Ibu Kota Negara

Pembentukan Sekolah Vokasi Jadi Ajang Pelestarian Budaya, OIKN Usulkan Bahasa Ibu Dihidupkan

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui Kedeputian Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) tengah menghidupkan warisan budaya

TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA INTAN
Deputi Sosbudpemas OIKN Alimuddin, dalam gelaran Rembuk Budaya bertajuk kolaborasi memajukan dan melestarikan kebudayaan, di Gran Senyiur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA INTAN 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui Kedeputian Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) tengah berupaya untuk menghidupkan warisan budaya Kalimantan Timur.

Inisiasi tersebut lantas dibungkus melalui gelaran Rembuk Budaya bertajuk kolaborasi memajukan dan melestarikan kebudayaan, di Gran Senyiur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (8/11/2023).

"Salah satu upaya OIKN, yakni adanya pembentukan sekolah yang bersifat vokasi seni budaya," kata Deputi Sosbudpemas OIKN Alimuddin.

Termasuk, imbuhnya dalam hal pelestarian budaya ini, pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudyaan (Kemenko PMK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Baca juga: Rajut Keberagaman Jelang Pemindahan IKN, OIKN Gelar Rembuk Budaya

Baca juga: Partai Pengusung Anies - Cak Imin Kukuh Tolak IKN Nusantara, Jokowi Didukung 93 Persen Fraksi DPR RI

"Kalau kita ingin melestarikan budaya, saya pikir harus melibatkan para pelaku budaya, serta seluruh stakeholder untuk membangun pelestarian budaya ini," ulas Alimuddin.

Di samping itu, pihaknya juga akan membina sanggar seni budaya yang ada, agar makna dalam sebuah tarian bisa lebih tersirat.

"Jadi bukan sekadar gerakan. Tapi penari diharapkan bisa memahami filosofi sebuah gerakan tarian," tegas Alimuddin.

Binaan tersebut, dimaksudkan agar identitas kebudayaan dalam tari perspektif budaya lokal tidak punah.

Seperti halnya, disampaikan Alimuddin berdasarkan penelitian Balai Bahasa Kalimantan Timur, yakni terdapat salah satu budaya yang akan punah. Salah satunya bahasa paser.

Ia menilai tidak efektif, walaupun pemerintah daerah telah menerapkan bahasa daerah dalam muatan lokal di sekolah.

"Saya pikir itu tidak cukup efektif, tetapi menghambat punah iya," sebut Alimuddin.

Baca juga: Bidik Peluang IKN, Hino Resmikan Outlet Baru di Km 25 Balikpapan

"Maka harus dihidupkan kembali bahasa-bahasa ibu di masing-masing rumah tangga, karena kalau tidak, bahasa ibu akan menjadi cerita saja," pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved