DLH Samarinda Beber Asal Muasal Ulat Bulu yang Serang Taman Bebaya  

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Taman Bebaya Samarinda, Kalimantan Timur, terpaksa harus kembali ditutup.

Penutupan ini dilakukan akibat serangan hama ulat bulu yang tidak kunjung redam.

Padahal sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda telah melakukan penyemprotan untuk membasmi hama ini.

Namun upaya ini tak membuahkan hasil. Justru hama ulat bulu semakin bertambah.

Baca juga: Taman Bebaya Samarinda Akan Dibuka Kamis atau Jumat, DLH Sebut Tergantung Kondisi di Lapangan

Bahkan, serbuk ulat bulu yang berterbangan mengakibatkan reaksi gatal-gatal, baik bagi pengunjung dan warga yang melewati kawasan taman tersebut.

Seperti yang diakui oleh salah satu warga bernama Rozian.

“Awalnya tadi malam lewat dekat jembatan, sampai kos saya gatal-gatal. Pas lewat lagi saya gatal-gatal lagi,” ungkap Rozian kepada TribunKaltim.co, Senin (18/12/2023). 

Rasa gatal ini juga dirasakan oleh warga lainnya bernama Wanda yang melintas di kawasan Taman Bebaya menuju jembatan Mahakam pada minggu lalu.

“Sampai rumah leher saya gatal, bentol, merah-merah. Rasa gatalnya gak bisa tertahankan,” tambahnya.

Sumber Ulat Bulu

Diketahui, sumber utama hama tersebut diduga berasal dari tanaman di luar taman.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Lingkungan dan Pertamanan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda, Roro Dyah Maharani.

“Diduga asalnya dari tanaman sungai dari luar taman, kami perlu melakukan koordinasi dengan instansi di luar taman,” jelasnya.

Situasi ini, kata Roro, tentu kembali menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.

“Meski belum diketahui secara pasti apakah serbuk-serbuk bulu dari hama ini bisa sampai ke masyarakat,” ungkapnya.

Baca juga: Dampak Serangan Ulat Bulu, Taman Bebaya Samarinda Ditutup Sementara