Berita Balikpapan Terkini

Biaya Kerap Jadi Kendala, Ini Alasan Sintya Ingin Bangun Sekolah Gratis di Balikpapan

Sintya mengaku menjalani profesi sebagai pendidik karena terinspirasi dari kisah keluarganya yang terkendala biaya sekolah.

Penulis: Ardiana | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Warga Balikpapan asal Jakarta, Sintya mengaku menjalani profesi sebagai pendidik karena terinspirasi dari kisah keluarganya yang terkendala biaya sekolah. Sintya bercita-cita mendirikan sekolah gratis untuk anak kalangan bawah. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Inspirasi tentu bisa datang dari mana saja. Ia bahkan kerap datang pada hal-hal tak terduga.

Salah satu warga Balikpapan asal Jakarta, Sintya mengaku menjalani profesi sebagai pendidik karena terinspirasi dari kisah keluarganya yang terkendala biaya sekolah.

Sintya menceritakan, beberapa tahun lalu, salah seorang keluarganya yang termasuk kalangan menengah ke atas memiliki masalah hingga berdampak pada keuangan mereka.

Baca juga: Makmur Marbun Pastikan 2024 di Penajam Paser Utara, Ada Seragam Sekolah Gratis 


Sang anak yang awalnya bersekolah di sekolah bergengsi, terpaksa dipindahkan ke sekolah yang dengan biaya yang lebih murah.

Salah satu persyaratan ikut ujian dengan membayar biaya sekolah sering menjadi kendala saat itu. Terlebih, belum adanya beasiswa gratis yang mudah ditemukan seperti saat ini.

"Saat itu, belum ada beasiswa, dia gak bisa ikut ujian semester. Tapi, waktu bersiap mau ujian, dia udah ngerobek 2 lembar kertas di bagian tengah bukunya. Waktu mau ambil kertas soal ke depan, gurunya bilang dia belum bayar," kisah Sintya, Selasa (28/11/2023).

Mau tidak mau, anak itu segera pulang kembali ke rumah untuk menemui orangtuanya. Bahkan ia rela meninggalkan buku dan tasnya, demi mengeluhkan hal tersebut.

Namun, saat ia pulang, teman-temannya mengambil lembaran-lembaran kertas dari bukunya untuk digunakan sebagai kertas jawaban ujian. Tentu, tanpa ia ketahui.

Baca juga: Seragam Sekolah Gratis di PPU 2024 Hanya Putih-Merah, Putih-Biru serta Tas dan Sepatu, Hanya Gakin


"Dia gak bisa bayar sekolah, gak sanggup beli buku, buku tulisnya di gituin," ungkap Sintya dengan mata berkaca.

Sementara itu, sang anak yang pulang tak menemui kedua orangtuanya karena masih bekerja. Sehingga ia memutuskan untuk kembali ke sekolah esok hari.

Namun, saat ia kembali bersama ibunya untuk membicarakan biaya sekolah itu, ketika di gerbang sekolah, ia mendapat bullying dari teman-temannya.

"Jadi teman-temannya itu nyamperin dia bilang "makanya lu kalau gak bisa sekolah, ya gak usah sekolah. Ngapain lu sekolah. Cuma akhirnya, dia bisa lewatin itu. Dia juga akhirnya dapat beasiswa, karena dia pintar," lanjutnya.

Kisah yang dialami kerabatnya ini membuat Sintya bertekad menjadi seorang guru. Tak tanggung-tanggung, bahkan ia bercita-cita ingin memiliki sekolah gratis. Mencerdaskan anak bangsa, tanpa biaya.

Baca juga: 20 Persen Siswa Baru di Balikpapan Belum Terima Seragam Sekolah Gratis, Ukuran Baju Jadi Kendala


Bahkan, tekadnya ini ia mulai saat dirinya duduk di bangku sekolah menengah. Dengan berbekal kepercayaan dari gurunya untuk mengajar Bahasa Inggris di Klub Bahasa Inggris sekolah.

Wanita sarjana komunikasi ini juga mengaku, dirinya sempat bekerja sebagai seorang Sekretaris salah satu kontraktor di Jakarta. Namun, cita-cita dan tekadnya ini tak pernah hilang dari benaknya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved