Pilpres 2024
TKN Prabowo-Gibran Patahkan Argumen Cak Imin Soal IKN Nusantara, Budiman: Pemahaman Belum Sempurna
Tim Kampanye Nasional alias TKN Prabowo-Gibran patahkan argumen Cak Imin soal IKN Nusantara. Budiman Sudjatmiko sebut pemahaman belum sempurna.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar ibu kota negara alias IKN Nusantara terkini.
Tim Kampanye Nasional alias TKN Prabowo-Gibran patahkan argumen Cak Imin dengan mudah soal IKN Nusantara.
Ya, Budiman Sudjatmiko sebut pemahaman Cak Imin belum sempurna.
Justru aneh berdalih telah melakukan evaluasi soal investasi IKN Nusantara di tengah situasi politik yang belum jelas.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Progres Terbaru Pembangunan IKN Nusantara, Daftar Proyek yang Tuntas, Siap Jadi Ibu Kota RI di 2024
Baca juga: Ramai soal Investor IKN Nusantara, Ekonom Singgung Kereta Cepat Whoosh, Ujung-ujungnya Pakai APBN
Baca juga: Budiman Patahkan Argumen Cak Imin, Sebut Pemahaman Cawapres Anies Soal IKN Nusantara Tak Sempurna
Lanjut tidaknya megaproyek Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur kembali jadi perbincangan.
Terlebih usai debat cawapres beberapa waktu lalu.
Pasalnya, cawapres npmor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut IKN bukan skala prioritas untuk dilanjutkan.
Cak Imin pun menguraikan sejumlah argumentasinya mengapa proyek IKN harus dievaluasi.
Namun, semua argumen Cak Imin ini dipatahkan Budiman Sudjatmiko.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini menilai pernyataan Cawapres Muhaimin Iskandar yang sekarang menolak IKN masih belum sempurna mengenai sejarah, konteks dan relevansi IKN sebagai agenda strategis nasional.
"Pemahaman beliau mungkin belum sempurna.
Mungkin perlu diingatkan kembali bahwa sejarah dan konteks agenda IKN adalah sebuah antisipasi Indonesia terhadap pemerataan pertumbuhan dan kemajuan Indonesia," kata Budiman Sudjatmiko kepada wartawan, Senin (25/12/2023).
Dia mengatakan, pemindahan Ibukota Negara, lanjut Budiman, bukanlah sebuah gagasan yang baru muncul di era Presiden Jokowi.
“Ini adalah amanat dan harapan berkelanjutan sejak presiden Soekarno dan selanjutnya.
Namun baru baru Presiden Jokowi yang berani mewujudkan hal tersebut dengan rencana dan implementasi yang paling kongkrit.” kata dia.
"Ini adalah agenda strategis nasional yang tidak sepatutnya kita tarik-tarik ke ranah politik jangka pendek," lanjutnya.
Karena merupakan amanat sejarah, Budiman menyayangkan tidak konsistennya Cak Imin dari yang awalnya mendukung IKN, berubah menjadi menolak saat kontestasi pemilihan presiden dilakukan.
Evaluasi yang dilakukan yang dilakukan oleh Cak Imin disebut Budiman terlalu dini.
“Terlalu dini jika menyebut perubahan sikap tersebut sebagai hasil evaluasi.
Jika ini tentang investasi, menurut data yang saya peroleh total investasi yang masuk ke IKN sudah lebih dari 40 triliun.
Bahkan beberapa kelompok pengusaha Indonesia sudah secara nyata melakukan investasi di proyek-proyek strategis IKN.” terangnya.
“Jika ukurannya investasi asing, peminatnya juga sudah ada.
Kalaupun belum kongkrit, kemungkinan ada alasan geoekonomi dan geopolitik yang sangat dinamis," katanya.
"Apalagi kita sedang melakukan Pemilu yang akan membuat investor jadi wait and see.
Jadi ini bukan waktu yang tepat untuk evaluasi,” lanjutnya.
Baca juga: Disindir Gibran, Akhirnya Cak Imin Bongkar Alasan Utama Tolak IKN Nusantara, Dulu Potong Tumpeng
Menurut Budiman, salah satu faktor penentu yang menjadi daya tarik investor adalah jika pemerintah dan kekuatan politik di Indonesia memiliki komitmen dan memperlihatkan keseriusannya dalam membangun IKN.
“Pemerintah dan semua kekuatan politik yang mendukung IKN di awal seharusnya berdiri dalam satu barisan.
Kita harus terus percaya diri melanjutkan pembangunan IKN sesuai jadwal yang ditentukan.
Keseriusan ini-lah yang akan menjadikan daya tarik investasi akan semakin kuat.” tuturnya.
Terkait dengan alasan skala prioritas yang lebih penting, dengan mencontohkan permasalahan di kota-kota sekitar IKN, seperti Balikpapan, Banjarmasin dan Pontianak yang harus lebih dahulu diprioritaskan, Budiman Sudjatmiko menilai argumentasi tersebut kurang valid.
Menurut Budiman, proyek sebesar IKN malahan akan memberikan manfaat positif bagi pertumbuhan kota-kota sekitarnya.
"Argumentasi prioritas ini kurang valid. Bahkan masyarakat Kalimantan sendiri menyambut IKN karena memahami bahwa pembangunan IKN akan memicu aktivitas ekonomi yang semakin meningkat di sekitar kawasan tersebut," ungkapnya.
"Terjadi pergerakan barang dan jasa yang lebih besar, dan akan mendorong anggaran pusat yang lebih besar.
Sehingga membuat pemerintah-pemerintah daerah di sekitar IKN mampu meningkatkan fasilitas dan layanan publik yang lebih baik," kata Budiman Sudjatmiko.
Baca juga: Kontrak Waskita Beton Capai Rp19,2 Miliar untuk Readymix di IKN Nusantara
Sebelumnya, Calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengungkap alasannya dulu mendukung pembangunan IKN Nusantara namun kini berputar haluan.
Menurutnya, perubahan sikap itu setelah evaluasi, pihaknya yang menilai ada skala prioritas yang lebih utama dibandingkan dengan pembangunan IKN yang membutuhkan dana besar.
Hal itu ia katakan merespons pernyataan Gibran saat debat cawapres yang menyebut dirinya tidak konsisten terhadap proyek IKN.
Cak Imin pada 20 April 2022 lalu, sebagai Ketua Umum PKB hadir dan turut potong tumpeng sebagai bentuk dukungan pembangunan IKN.
Cak Imin mengaku dirinya terpaksa ikut seremoni tersebut.
Selain karena menjadi koalisi pemerintah, ada harapannya banyak investor masuk untuk mendanai pembangunan IKN.
Namun setahun berlalu, dia menilai tidak ada investor yang tertarik menanamkan modal pada IKN Karena itu, pembangunan IKN harus dievaluasi.
"Loh iya (terpaksa) kita yang bikin tapi dengan asumsi.
Ada konsultan mantan Perdana Menteri. ada konsultannya. Kira-kira jangan membebani APBN tapi sudah sekian lama nggak ada yang masuk.
Kan wajar kita evaluasi evaluasi bagian dari perubahan," kata dia ditemui di Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023).
Ia memaparkan, dulu konsultan mantan PM Inggris cukup menyakinkan bahwa akan ada investasi besar masuk ke IKN.
"Tapi nggak ada yang masuk, apa kita teruskan. Nah itu kita evaluasi," jelasnya.
Baca juga: Dampak PPU Menunggak Bayar Listrik, Daerah Penyangga IKN Nusantara Gelap, 8 Titik Lampu PJU Mati
IKN Butuh Skala Prioritas
Cak Imin menegaskan, pembangunan IKN tidak masuk dalam skala prioritas ke depan.
Ada wilayah di Kalimantan seperti Banjarmasin maupun Balikpapan yang memerlukan perbaikan infrastruktur.
"Kurang air, jalannya rusak juga Pontianak. Sementara butuh penanganan yang dananya nggak seberapa dibanding IKN.
maka yang kita ingin sampaikan adalah skala prioritas, skala prioritas nah artinya semua harus terus mengevaluasilah," jelas Cak Imin.
Karena itu pembangunan IKN harus dievaluasi dan tidak perlu dilanjutkan.
"Jadi karena itu ya biasa aja perahu-perubahan itu adalah bagian dari upaya kita.
Yang salah kita luruskan. 4 poin, yang salah kita luruskan, yang baru kita bikin, yang salah tidak teruskan," kata Cak Imin. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Budiman Sudjatmiko Tuding Pemahaman Cak Imin Soal IKN Belum Sempurna
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.