Berita Berau Terkini

Gerakan Selamatkan Pangan di Berau, Muhammad Said Berpesan Manfaatkan Secara Bijak

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Pangan Kabupaten Berau menggelar sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan.

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Sekda Berau, Muhammad Said Membuka sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan (GSP). GSP dilakukan oleh pemerintah melalui Bapanas bersama mitra lainnya, seperti asosiasi pengusaha dan organisasi non profit.  

TRIBUNKALIM.CO, TANJUNG REDEB - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Pangan Kabupaten Berau menggelar sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan (GSP).

Sosialisasi tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kaltim, Siti, Farisyah, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA), Nita Yulianis dan dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said.

Kegiatan sosialisasi GSP ini merupakan upaya dalam mengubah perilaku boros pangan.

Gerakan Selamatkan Pangan merupakan upaya dalam mengubah perilaku boros pangan yang bertujuan untum menyelamatkan makanan yang berpotensi menjadi sampah makanan.

Baca juga: Wujudkan Lumbung Pangan Kaltim, Pemkab Kukar Gelar Rakor Evaluasi Pembangunan Pertanian

Ada tiga kegiatan utama yakni penyediaan, pengumpulan, penyortiran dan penyaluran pangan melalui donasi pangan, penyediaan platform penyelamatan pangan yang dapat diakses secara digital, sosialisasi dan edukasi melalui kampanye Stop Boros Pangan dan Belanja Bijak.

"Targetnya, pangan harus diolah dan dikonsumsi secara bijak," ucap Muhammad Said kepada TribunKaltim.co, Rabu (6/12/2023).

Menurutnya, GSP ini harus dimulai dari skala kecil hingga besar, yaitu lingkup keluarga. Melalui GSP ini diharapkan mampu membantu masyarakat yang memiliki daya beli rendah sehingga dapat mengakses pangan secara lebih baik.

Sehingga menjadi penggerak agar semakin banyak masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi makanan dan air demi lingkungan yang lebih lestari.

Baca juga: Bakal Jadi Lumbung Pangan, Produksi Pertanian di PPU Masih Terkendala Air dan Irigasi

"GSP ini juga, merupakan gerakan bersama dalam menurunkan kerawanan pangan dan gizi melalui berbagai upaya seperti, pangan yang tidak layak konsumsi bisa dimanfaatkan untuk pakan hewan ternak, kompos, dan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri," ujarnya.

Dimana, pangan yang diolah dapat dimanfaatkan secara efektif. Tidak harus terbuang.

Said menegaskan, bahwa program pemanfaatan pangan ini harus disusun sejak dini. Sebagai upaya antisipasi terjadinya rawan pangan.

"Jangan sampai ke depannya terjadi masalah hingga akhirnya muncul kerawanan pangan," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA), Nita Yulianis menyampaikan, GSP dilakukan oleh pemerintah melalui Bapanas bersama mitra lainnya, seperti asosiasi pengusaha dan organisasi nonprofit untuk bersama-sama menangani permasalahan sampah makanan.

Berdasarkan data Badan Pangan Dunia (FAO) secara global sebanyak 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun atau setara dengan sepertiga pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi penduduk dunia.

"Kebutuhan pangan masyarakat tanggung jawab bersama, yaitu pemerintah, pemerintah daerah, dan juga masyarakat itu sendiri," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved