Berita Samarinda Terkini

Wacana Pembangunan Dermaga Wisata di Samarinda Seberang Ditolak Warga, Ini Kata Joha Fajal

Keresahan warga tersebut berawal dari isu wacana pembangunan Dermaga Wisata yang akan digencarkan di kawasan Masjid Tua

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Ketua Komisi I DPRD Samarinda Joha Fajal harap Pemkot Samarinda kembali memperhitungkan kebijakan dari wacana pembangunan Dermaga Wisata di kawasan Samarinda Seberang.TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Baru-baru ini, warga RT 07 dan 09 Kelurahan Masjid Kecamatan Samarinda Seberang mengadukan keresahannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda.

Keresahan tersebut berawal dari isu wacana pembangunan Dermaga Wisata yang akan digencarkan di kawasan Masjid Tua Shiratal Mustaqiem Keluarahan Masjid Samarinda Seberang.

Wacana tersebut menuai protes dari warga setempat lantaran mendengar akan ada tahap pembebasan lahan.

Warga merasa takut kehilangan tempat tinggal, mengingat sebagian besar warga merupakan penduduk asli dan bagian dari cikal bakal kesejarahan terbentuknya wilayah Samarinda Seberang.

Aduan tersebut kemudian dibenarkan oleh Ketua Komisi I DPRD Samarinda Joha Fajal.

Bahkan pihak DPRD Samarinda segera melangsungkan mediasi kepada warga dan pihak Pemerintah Kota Samarinda pada Rabu (27/12/2023).

Baca juga: Wacana Pembangunan Dermaga Wisata Samarinda Seberang Timbulkan Kepanikan Warga

Baca juga: Warga Tolak Wacana Pembangunan Dermaga Wisata Samarinda Seberang, Ini Alasannya

"Mereka membawa surat ke komisi I dan isinya memang untuk menolak," tutur Joha pada TribunKaltim.

Sebagai bagian dari lembaga legislatif yang mengawasi fungsi pemerintahan, Joha memberikan catatan kepada pihak pelaksana Pemkot Samarinda.

Joha menilai bahwa program Pemkot Samarinda untuk menata wilayah bantaran sungai adalah hal yang bagus, terlebih jika memang diperuntukkan sebagai upaya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Namun menurutnya Pemkot juga tak boleh melupakan kebijakan lain agar masyarakat tetap merasakan keadilan.

"Sebenarnya itu bagus apalagi dermaga itu nanti memang dikaitkan dengan peningkatan ekonomi masyarakat. Tetapi keberadaan sejarah dan permukiman warga itu juga yang harus dipikirkan," jelasnya.

Sebab menurut pengakuan warga, mereka khawatir jika pemberian ganti-untung pada tahap pembebasan lahan nanti dinilai tak sesuai dan tak menjamin mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.

Baca juga: Dermaga Wisata Samarinda Seberang akan Hidupkan Masjid Tua Shiratal Mustaqiem

Sehingga Joha menekankan pentingnya bagi Pemkot Samarinda untuk kembali memperhitungkan kebijakan tersebut, khususnya terkait menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pemeliharaan nilai sejarah serta keadilan bagi masyarakat.

"Saya yakini kalau suatu saat pembicaraan Pemkot dengan warga terkait tempat tinggal yang layak, saya yakin warga tak menolak," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved