Berita Nasional Terkini
Ramai Ditolak Warga Aceh, Orang Rohingya Asalnya dari Mana? Alasan Penolakan dan Pernyataan Kemenlu
Ramai ditolak warga Aceh, sebenarnya orang Rohingya asalnya dari mana? Alasan penolakan warga Aceh dan pernyataan Kemenlu terkait pengungsi Rohingya
"Ada ratusan warga datang dan menolak mereka turun di kawasan desa kami," ujar Mukhtar seperti dikutip TribunKaltim.co dari SerambiNews.com di artikel berjudul BREAKING NEWS - Warga Jangka Bireuen Tolak Etnis Rohingya, Jaga di Pantai Saat Kapal Hampir Tiba.
Di lokasi terlihat Camat Jangka, Kapolsek, Danramil dan berbagai unsur memantau warga dan juga para pengungsi.
Seperti diketahui, para manusia perahu etnis Rohingya itu sudah seringkali terdampar atau sengaja diturunkan ke Aceh.
Awal-awalnya mereka diterima dengan baik oleh warga Aceh, di mana saja mereka terdampar, termasuk di Jangka.
Tetapi akhir-akhir ini, warga pun mulai jenuh karena setelah ditampung baik-baik, kehadiran mereka pun kerap bikin masalah, seperti kabur di lokasi penampungan dan lain-lain.
Pernyataan Kemenlu
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan sebenarnya Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk menampung para pengungsi tersebut, apalagi memberikan solusi.
"Yang jelas Indonesia bukan pihak pada Konvensi Pengungsi 1951.
Karena itu Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi, apalagi untuk memberikan solusi permanen bagi para pengungsi tersebut," kata juru bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal, melalui rilis resmi yang diterima oleh Kompas.TV, Kamis (16/11/2023).
Menurutnya, selama ini Indonesia mau menampung para pengungsi tersebut murni atas dasar kemanusiaan.
Hal penting yang menjadi catatan, banyak negara konvesi justru menutup pintu untuk para pengungsi itu.
"Penampungan yang selama ini diberikan semata-mata karena alasan kemanusiaan.
Ironisnya banyak negara pihak pada konvensi justru menutup pintu dan bahkan menerapkan kebijakan push back terhadap para pengungsi itu," tegasnya.
"Dari penanganan selama ini teridentifikasi bahwa kebaikan Indonesia memberikan penampungan sementara banyak dimanfaatkan oleh jaringan penyelundup manusia (people-smuggler) yang mencari keuntungan finansial dari para pengungsi tanpa peduli resiko tinggi yang dihadapi oleh para pengungsi, khususnya kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.
Bahkan banyak di antara mereka terindentifikasi korban TPPO," lanjutnya.
Baca Selanjutnya: Aksi solidaritas rohingya ratusan orang jalan kaki ke gedung dprd baliikpapan
Mensos Saifullah Beri Kabar Baik, 33 Ribu Pendamping PKH Segera jadi ASN |
![]() |
---|
Cak Imin Puji Pidato Prabowo di PBB, Sebut Setara dengan Soekarno |
![]() |
---|
Bantah Hendropriyono, Ini Alasan Rommy PPP Sebut Pihak Asing Bukan Dalang Demo DPR |
![]() |
---|
Harga BBM Non-Subsidi per 24 September 2025 di SPBU Pertamina Seluruh Kalimantan |
![]() |
---|
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini di Balikpapan, Nilai Buyback Tembus di Angka Rp2 Jutaan! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.