Berita Viral
Viral Tenda Pengungsi Rohingya Dibongkar Paksa Warga Aceh, Dipindahkan ke Kantor Walikota Sabang
Beredar video yang memperlihatkan warga membongkar tenda pengungsi Rohingya di Aceh viral di media sosial.
Sejak pertengahan November lalu, lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya membanjiri Tanah Rencong. Mereka datang dalam tujuh gelombang kapal.
Ketika otoritas setempat pontang-panting mencari tempat penampungan untuk para Rohingya, kepolisian Aceh Timur menangkap seorang sopir truk yang diduga menyelundupkan 36 pengungsi.
Berdasarkan keterangan sopir truk itu, para Rohingya tersebut sebenarnya berangkat bersama rombongan berisi 275 orang yang menumpangi satu kapal besar. Namun kemudian, 36 pengungsi itu dipindahkan ke kapal yang lebih kecil.
Setibanya di daratan Aceh Timur pada 19 November, mereka dijemput dua truk mini yang sedianya bakal membawa mereka ke lokasi berikutnya.
Menurut Kapolres Aceh Timur, AKBP Andy Rahmansyah, sopir yang ditangkap mengaku dijanjikan uang Rp15 juta untuk menjemput Rohingya tersebut.
Andy menduga Indonesia bukanlah negara tujuan akhir 36 pengungsi Rohingya tersebut.
“[Mereka] dibawa ke provinsi lain. Dari provinsi lain, kita belum tahu mau dibawa ke mana karena kita belum melakukan penyelidikan karena masih terputus dengan saudara L tadi," ujarnya.
Baca juga: 25 Ucapan Hari Pengungsi Sedunia 2023 yang Diperingati pada 20 Juni, Cocok Jadi Caption di Medsos
Jika berkaca pada pengalaman sebelumnya, indikasi sindikat penyelundup manusia mencari untung di tengah penderitaan para pengungsi sebenarnya sudah mulai terendus sejak 2015, ketika Rohingya mulai kabur akibat persekusi di Myanmar.
Dirreskrimum Polda Aceh, Kombes Ade Harianto, membeberkan bahwa sejak 2015, jajarannya sudah menangani lebih dari 20 kasus dugaan penyelundupan pengungsi dengan total 24 tersangka.
“Modusnya hampir sama, yaitu Rohingya masuk ke Aceh kemudian mencari jalan untuk melarikan diri, khususnya ke Malaysia. Karena memang diduga sudah banyak saudara dan kerabatnya berada di Malaysia,” ucap Ade.
Tak diketahui pasti Zakaria memang membayar agen untuk mengantar keluarganya ke Malaysia atau tidak. Namun yang pasti, kisah
Zakaria memperkuat dugaan campur tangan sindikat dalam deras arus pengungsi ke Aceh.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga mengakui bahwa kebaikan Indonesia yang masih terus mau menampung Rohingya kerap dimanfaatkan para penyelundup untuk kemonceran bisnis mereka.
Lembaga pemantau hak pengungsi Rohingya, Arakan Project, menganggap bisnis sindikat ini juga menjamur karena faktor yang mendorong para pengungsi dari kamp di Cox’s Bazar kian besar.
Direktur Arakan Project, Chris Lewa, mengendus indikasi ini dari proporsi jenis kelamin para pengungsi yang membanjiri Aceh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.