Berita Nasional Terkini
KontraS Kecam Teror kepada Mahasiswa, Gielbran, Ketua BEM KM UGM Didatangi Intel di Kampus
Kabar terbaru Gielbran, Ketua BEM KM UGM didatangi intel usai nobatkan Jokowi jadi alumni paling memalukan. KontraS kecam teror pada mahasiswa
TRIBUNKALTIM.CO - Kabar terbaru Gielbran Muhammad Noor, Ketua BEM UGM usai menobatkan Jokowi sebagai alumni paling memalukan.
Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Gielbran disebut KontraS mendapatkan intimidasi dan teror mulai dari didatangi intel di kampus hingga doxxing di medsos.
Bukan hanya Gielbran, KontraS juga mengecam aksi teror terhadap sejumlah mahasiswa lainnya yang dilakukan sejumlah pihak.
Diketahui, Gielbran menjadi sorotan setelah BEM KM UGM yang dipimpinnya memberikan predikat kepada Jokowi sebagai alumni paling memalukan.
Baca juga: Ketua BEM KM UGM Disorot Usai Nobatkan Jokowi Alumni Paling Memalukan, Status Mahasiswa Gielbran
Baca juga: Selain Gielbran, Daftar Ketua BEM yang Pernah Kritik Jokowi, Kartu Kuning hingga King of Lip Service
Baca juga: Tudingan Ade Armando pada Gielbran, Ketua BEM KM UGM, Politisi PSI Sebut Nama Mantan Ketua BEM Lain
Poster Jokowi sebagai alumni paling memalukan ini diunggah di Instagram BEM KM UGM dan disampaikan Gielbran dalam orasinya di acara Mimbar diskusi publik di Bundaran UGM, Jumat 8 Desember 2023 lalu.
Selain Gielbran, acara tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh yakni aktivis Hak Asasi Manusia, Fatia Maulidiyanti dan akademisi sekaligus peneliti Hukum Tata Negara Indonesia, Dr. Zainal Arifin Mochtar.
Buntut dari aksi Gielbran menyebut Jokowi sebagai alumni paling memalukan ini, Ketua BEM KM mendapatkan serangkaian teror mulai dari didatangi intel ke kampus hingga doxxing di media sosial mengenai latar belakang keluarganya.
Intimidasi dan teror terhadap Gielbran ini dikecam oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) seperti dilansir TribunKaltim.co dari laman resmi KontraS.
Dalam pernyataan KontraS menyebut intimidasi dan teror semacam ini sangat berbahaya bagi demokrasi karena hanya akan terus menggerus kebebasan sipil.
"Terlebih, menjelang hari pencoblosan pada 14 Februari 2024 nanti, ruang pengawasan dalam kerangka check and balances seharusnya terbuka luas," kata Koordinator Badan Pekerja KontraS, Dimas Bagus Arya dalam rilisnya.
Kasus Gielbran tentu bukan kali pertama, sebelumnya Ketua BEM Universitas Indonesia, Melki Sedek Huang pun mendapatkan perlakuan serupa.
Orangtuanya yang berada di Pontianak didatangi oleh aparat yang mengaku Babinsa.
Tidak sampai disitu, Melki pun mendapatkan serangan digital berupa peretasan terhadap akun WhatsAppnya setelah rangkaian kritiknya bersama mahasiswa lainnya terhadap situasi demokrasi khususnya yang terjadi di Mahkamah Konstitusi.
Selain itu, Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI), Rizki Agus Saputra bahkan mendapatkan serangan fisik berupa pengeroyokan oleh orang yang tidak dikenal pada 15 Desember 2023 lalu.
Rizki mengaku dikeroyok tiga orang yang berseragam militer.
Serangan ini diduga berelasi dengan aktivitasnya melaporkan kebocoran data kepada pimpinan KPU dan DKPP terkait pelaksanaan Pemilu Serentak 2024.
Serangan dan tindakan intimidasi terhadap mahasiswa yang kritis tentu saja melanggar berbagai norma seperti halnya Pasal 28 UUD 1945, UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, International Covenant on Civil and Political Rights yang telah diratifikasi lewat UU No. 12 Tahun 2005.
Selain itu, intimidasi terhadap mahasiswa merupakan bentuk pelanggaran terhadap kebebasan akademik.
Selama ini, secara natural, mahasiswa memang menjadi ‘ujung tombak’ pengkritik kekuasaan.
Maka, ruang tersebut yang harus dijamin secara utuh.
Sebab, lingkungan yang represif terhadap mahasiswa hanya akan menghasilkan pelajar yang takut, apatis serta mematikan daya kritis.
Berbagai serangan berupa teror dan intimidasi terhadap mereka yang kritis mengawal Pemilu juga menunjukan sikap anti kritik penguasa.
Baca juga: Fakta Gielbran, Ketua BEM KM UGM, Unggahan Terbarunya Usai Beri Gelar Jokowi Alumni Paling Memalukan
Berbagai langkah intimidatif, bahkan kekerasan hanya akan membangun iklim ketakutan di tengah masyarakat untuk berpendapat dalam rangka mengawasi jalannya Pemilu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebetulnya telah menyusun dokumen yang sangat esensial yakni Human Rights and Elections: A Handbook on the Legal, Technical and Human Rights Aspects of Elections.
Dalam panduan ini, diatur dan diuraikan norma-norma hak asasi manusia yang berlaku secara universal dan standar-standar yang berlaku dalam konteks penyelenggaraan Pemilu, seperti halnya political participation, non-discrimination, self determination, dan Prerequisite rights.
Menjelang Pemilu, masyarakat tentu saja bukan hanya memiliki hak memilih dan dipilih saja.
Lebih substansial, hak atas partisipasi dalam proses berjalannya Pemilu harus diakomodir dan mengkritik lewat berbagai saluran haruslah dijamin oleh pemerintah.
Selain itu, kebebasan berkumpul pun harus difasilitasi untuk seluruh pihak, khususnya bagi mereka yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.
Sampai di sini peran aparat menjadi sangat esensial, seharusnya aparat dapat bersikap netral, menjaga keamanan dan ketertiban salah satunya dengan mencegah praktik intimidasi dan kekerasan menuju Pemilu 2024.
Rangkaian intimidasi pun tidak sesuai dengan pernyataan Presiden yang menyatakan tidak pernah melakukan pembatasan-pembatasan apapun.
Situasi diperparah dengan potensi kecurangan yang terus saja tak terbantahkan, dilihat dari pola yang terus terjadi belakangan.
Kecurangan tidak hanya soal pengerahan aparatur negara dan aparatur desa, namun serangan terhadap mereka yang menjadi oposisi atau pendukung pasangan calon yang bukan didukung oleh pemerintah.
Baca juga: BEM UGM Trending, Jokowi Dinobatkan Jadi Alumni Paling Memalukan, Respon Gibran dan Biodata Gielbran
Misalnya diteruskannya pelaporan terhadap Aiman Witjaksono yang mengungkap Kepolisian yang tidak netral.
Begitupun dengan Butet Kartaredjasa yang diminta untuk menandatangani surat yang berisikan pernyataan agar tidak menyinggung soal politik saat pentas di Taman Ismail Marzuki.
Walaupun bentuk-bentuk kecurangan semacam ini sudah diprediksi, mengingat salah satu calon yakni Prabowo menggandeng anak Presiden, tetapi praktik intimidasi tentu tak dapat dilanjutkan dan ditolerir.
Ketimbang melakukan berbagai intimidasi, pemerintah seharusnya fokus pada persiapan Pemilu yang akan dilangsungkan kurang dari dua bulan lagi agar peristiwa seperti meninggalnya ratusan petugas KPPS tidak terjadi lagi.
Upaya-upaya pengawasan seperti halnya kritik, pelaporan atas kecurangan, membongkar kejahatan dalam Pemilu, harus dianggap sebagai langkah membantu pemerintah agar Pemilu mendatang berlangsung secara independen dan demokratis.
Atas uraian di atas, KontraS mendesak:
Pertama, Pemerintah dalam hal ini Presiden beserta jajarannya untuk menghentikan segala bentuk teror dan intimidasi selama masa kampanye politik menuju Pemilu 2024;
Kedua, Aparat dan perangkat negara yang terdiri dari Polri, TNI, intelijen hingga ASN untuk bersikap netral dan tidak berpihak pada gelaran Pemilu mendatang;
Ketiga, Komnas HAM dan LPSK untuk bertindak proaktif terhadap kasus-kasus intimidasi terhadap semua masyarakat dan menjamin tidak ada diskriminasi dalam memberikan pelayanan;
Keempat, Kepolisian untuk mengusut segala bentuk intimidasi dan kekerasan, khususnya yang menyasar pada mahasiswa;
Kelima, KPU dan Bawaslu sebagai otoritas penyelenggara Pemilu untuk memastikan agar ruang-ruang partisipasi menuju Pemilu dibuka seluas-luasnya sesuai dengan nilai Hak Asasi Manusia dan mengawasi segala bentuk kecurangan.
Baca juga: Baliho Jokowi Alumni Paling Memalukan di UGM, Ketua BEM Gielbran Ungkap Sederet Alasannya
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
KontraS
mahasiswa
Ketua BEM KM UGM
Gielbran
BEM KM UGM
Jokowi
alumni paling memalukan
Melki Sedek Huang
TribunKaltim.co
Selain Gielbran, Daftar Ketua BEM yang Pernah Kritik Jokowi, Kartu Kuning hingga King of Lip Service |
![]() |
---|
Tudingan Ade Armando pada Gielbran, Ketua BEM KM UGM, Politisi PSI Sebut Nama Mantan Ketua BEM Lain |
![]() |
---|
PBHI Mengecam Dugaan Intimidasi Aparat kepada Ketua BEM UI dan Keluarga |
![]() |
---|
Profil Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang, Minta Anies - Ganjar - Prabowo Jangan Mangkir Undangan Debat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.