Berita Nasional Terkini

Usai Berkunjung ke Kediaman Gus Mus, Goenawan Mohamad Lontarkan Sindiran Pedas ke Presiden

Budayawan Tanah Air memberikan kritik kepada Presiden. Presiden dianggap banyak melakukan kebohongan

|
Kompas.com/Sherly Puspita
Budayawan, Goenawan Mohamad. Usai menghadiri pertemuan di kediaman Gus Mus, ia tampak memberikan sejumlah sindiran kepada Presiden. 

Goenawan melihat pemilihan Presiden semua tergantung kepada pimpinan partai yang ada di Indonesia.

“Kita lihat saja nanti pimpinan partai politik di Indonesia akan menaikkan siapa? Semuanya kan tergantung kepada pemimpin parpol yang ada di Indonesia,” paparnya lebih lanjut .

Kekecewaan Goenawan Mohamad Direspons PSI

Selain itu, sebelumnya diberitakan Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman angkat bicara menanggapi pernyataan Goenawan Mohamad.

Baca juga: Cek 10 Proyek Diresmikan Jokowi di IKN Nusantara Desember Ini, Ada Klub Bola Pindah dan Pacuan Kuda

Seperti diketahui dan viral juga di media sosial, dalam tulisan yang tersebar di WhatsApp itu terpancar kekecewaan Goenawan Mohamad terhadap pemerintahan Jokowi yang dinilai mirip dengan Soeharto.

"Saya dulu memilih Jokowi dan bekerja agar dia menang. Tapi kini saya merasa dibodohi. Jika nanti Prabowo-Gibran/Jokowi menang, kita dan generasi anak kita akan mewarisi kehidupan politik yang terbiasa culas, nepotisme yang menghina kepatutan, lembaga hukum yang melayani kekuasaan."

"Saya bertekad mengalahkan dan menggagalkan sandiwara ini."

"Tadinya saya mau pasif, hanya melukis dan menulis, golput. Tapi yg dipertaruhkan pilpres 2024 begitu besar — sebuah tanahair, sejumlah nilai2 kebajikan, sebuah generasi baru yg berjuta-juta. Saya putuskan utk, dlm usia lanjut ini, ikut mereka yg melawan untuk perbaikan. Mudah2an teman2 bersama saya," demikian tulisan tersebut.

Andy Budiman menanggapi hal ini dengan menyebut, dirinya masygul melihat Goenawan Mohamad yang dinilainya terlalu tergesa-gesa dalam menilai Jokowi dan langkah-langkahnya.

Berikut jawaban lengkap Andy Budiman yang diterima redaksi.

Bagaimanapun dalam pandangan saya, Jokowi mengakumulasi kekuasaan bukan untuk memperkaya diri.

Kita bisa bandingkan dengan elit politik lain – yang puluhan tahun membangun dinasti – dan kini ironisnya ikut membangun opini bahwa Jokowi telah berubah dan sedang mengakumulasi kekuasaan untuk kepentingan diri dan keluarganya.

Mengenai Gibran,

Gibran dipilih langsung oleh rakyat Solo lewat pemilu demokratis.

Ia menang melalui sebuah pertandingan politik yang adil.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved