Berita Internasional Terkini

4 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka akibat Bom Filipina, Presiden Marcos Jr Murka

Ledakan melanda sebuah acara Misa Katolik di Mindanao, Filipina dan menewaskan sejumlah orang.

|
Editor: Heriani AM
Kolase YouTube Kompas.id
BOM FILIPINA - Ledakan melanda sebuah acara Misa Katolik di Mindanao, Filipina dan menewaskan sejumlah orang. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ledakan melanda sebuah acara Misa Katolik di Mindanao, Filipina dan menewaskan sejumlah orang.

Insiden itu terjadi di gimnasium Mindanao State University (MSU) atau Universitas Negeri Mindanao di Kota Marawi pada Minggu pagi.

Pasukan Filipina berada dalam kesiagaan tinggi pada hari Minggu (3/12) setelah sebuah bom meledak di sebuah gymnasium universitas.

Ledakan bom menyebabkan empat orang meninggal dunia, dan melukai beberapa orang yang mengikuti Misa Katolik di bagian selatan negara itu.

Baca juga: 2 Orang Meninggal dan 7 Luka-luka Gegara Tabung Gas Meledak di Sukabumi, Kesaksian Warga: Kayak Bom

Baca juga: Sikap tak Terduga Presiden Prancis, Macron Minta Israel Stop Bom Anak-anak, Perempuan dan Orang Tua

Baca juga: Dipicu Perang Hamas vs Israel, Polisi Antisipasi Ancaman Bom di Piala Dunia U-17 2023

Presiden Filipina menuding serangan bom ini sebagai serangan teroris.

 "Saya mengutuk dengan keras tindakan paling tak berarti dan paling biadab yang dilakukan oleh teroris asing," kata Presiden Ferdinand Marcos Jr.

"Ekstremis yang menggunakan kekerasan terhadap yang tak berdosa akan selalu dianggap sebagai musuh bagi masyarakat kita."

Ledakan di Marawi, sebuah kota yang diduduki oleh militan pro-Negara Islam selama lima bulan pada tahun 2017, menyusul pembunuhan 11 pejuang dalam operasi militer pada Jumat di Maguindanao del Sur sekitar 200 km (125 mil) dari lokasi kejadian.

Presiden Marcos mengimbau masyarakat tetap tenang. Marcos memposting di platform media sosial X bahwa ia telah memberi instruksi kepada polisi nasional dan angkatan bersenjata untuk memastikan perlindungan dan keselamatan warga sipil serta keamanan komunitas yang terkena dampak dan rentan.

"Kami pastikan kami akan membawa pelaku tindakan kejam ini ke pengadilan."

Berbicara kepada wartawan Minggu (3/12) Mayor Jenderal Gabriel Viray III menyebut serangan bom di Universitas Negeri Mindanao sebagai "tindakan teror".  Militer Filipina juga telah mengerahkan ahli penjinak bahan peledak.

"Saat ini kami berada dalam kesiagaan tinggi dan pasukan kami tetap waspada karena kami menentukan motif dan mengidentifikasi pelaku untuk benar-benar memastikan siapa yang ada di baliknya," kata Viray.

BOM FILIPINA -
BOM FILIPINA - (Kolase YouTube Kompas.id)

Pejabat militer meninjau gymnasium, yang tampak utuh kecuali adanya bekas terbakar di tengah tempat ledakan terjadi, menurut gambar yang dibagikan oleh pemerintah Lanao del Sur di akun Facebook mereka. Kursi plastik putih berserakan.

Video yang diposting oleh radio DZBB di X menunjukkan penyelamat membawa orang yang terluka keluar dari gymnasium dengan kursi plastik.

"Serangan teroris terhadap lembaga pendidikan juga harus dikutuk karena ini adalah tempat yang mempromosikan budaya perdamaian," kata Gubernur Lanao del Sur Mamintal Adiong Jr dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Terkuak, Israel Gunakan Bom Fosfor Gempur Palestina, Dampak Amunisi Terlarang ke Gaza Tak Main-Main

Sebelumnya Militer Filipina membunuh 11 militan pada hari Sabtu, termasuk anggota kelompok Dawlah Islamiyah-Filipina, dalam sebuah operasi yang mengamankan 10 senjata api berkekuatan tinggi dan tiga alat peledak.

"Kami sedang meneliti tanda tangan bom untuk menentukan apakah kelompok tersebut benar-benar di baliknya," kata Viray.

Guard Pantai mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memerintahkan distrik mereka untuk meningkatkan pemeriksaan sebelum berangkat di pelabuhan.

Universitas Negeri Mindanao "sangat sedih dan terkejut atas tindakan kekerasan yang terjadi selama pertemuan keagamaan," demikian pernyataannya di Facebook. "Kami dengan tegas mengutuk dengan keras tindakan tak berarti dan mengerikan ini."

Gempa Filipina

Setelah Gempa Bumi Besar di Filipina, Tsunami Terjadi di Jepang

Tsunami kecil terjadi di Jepang setelah gempa bumi besar melanda Filipina

Badan Meteorologi Jepang mengungkapkan, tsunami setinggi 40cm terlihat di Pulau Hachijojima sekitar 290km dari Tokyo.

Pada Minggu (3/12/2023) badan tersebut memperingatkan tsunami bisa mencapai ketinggian satu meter.

Dua gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,4 dan 6,1 menurut Institut Volcanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) telah terjadi di pulau terbesar kedua Filipina, Pulau Mindanao, Sabtu (2/12/2023).

Gempa itu pun memicu perintah evakuasi di beberapa area Filipina, juga di sebelah selatan pantai Jepang.

Phivolcs mengatakan, pada Sabtu malam, tsunami itu bisa menghantam Filipina pada tengah malam dan berlanjut selama berjam-jam.

Meski begitu tak ada laporan awal mengenai kerusakan gelombang yang signifikan pada saat itu.

Sistem Peringatan Tsunami Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan, kemungkinan adanya tsunami setinggi 3 meter di atas permukaan air pasang, biasanya di beberapa bagian pantai Filipina.

Namun, kemudian mereka mengungkapkan bahwa tidak ada risiko tsunami.

“Berdasarkan semua data yang tersedia, ancaman tsunami akibat gempa bumi ini telah berlalu,” tuturnya dikutip dari Al-Jazeera.

 Pihak Phivolcs mengatakan, masyarakat yang tinggal di dekat pantai di Provinsi Surigao Del Sur dan Davao Oruiental harus segera mengungsi, atau pindah lebih jauh ke daratan.

“Kapal-kapal yang sudah berada di laut selama periode ini harus tetap berada di lepas pantai di perairan dalam sampai ada saran lebih lanjut,” bunyi pernyataan mereka.

Kedua provinsi tersebut sebagian besar merupakan wilayah pedesaan dan tidak padat penduduk seperti wilayah lain di Filipina.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.id dengan judul Serangan Bom Menewaskan 4 Orang di Filipina, Militer Meningkatkan Kesiagaan Tinggi.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved