IKN Nusantara

Budiman Patahkan Argumen Cak Imin, Sebut Pemahaman Cawapres Anies Soal IKN Nusantara Tak Sempurna

Budiman Sudjatmiko patahkan argumen Cak Imin, sebut pemahaman cawapres Anies Baswedan soal IKN Nusantara tak sempurna

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com
Budiman Sudjatmiko. Politisi yang baru saja dipecat PDIP ini buka-bukaan soal tawaran posisi Menteri yang pernah disampaikan Presiden Jokowi. Ketika itu Jokowi meminta agar Budiman Sudjatmiko minta izin kepada Iriana. Simak pengakuan lengkap mantan politisi PDIP ini. 

TRIBUNKALTIM.CO - Lanjut tidaknya megaproyek Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur kembali jadi perbincangan.

Terlebih usai debat cawapres beberapa waktu lalu.

Pasalnya, cawapres npmor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut IKN bukan skala prioritas untuk dilanjutkan.

Cak Imin pun menguraikan sejumlah argumentasinya mengapa proyek IKN harus dievaluasi.

Baca juga: Daftar 6 Proyek Rampung di 2024, Bendungan Sepaku Semoi Siap Alirkan Air ke Balikpapan, Jalan Tol?

Namun, semua argumen Cak Imin ini dipatahkan Budiman Sudjatmiko.

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini menilai pernyataan Cawapres Muhaimin Iskandar yang sekarang menolak IKN masih belum sempurna mengenai sejarah, konteks dan relevansi IKN sebagai agenda strategis nasional.

"Pemahaman beliau mungkin belum sempurna.

Mungkin perlu diingatkan kembali bahwa sejarah dan konteks agenda IKN adalah sebuah antisipasi Indonesia terhadap pemerataan pertumbuhan dan kemajuan Indonesia," kata Budiman Sudjatmiko kepada wartawan, Senin (25/12/2023).

Dia mengatakan, pemindahan Ibukota Negara, lanjut Budiman, bukanlah sebuah gagasan yang baru muncul di era Presiden Jokowi.

“Ini adalah amanat dan harapan berkelanjutan sejak presiden Soekarno dan selanjutnya.

Namun baru baru Presiden Jokowi yang berani mewujudkan hal tersebut dengan rencana dan implementasi yang paling kongkrit.” kata dia.

"Ini adalah agenda strategis nasional yang tidak sepatutnya kita tarik-tarik ke ranah politik jangka pendek," lanjutnya.

Karena merupakan amanat sejarah, Budiman menyayangkan tidak konsistennya Cak Imin dari yang awalnya mendukung IKN, berubah menjadi menolak saat kontestasi pemilihan presiden dilakukan.

Evaluasi yang dilakukan yang dilakukan oleh Cak Imin disebut Budiman terlalu dini.

“Terlalu dini jika menyebut perubahan sikap tersebut sebagai hasil evaluasi.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved