Isran Noor Mundur dari NasDem Kaltim

Pengamat asal Unmul Nilai Isran Noor Mundur dari Nasdem karena tak Cocok dengan Anies Baswedan

Mantan Ketua DPW Partai Nasdem Kaltim saat menjabat sebagai Gubernur Kaltim pada periode 2018-2023 juga sangat tampak menikmati membangun kedekatan

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Momen Isran Noor saat menerima amanah menjadi Ketua Umum APPSI sepeninggal Anies Baswedan, saat keduanya aktif di organisasi yang berisi para Gubernur se-Indonesia ini. Isran Noor undur diri sebagai Ketua DPW NasDem Kaltim, partai yang mengusung Anies Baswedan menjadi Capres di Pemilu 2024, pengamat menduga kuat ada hubungan yang 'renggang' antara keduanya.TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengamat politik yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman (Unmul), Budiman sejak awal sudah menerka ada hubungan yang 'renggang' antara Isran Noor dan Anies Baswedan.

Ia mengamati mantan Ketua DPW Partai Nasdem Kaltim saat menjabat sebagai Gubernur Kaltim pada periode 2018-2023 juga sangat tampak menikmati untuk membangun kedekatan dengan pusat.

Bukan saja terkait arah kebijakan, namun juga haluan politik.

Satu isu yang ditunggu masyarakat Kaltim mereka ingin melihat siapa partai yang bisa melanjutkan keberadaan atau eksistensi Ibu Kota Nusantara (IKN) nantinya.

"Banyak juga pemilih menunggu itu. Artinya, siapa yang mampu menjual itu, itu akan berimplikasi kepada Capres yang bersangkutan," sebutnya, Sabtu (11/11/2023).

Baca juga: Terjawab Kenapa Isran Noor Mundur dari NasDem Kaltim, Begini Isi Surat Eks Gubernur Kaltim ke DPP

Baca juga: DPP Nasdem Benarkan Isran Noor Mundur dari Ketua DPW Kaltim, Demokrat Siap Terima Jika Ingin Kembali

"Kemungkinan mundurnya (Isran Noor) berkaitan dengan Pilpres, IKN, dan alasan pada surat pengundurannya (kesibukan diluar kepartaian)" sambung Budiman.

Lebih daripada itu, semenjak Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengumumkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal capres yang diusung partainya di Nasdem Tower, pada hari Senin tanggal 3 Oktober 2022 lalu.

Gelagat Isran Noor kian terlihat 'tidak betah' berada satu gerbong bersama koleganya di Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini.

Ketidakcocokan bersama Anies juga punya nilai historis, dimana Prabowo Subianto yang kini menjadi Capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), memiliki kedekatan dengan Isran Noor.

Mulai dari dukungan Partai Gerindra kepadanya saat Pilkada Kaltim 2018, hingga mundur kebelakang saat Isran Noor masih berseragam Partai Demokrat.

Di mana kala itu, Isran Noor yang menjabat sebagai Bupati Kutai Timur mengaku mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden.

Pernyataan dukungan Isran Noor disampaikan dalam upacara hari ulang tahun Kabupaten Kutai Timur, di Sangatta Sabtu 12 Oktober 2013 silam.

Jika dengan Ganjar, kata Budiman, kedekatan Isran Noor dan Ganjar Pranowo dalam konteks kerja sama saat sama-sama menjabat Gubernur tergabung dalam APPSI dan agenda alumni universitas masing-masing selama dua tahun belakangan juga cukup mengisyaratkan dukungan dua pihak.

Isran Noor sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Kaltim "acuh tak acuh" adanya capres dari partainya sendiri, yakni Anies Baswedan.

Sementara kedekatan Isran Noor yang dekat dengan Presiden Jokowi dalam konteks pemerintahan tentunya membangun kepentingan IKN.

Ditopang dengan berbagai statement Isran Noor saat menjabat Gubernur Kaltim yang terus memperlihatkan dukungannya untuk keberlanjutan IKN ke depan di Bumi Etam

Baca juga: Isran Noor Mundur dari NasDem Kaltim, Partai Demokrat Siap Bentangkan Karpet Biru

Budiman sangat jelas melihat, Isran Noor setiap pidato, betul-betul memperjuangkan IKN.

Sementara Anies Baswedan kondisinya sekarang, belum menyatakan penuh mendukung keberlangsungan ada korelasi yang terbangun antara dua kejadian politik tersebut, dengan Visi-Misi yang diusung masing-masing Capres.

Bahkan pada Minggu 19 Februari 2023 lalu Anies Baswedan yang sempat hadir di Kota Samarinda menghadiri agenda Garda Pemuda NasDem Kaltim dan bertemu seluruh pengurus DPW Partai NasDem Kaltim, tak tampak sama sekali kehadiran Isran Noor saat itu.

"Tetapi saya meyakini faktor penguat beliau mundur karena beda pilihan atau dukungan untuk Pilpres dengan NasDem," tegas Budiman.

Jika menyinggung Isran Noor mengincar posisi Menteri, Budiman menganggap hal ini mungkin terjadi mungkin juga tidak.

Karena masa kepemimpinan Presiden Jokowi yang hanya tersisa hitungan bulan, dan tahun politik yang makin terasa, amat sangat kecil kemungkinan tersebut, meski tidak dipungkiri bisa saja terjadi.

"Kalau untuk jadi Menteri dengan waktu yang mepet dengan Pilpres dan Pilgub, saya merasa kecil kemungkinannya meskipun peluang itu tetap ada," tukas Budiman.

Masyarakat sendiri tengah menunggu langkah politik Isran Noor, terlebih saat diujung menjabat sebagai Gubernur Kaltim, banyak yang memintanya untuk maju dalam Pilkada 2024 mendatang, melanjutkan periode keduanya memimpin Bumi Mulawarman.

Namun demikian, Budiman menduga, Isran Noor sudah punya ancang-ancang, meski tak lagi punya perahu untuk maju dalam Pilgub 2024.

Ia meyakini, akan ada partai yang menggandeng Isran Noor untuk maju dalam Pilgub mendatang.

"Kalau partai sebagai jembatan untuk jadi Gubernur, pasti orang akan bertanya kok beliau mundur sebagai Ketua Partai. Tapi pasti beliau sudah berhitung dan pasti sudah ada partai yang menggaransi," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved