk kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan bangsa ini tercapai karena rakyat Indonesia mempunyai semangat perjuangan yang sangat tinggi. Tanpa semangat perjuangan yang sangat tinggi, kita yakin kemerdekaan bangsa ini tidak akan tercapai.
Selamanya rakyat Indonesia akan hidup di bawah penindasan penjajah. Para penjajah negeri kita bermaksud menguasai pemerintahan dan mengeruk kekayaan bangsa ini.
Berbagai cara mereka lakukan. Para penjajah itu memaksa rakyat Indonesia bekerja lewat kerja rodi dan romusa. Tanpa upah mereka harus bekerja keras.
Bahkan, tanpa makan yang cukup. Oleh karena itu, banyak rakyat Indonesia yang meninggal pada saat kerja rodi dan romusa.
Hal lain yang perlu teladani yaitu kita sebagai generasi muda harus tangguh seperti pahlawan kita yang tangguh untuk menggapai cita-cita mereka. Mereka mau belajar untuk mencapai cita-cita mereka. Para pahlawan tidak hanya mencucurkan keringat, tetapi juga dengan segenap jiwa mereka untuk kemerdekaan Indonesia.
Namun, mereka tetap teguh berjuang membela negara dan mempertahankan prinsip
mereka. Semangat rela berkorban para pejuang kita yang begitu besar itu patut kita teladani juga.
Sudah saatnya sebagai generasi muda dikenalkan kembali kepada nilai-nilai kepahlawanan yang sudah mulai luntur dan tidak berarti lagi. Dengan mengenal para pahlawan, kita akan diajarkan untuk membangun kembali sikap kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme. Lihatlah mereka yang telah berhasil, mereka telah menunjukkan bahwa cita-cita mereka bukan hal yang mustahil.
Teman-teman sekalian,
Semoga pidato ini dapat membuat kita lebih tangguh dan semangat untuk menjadi penerus bangsa kita. Berjalan selaras untuk meneruskan perjuangan para pahlawan mencapai cita–cita bangsa, yaitu Indonesia yang lebih baik ke depannya.
Kita sebagai generasi penerus harus senantiasa mendoakan arwah para pahlawan agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Semoga bangsa ini senantiasa dalam lindungan-Nya, tetap dikaruniai kemerdekaan dan persatuan. Amiin.
Sekian pidato yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan saya mohon maaf.
Wassalamuallaikum Wr. Wb
Sekali merdeka, tetap merdeka!
Baca juga: 5 Contoh Puisi Hari Pahlawan 10 November Terbaik dan Menyentuh Hati, Cocok untuk Anak SD hingga SMA
7. Assalamualaikum wr. wb
Yang terhormat bapak kepala sekolah
Yang terhormat bapak/ibu guru, dan staff
serta rekan-rekan yang saya banggakan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayahnya kita semua dapat kumpul pada upacara pagi hari ini.
Pada kesempatan ini saya berpidato dengan mengangkat tema “lanjutkan perjuangan para pahlawan kita”, karena pada hari ini merupakan hari pahlawan.
Bapak/ibu guru serta teman-teman yang saya hormati,
Pidato ini bertujuan mengingatkan kita bahwa kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme sangat penting dalam mengembangkan negara kita. Tanpa sikap tersebut, maka mustahil bagi kita untuk membuat negara kita bertahan hidup.
Bapak/ibu guru serta teman-teman yang saya hormati,
Setiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November. Ini adalah refleksi negara kita dalam menghargai sejarah masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan melawan penjajahan.
Hari Pahlawan juga menunjukkan bahwa para pendahulu kita telah segala sesuatu dikorbankan untuk membangun negara ini. Hari Pahlawan diambil dari sejarah pertempuran di Surabaya. Itu ketika orang-orang kita melawan Belanda dan pasukan Sekutu dengan tujuan perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Lebih dari 100.000 orang Indonesia yang terlibat di pertempuran melawan Sekutu yang diperkirakan lebih dari 30.000 tentara. Setidaknya 16.000 orang Indonesia meninggal, sedangkan di pihak musuh hilang 2.000 prajurit.
Pertempuran itu merupakan pertempuran terberat dalam revolusi dan menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia.
Dianggap sebagai upaya heroik oleh Indonesia, pertempuran membantu rakyat kita mendapatkan dukungan internasional untuk Kemerdekaan Indonesia. Sebagai memori pertempuran, 10 November kemudian dirayakan setiap tahun sebagai Hari Pahlawan.
Pertempuran di Surabaya adalah salah satu pertempuran yang terjadi di negara kita selama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Mereka mengorbankan segalanya, termasuk darah mereka dan kehidupan. Mereka berdedikasi, kepahlawanan mereka, patriotisme dan nasionalisme untuk negara ini.
Ada pepatah : negara besar adalah negara yang menghargai semua pahlawan-nya. Kita sering mendengar hal itu. Kita tahu bahwa tanpa pengorbanan pahlawan tidak akan ada negara ini. Kemerdekaan Indonesia tidak diberikan oleh kolonialis tersebut.
Bapak/ibu guru serta teman-teman yang saya banggakan,
Saat ini kita hidup di negara kemerdekaan. Tidak ada lagi pertempuran melawan penjajah. Tapi, itu tidak berarti bahwa kita berhenti berjuang. Ada banyak jenis perjuangan yang harus kita lakukan.
Berjuang melawan korupsi, kolusi dan nepotisme adalah beberapa contoh perjuangan. Kita harus tetap semangat kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme di negara berkembang ini. Itulah cara kita menghargai pahlawan kita.
Rekan-rekan serta bapak/ibu guru yang berbahagia
Saya kira itu semua pidato saya. Mari kita terus semangati pahlawan kita, mari kita lanjutkan perjuangan demi kemajuan bangsa kita. Terus berjuang . . . untuk negara kita, untuk masa depan yang lebih baik.
Terima kasih banyak atas perhatian Bapak/Ibu guru, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua
Wassalamualaikum wr. wb
8.
Assalamualaikum, wr. wb
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.
Kepada Ibu Kepala Sekolah yang saya hormati,
Kepada Bapak dan Ibu guru yang saya hormati,
Serta teman-teman sekalian yang saya banggakan.
Pertama-tama puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah mencurahkan
rahmat dan hidayah sehingga kita dapat berkumpul di ruangan ini. Tak lupa shalawat beriring salam kita ucapkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir hayat. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato saya yang berjudul “Hari Pahlawan”.
Pidato ini bertujuan mengingatkan kita bahwa kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme sangat penting dalam mengembangkan negara kita. Tanpa sikap tersebut, maka mustahil bagi kita
untuk membuat negara kita bertahan hidup.
Teman-teman yang saya banggakan, Setiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan tanggal
10 November. Ini adalah refleksi negara kita dalam menghargai sejarah masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan melawan penjajahan. Hari Pahlawan diambil dari sejarah pertempuran di Surabaya.
Itu ketika orang-orang kita melawan Belanda dan pasukan Sekutu dengan tujuan perjuangan
Kemerdekaan Indonesia. Lebih dari 100.000 orang Indonesia yang terlibat di pertempuran melawan Sekutu yang diperkirakan lebih dari 30.000 tentara.
Setidaknya 16.000 orang Indonesia meninggal, sedangkan di pihak musuh hilang 2.000 prajurit. Pertempuran itu merupakan pertempuran terberat dalam revolusi dan menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia.
Dianggap sebagai upaya heroik oleh Indonesia, pertempuran membantu rakyat kita mendapatkan dukungan internasional untuk Kemerdekaan Indonesia.
Sebagai memori pertempuran, 10 November kemudian dirayakan setiap tahun sebagai Hari Pahlawan. Pertempuran di Surabaya adalah salah satu pertempuran yang terjadi di negara kita selama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Mereka mengorbankan segalanya, termasuk darah mereka dan kehidupan. Mereka berdedikasi, kepahlawanan mereka, patriotisme dan nasionalisme untuk negara ini.
Teman-teman yang saya banggakan, Saat ini kita hidup di negara kemerdekaan. Tidak ada lagi
pertempuran melawan penjajah. Tapi, itu tidak berarti bahwa kita berhenti berjuang. Ada banyak jenis perjuangan yang harus kita lakukan. Berjuang melawan korupsi, kolusi dan nepotisme adalah beberapa contoh perjuangan.
Kita harus tetap semangat kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme di negara berkembang ini. Itulah cara kita menghargai pahlawan kita.
Demikianlah pidato saya. Mari kita terus semangati pahlawan kita, mari kita lanjutkan
perjuangan. Terus berjuang … untuk negara kita, untuk masa depan yang lebih baik.
Terima kasih banyak atas perhatian Anda. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan Wassalamu‟alaikum Wr.wb
Baca juga: 45 Template CapCut Hari Sumpah Pemuda 2023, Langsung Pakai Twibbon Video dan Bagikan ke IG/WA
9.
Assalamualaikum, wr. wb
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.
Kepada Ibu Kepala Sekolah yang saya hormati,
Kepada Bapak dan Ibu guru yang saya hormati,
Serta teman-teman sekalian yang saya banggakan.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah sehingga kita dapat berkumpul di ruangan ini. Tak lupa shalawat beriring salam kita ucapkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir hayat.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato saya yang berjudul “Hari Pahlawan”.
Dalam pidato ini saya ingin menggelorakan semangat kemerdekaan Indonesia yang saya rasa sudah terkikis terlalu banyak di jiwa para pemuda Indonesia. Mungkin kita akan bertanya Tanya mengapa hanya tanggal 10 November yang dijadikan hari pahlawan ? karena pada saat itu pahlawan-pahlawan kemerdekaan replubik Indonesia sedang melawan belanda di Surabaya.
Pahlawan itu adalah bung tomo. Ia pahlawan yang gigih, tegas dan berwibawa. Sejarah pada tanggal 10 November juga adalah waktu ketika bendera belanda disobek dan dijadikan bendera Indonesia.
Teman-teman sekalian yang saya banggakan, pahlawan-pahlawan tersebutlah yang menjadi suri tauladan bagi kita sang penerus bangsa. Walaupun globalisasi telah mendunia tetapi budaya Indonesia masih tetap.
Yang displin, tekun, sabar, dan selalu mentaati peratuan yang ada. Kita sebagai penerus bangsa harus mengikuti kebajikan kebajikan yang telah di lakukan oleh pahlawan kita, tidak harus dengan mengangkat senjata dan turun ke medan perang. Tetapi untuk tidak bertawuran, karena tawuran bukanlah budaya kita, budaya kita adalah saling menghormati satu sama lain.
Tidak juga dengan melompati dinding sekolah, itu bukan budaya kita, budaya kita adalah tertib dan displin.
Teman-teman sekalian yang saya banggakan, waktu demi waktu terus berjalan, dan sudah terasa lama kita merdeka. Tetapi mengapa kita selalu mengikuti budaya penjajah.
Indonesia harus bangkit dari penjajah penjajah masa lalu ataupun sekarang yang seperti para koruptor dan lain lain. Kita yakin kan bersama bahwa Indonesia bisa !
Mungkin demikian pidato yang bisa saya sampaikan, kebeneran berasal dari ALLAH dan kesalahan berasal dari saya. Mohon maaf bila ada kesalahan-kesalahan kata dan akhir kata saya ucapkan wabillahitauqfiq walhidayah, Wassalamu‟alaikum Wr.wb.
10.
Assalamualaikum, wr. wb
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.
Kepada Ibu Kepala Sekolah yang saya hormati,
Kepada Bapak dan Ibu guru yang saya hormati,
Serta teman-teman sekalian yang saya banggakan.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah sehingga kita dapat berkumpul di ruangan ini. Tak lupa shalawat beriring salam kita ucapkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir hayat.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato saya yang berjudul “Hari Pahlawan”.
Saudara, hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia. Setiap tanggai 10 November, kita bangsa Indonesia, khususnya rakyat Surabaya memperingatinya sebagai hari Pahlawan, hari yang sangat bersejarah bagi bangsa kita dalam mempertahankan kemerdekaan.
Dalam catatan sejarah pada tanggai 30 Oktober 1945, Bung Karno, Bung Hatta dan Amir Syarifuddin datang ke Surabaya atas permintaan Komandan Sekutu, untuk mendamaikan perselisihan, antara bangsa Indonesia dengan pasukan inggris di Surabaya. Perdamaian dapat dicapai.
Tetapi setelah Bung Karno, Bung Hatta dan Amir Syarifuddin kembali ke Jakarta, pertempuran tidak dapat dihindari lagi, sehingga menyebabkan tewasnya Brigadir Jendral Mallaby.
Karena pasukan Inggris hancur berantakan, maka didatangkanlah pasukan bantuan dari Devisi V di bawah pimpinan Mayor Jendral Mansergh, Sebanyak 24 000 orang mendarat di Surabaya. Selanjutnya tanggai 9 November 1945 Inggris mengeluarkan ancaman bahwa Inggris akan menggempur kota Surabaya dari laut, darat dan udara apabila orang-orang Indonesia tidak mematuhi perintah-perintah Inggris. Inggris mengeluarkan instruksi yang isinya: “Semua pemimpin bangsa Indonesia dari semua pihak di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggai 10 Nopember 1945 pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan dengan membawa bendera merah putih yang diletakkan di atas tanah berjarak seratus meter dari tempat berdiri, lalu mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.”
Ancaman itu tidak digubris, apalagi ditaati oleh arek-arek Suroboyo, sehingga pada tanggai 10 November itu terjadilah pertempuran yang sangat dahsyat. Rakyat Indonesia di Surabaya bertekad untuk membela kemerdekaan dengan seluruh jiwa raga. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung.
Kejadian ini merupakan bukti keberanian dan kebulatan tekad daiam mempertahankan kemerdekaan dan membela tanah air Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Bung Tomo adalah salah seorang pimpinan perjuangan rakyat Surabaya dengan suaranya yang lantang dan menggelegar membakar semangat arek-arek Suroboyo: “Maju terus pantang mundur! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”
Tujuannya jelas yaitu mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela untuk mati, agar kita tetap hidup dan merdeka. Pesan mereka hanyalah: “Teruskan perjuangan dan jangan khianati = perjuangan kami. ” Hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia. Peristiwa 10 November ini, oleh bangsa Indonesia dijadikan sebagai hari Pahlawan. Semangat kepahlawan mereka dapat kita teladani untuk membangun negara dan bangsa agar semakin maju dan bermartabat.
Para pahlawan tersebut telah mengorbankan harta benda dan jiwa raganya, kini yang tidak ikut berperang
sudah selayaknya meneruskan perjuangannya sesuai bidang tugas kita masing-masing!
Semoga arwah para pahlawan diterima di sisi Tuhan sebagai pejuang yang mati syahid, amin. Demikianlah yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan yang baik, terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafannya.
Wassalaamu‟alaikum wr wb. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.