Berita Mahulu Terkini

Curhatan Sopir Speedboat di Mahulu saat Harga BBM Naik, Pilih Tak Berangkat agar Dompet Tak Menjerit

Curhatan sopir speedboat di Mahulu saat harga BBM naik, pilih tak berangkat agar dompet tak menjerit.

Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Kristiani Tandi Rani
Sopir speedboat di Mahakam Ulu saat mengisi BBM tambahan di tengah perjalanan. 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Sopir speedboat di Mahakam Ulu mengaku terbebani dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang kerap mengalami kenaikan. 

Naiknya harga BBM ini tak jarang membuat mereka harus menunda keberangkatan saat sepi penumpang,

Jika tak mengangkut penumpang, maka mereka tak mendapat penghasilan.

Hal itulah yang dialami Anton, salah satu sopir speedboat.

Ia mengatakan bahwa kenaikan harga BBM merupakan masalah besar baginya.

"Masalah sih sebenarnya, karena kadang isi penuh kita tetap isi lagi," katanya, Sabtu (18/11/2023).

Baca juga: Kisah Sopir Speedboat di Mahulu, Antarkan Warga yang Sakit hingga Melahirkan Tanpa Kenal Waktu

Baca juga: Wabup Mahulu Sarankan Warga yang Punya Urusan Mendesak, Mencarter Speedboat Agar tak Menunggu Lama

Baca juga: Semen Disedot untuk IKN Nusantara, Kubar dan Mahulu Kehabisan Stok, Pembangunan Jembatan Terkendala

Ia mengatakan, meski kenaikan harga BBM sedikit saja, hal itu memberikan dampak yang cukup besar baginya.

Dirinya harus merogoh kantong cukup dalam untuk membeli BBM speedboat.

Pasalnya, BBM yang dibutuhkan speedboat cukup besar untuk satu kali perjalanan. 

"Misalnya naiknya seribu, kitakan isinya 200 liter jadi Rp 200 ribu. Apalagi yang sampai Rp 8 ribu, sudah berapa," tutur pria asal Kabupaten Mahakam Ulu ini. 

Belum lagi jika speedboat menggunakan BBM jenis pertalite, maka sopir harus merogoh kocek lebih dalam.

Hal ini lantaran speedboat yang menggunakan pertalite lebih boros dibandingkan yang menggunakan bensin. 

"Kalau pertalite ini boros lagi dia, beda sama bensin kemarin. Kita 1 drum masih ada sisanya, ini aja satu drum nambahkan kita tadi itu," ujarnya pada Tribun Kaltim. 

Baca juga: Dinas PUPR Mahulu Sebut Pembangunan Jembatan Long Pahangai-Datah Suling Sempat Terkendala Semen

Anton juga mengaku tak jarang mengisi BBM di tengah perjalanan membawa speedboat-nya.

Jika sudah begitu, kenaikan BBM semakin mencekik, lantaran harga BBM akan sangat jauh berbeda dengan harga saat membeli di pom bensin. 

"Bedanya kan Rp 3 ribu sama pom, pom kan Rp 10 ribu, kalau nambah Rp 13 ribu. Kalau nambah 100 liter jadi Rp 300 ribu," imbuhnya. 

Untuk menutupi biaya BBM itu, dirinya pun harus bekerja sesuai target.

Dirinya juga akan memilih tidak berangkat jika sepi penumpang.

"Kita harus mencapai target kalau ke hulu karena hilirnya itu sepi. Saya kalau nggak capai target Rp 5 juta, kadang nda berangkat saya," jelas Anton. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved