Aktifkan Satgas Natal dan Tahun Baru, Patra Niaga Optimalkan Penyaluran BBM dan LPG di Kaltim

PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mengaktifkan Posko Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) yang berlangsung mulai 15 Desember

Penulis: Iklan Tribun Kaltim | Editor: Mathias Masan Ola
HO/Pertamina Patra Niaga
Pertamina Patra Niaga adakan Presscon Menjelang Akhir Tahun. PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mengaktifkan Posko Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) yang berlangsung mulai 15 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024. 

BALIKPAPAN - Dalam rangka memastikan ketersediaan stok dan penyaluran BBM serta LPG menjelang Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mengaktifkan Posko Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) yang berlangsung mulai 15 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024.

ini disampaikan oleh Executive General Manager (EGM) PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Alexander Susilo dalam keterangan persnya pada Senin (18/12/2023).

Diperkirakan pada nataru tahun ini akan terjadi kenaikan konsumsi BBM jenis gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax dan Pertalite) hingga 3,9 persen,

Baca juga: MoU di Tenggarong, PHM Kerjasama dengan Patra Niaga, Pasok BBM untuk Operasi Hulu Migas

BBM jenis gasoil (Dex Series dan Biosolar) sebanyak 1,1 persen , LPG sebesar 4,6?n Avtur sebesar 0,9 dari rata-rata normal harian di wilayah Kalimantan. Untuk di Provinsi Kalimantan Timur sendiri estimasi kenaikan konsumsi BBM jenis gasoline mencapai 5,1 persen , BBM jenis gasoil sebesar 1,2 persen , kenaikan konsumsi LPG 7,3 ?n untuk Avtur sebesar 6,1 dari rata-rata normal harian.

"Pada tahun ini, Patra Niaga di Kalimantan memproyeksikan akan terjadi peningkatan permintaan BBM dan LPG sepanjang Satgas Nataru 2023-2024 di wilayah Kalimantan.

Peningkatan diperkirakan akan terjadi sebesar 3,9 persen untuk BBM jenis gasoline dari 7.834 Kiloliter per hari di saat normal menjadi 8.143 KL saat Nataru, BBM jenis gasoil sebanyak 1,1 dari 3.244 Kiloliter per hari di saat normal menjadi 3.281 KL, LPG sebesar 4,6?ri 1.725 MT per hari di saat normal menjadi 1.804 MT sedangkan Avtur yang mengalami keniakan terbesar 0,9?ri 528 KL per hari di saat normal menjadi 538 KL,” jelas Alex.

“Sementara untuk Provinsi Kalimantan Timur, estimasi peningkatan BBM jenis gasoline mencapai 5,1 persen , dari 2.165 KL menjadi 2.274 KL, BBM jenis gasoil sebesar 1,2 persen , dari 780 KL menjadi 789 KL, kenaikan konsumsi LPG sebesar 7,3 ?ri 490 MT menjadi 526 MT dan untuk Avtur sebesar 6,1?ri 262 KL menjadi 278 KL dari rata-rata harian normal,” ungkap Alex.

Arya menambahkan, khusus di beberapa wilayah jalur potensial (jalur toll, jalur wisata, jalur logistik), Pertamina juga menyiagakan SPBU di jalur padat kendaraan dan wisata sebanyak 85 SPBU yang tersebar di Kalimantan Timur sebanyak 25 SPBU, Kalimantan Barat 15 SPBU, Kalimantan Tengah 12, Kalimantan Utara 2 SPBU dan Kalimantan Selatan 31 SPBU. Seluruh SPBU siaga ini akan beroperasi selama 24 jam dan telah dilakukan build up stok sejak H-7. Serta Pertamina juga menyiagakan sebanyak 199 Agen LPG di seluruh wilayah Kalimantan.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga di Regional Kalimantan Raih 4 Penghargaan di Ajang Indonesia CSR Awards 2023

“Pertamina dalam masa satgas nataru ini juga meningkatkan pelayanan dengan menyiagakan 85 SPBU dan 199 Agen LPG guna memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tambah Alex.

Sementara itu, untuk kuota dan stok BBM dan LPG serta Avtur di seluruh Kalimantan dalam keadaan aman dan Patra Niaga akan terus mengoptimalkan penyediaan stok tersebut. Terkait ketahanan stok rata-rata ketahanan stok antara 9 - 11 hari akumulatif.

"Kami berharap masyarakat tidak perlu panik akan kondisi stok BBM serta LPG. Di beberapa daerah di Kalimantan memang kerap terjadi keterlambatan pasokan bukan karena masalah kuota tapi lebih ke arah teknis. Contoh dari kendala teknis adalah distribusi saat di laut karena cuaca kurang baik sehingga butuh waktu tambahan untuk sandar atau distribusi darat yaitu mobil tangki yang menempuh jarak cukup jauh dengan kondisi jalan yang beragam," ungkap Alex.

Dukungan dari Instansi dan Aparat Pemerintah diperlukan untuk memperlancar distribusi BBM. Pertamina berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait langkah pengamanan terhadap pelaksanaan pendistribusian BBM terutama pada titik yang dapat mengakibatkan kemacetan. Tidak hanya kepolisian, koordinasi juga dilakukan DLLJAR dan Badan Geologi untuk antisipasi kendala. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved