Berita Nasional Terkini

Jebol Dinding Kamar, 16 Pengungsi Rohingya di Aceh Kabur dari Gedung Penampungan di Lhokseumawe

Jebol dinding kamar, 16 pengungsi Rohingya di Aceh kabur dari gedung penampungan di Lhokseumawe.

SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS
Para pengungsi Rohingya sedang berada di tempat penampungan gedung serbaguna Kantor Camat Jangka, Bireuen. Jebol dinding kamar, 16 pengungsi Rohingya di Aceh kabur dari gedung penampungan di Lhokseumawe. 

TRIBUNKALTIM.CO – Jebol dinding kamar, 16 pengungsi Rohingya di Aceh kabur dari gedung penampungan di Lhokseumawe.

Bertambah lagi pengungsi Rohingya yang kabur dari gedung penampungan di Lhokseumawe, Aceh.

Sebelumnya, 7 pengungsi Rohingya kabur pada 27 November 2023 lalu.

Kini bertambah lagi 16 orang pengungsi Rohingya yang melarikan diri.

Baca juga: 4 Fakta Pengungsi Rohingya: Larikan Diri dari Bangladesh Menuju Aceh, Dijatah Rp 124 Ribu per Orang

Baca juga: Viral Tenda Pengungsi Rohingya Dibongkar Paksa Warga Aceh, Dipindahkan ke Kantor Walikota Sabang

Baca juga: Sebut Penduduk Lokal Lebih Butuh Bantuan, Warga Aceh Gelar Aksi Tolak Pengungsi Rohingya

Belum usai permasalahan pengungsi Rohingya yang mendarat di Sabang pada Sabtu (2/12/2023) lalu, kini pemerintah dihadapkan dengan permasalahan lainnya.

Bagaimana tidak, sebanyak 16 pengungsi Rohingya melarikan diri dari lokasi penampungan di bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe, Aceh.

Jadi, mereka itu kabur dengan merusak dan menjebol dinding kamar.

"Pengungsi Rohingya tersebut kabur dengan cara merusak dinding kamar dan melarikan diri melalui pagar arah toilet wanita," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemerintah Kota Lhokseumawe, Darius pada Rabu (7/12/2023), dikutip dari Kompas.com.

Darius menyebutkan, lokasi penampungan pengungsi itu sebenarnya sudah dijaga oleh polisi, satpam, dan organisasi pendamping pengungsi lainnya yang berada di sana.

Hanya saja, penjagaan selama ini hanya ada di depan gedung dan tidak menyeluruh hingga ke belakang.

"Imigran Rohingya kabur melalui arah belakang,” ujarnya.

Peristiwa ini juga telah ditanyakan Pemerintah Kota Lhokseumawe ke lembaga terkait yang menangani pengungsi internasional.

Darius juga menyatakan, kaburnya pengungsi Rohingya dari tempat penampungan di Lhokseumawe bukan kali ini saja terjadi.

Sebelumnya, pada Senin (27/11/2023) juga terdapat tujuh orang pengungsi etnis Rohingya yang kabur dari penampungan di gedung bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe itu.

Kini pengungsi Rohingya yang tersisa di penampungan ada 498 orang, dari sebelumnya 514 orang.

Petugas mengecek jumlah Rohingya yang menempati eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, dari 229 Rohingnya itu kini tersisa 206 orang, 23 lainnya melarikan diri, Selasa (13/12/2022)
Petugas mengecek jumlah Rohingya yang menempati eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, dari 229 Rohingnya itu kini tersisa 206 orang, 23 lainnya melarikan diri, Selasa (13/12/2022) (Dokumen Petugas)

Warga Sabang Minta UNHCR Segera Pindahkan Pengungsi Rohingya dari Pulau Weh

Warga Gampong Kuta Barat terus mendesak pihak Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) untuk segera memindahkan para pengungsi etnis Rohingya keluar dari Pulau Weh.

Hal tersebut disampaikan Keuchik Gampong Kuta Barat, Muhammad Hamim, yang melakukan audiensi ke Kantor Wali Kota Sabang bersama perwakilan masyarakat.

Mereka datang untuk menyuarakan aspirasi warga setempat sekaligus mendukung pemerintah dalam hal pemindahan etnis Rohingya.

"Saya mewakili masyarakat Gampong Kuta Barat meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab, terutama UNHCR dan IOM agar segera memindahkan pengungsi Rohingya yang mendarat di Sabang beberapa waktu lalu ke tempat yang seharusnya," kata Muhammad Hamim.

Baca juga: Kenapa Rohingya Diusir dari Myanmar? Inilah Penyebab Kabur dari Negaranya dan Mengungsi ke Indonesia

Kunjungan ini disambut baik oleh Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan, Setdako Sabang, Naufal bersama Asisten Administrasi Umum Setda Kota Sabang, Rinaldi Syahputra, dan juga bersama Kapolres Sabang AKBP, Erwan berserta jajaran di Ruang Rapat Wali Kota Sabang, Kamis (7/12/2023).

Amatan Serambinews.com, pertemuan ini merupakan tindak lanjut kunjungan Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi ke lokasi unjuk rasa untuk bertemu Warga Kuta barat yang melakukan aksi penolakan etnis Rohingya di Kota Sabang, pada Rabu (6/12/2023) sore kemarin.

Selain penolakan itu, Keuchik Gampong Kuta Barat juga menyampaikan, kondisi ini ditambah dengan buruknya perilaku pengungsi Rohingya di kamp penampungan sementara, yang berlokasi di Dermaga CT-1 Gampong Kuta Barat.

Hal ini membuat warga semakin geram, pasalnya sanitasi yang disediakan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.

Menurutnya, jika hal ini tidak mendapat perhatian segera, akan berdampak buruk pada keindahan dan kebersihan lingkungan Kota Sabang.

"Terlebih menjelang natal dan tahun baru, di mana biasanya banyak dikunjungi wisatawan," jelas Keuchik Gampong Kuta Barat tersebut.

Dalam hal ini, Naufal mengatakan laporan ini akan ditindaklanjuti dengan melakukan peninjauan langsung kondisi di lapangan.

"Dari informasi tersebut, nanti kita akan cross check ke lapangan tentang kebenaran laporan ini,”

“Apabila memang benar kondisinya seperti itu, tentu kita akan mengkomunikasikan lebih lanjut dengan pihak UNHCR,”

“Karena segala hal yang berhubungan dengan penanganan pengungsi, adalah tanggungjawab pihak UNHCR dan IOM," terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Naufal menerima dan menampung berbagai aspirasi lanjutan dari masyarakat setempat.

Ia juga menyampaikan beberapa hal kesalahanpahaman yang selama ini terjadi dalam masyarakat.

Warga Kuta Barat Desak UNHCR Segera Pindahkan Rohingya Keluar dari Sabang
Warga Kuta Barat Desak UNHCR Segera Pindahkan Rohingya Keluar dari Sabang (FOR SERAMBINEWS.COM)

Terutama terkait upaya-upaya yang sudah dilakukan Pemerintah bersama unsur Forkopimda sabang untuk menangani masalah ini.

"Pada prinsipnya mereka tahu benar apa yang sudah Pemerintah dan Forkopimda upayakan selama ini, yang mana sudah berupaya semaksimal mungkin.

Sehingga mereka datang hari ini untuk meminta pemerintah, mendesak pihak UNHCR agar sesegera mungkin memindahkan etnis Rohingya dari Kota Sabang," ujarnya.

Baca juga: Ramai Ditolak Warga Aceh, Orang Rohingya Asalnya dari Mana? Alasan Penolakan dan Pernyataan Kemenlu

Naufal kembali menegaskan, sampai dengan saat ini Pemko Sabang tidak pernah mengeluarkan biaya apapun untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi Rohingya.

Dan mengenai penyediaan tempat penampungan, yang sifatnya sementara ini, merupakan kesepakatan pada rapat Forkopimda beberapa waktu yang lalu.

"Untuk pembiayaan, perlu kita sampaikan kepada masyarakat, yang pastinya sampai saat ini Pemko Sabang tidak pernah mengeluarkan anggaran 1 sen pun untuk mereka.

"Karena semua hal terkait pengungsi Rohingya adalah kewenangan UNHCR yang bermitra dengan IOM," tambahnya. (*)

Ikuti saluran Tribun Kaltim di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaAdSxwHVvTbruIloW3H

Ikuti kami di Google Berita untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Nah Loh! 16 Pengungsi Rohingya Kembali Kabur dari Gedung Penampungan di Lhokseumawe: Jebol Dinding

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved