Kisruh Angkutan Batu Bara
Pemerintah Tak Kunjung Ambil Tindakan soal Angkutan Batu Bara, Warga Desa Batu Kajang Mengaku Kecewa
Pemerintah tak kunjung ambil tindakan soal angkutan batu bara, warga Desa Batu Kajang mengaku kecewa.
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Warga Desa Batu Kajang, Kabupaten Paser, menyayangkan sikap pemerintah daerah yang tidak mengambil tindakan atas angkutan batu bara yang melintasi jalan umum.
Padahal hingga Jumat (29/12/2023) hari ini, warga masih melakukan penyekatan terhadap truk angkutan batu bara yang hendak melintas jalan negara di Kecamatan Batu Sopang.
Salah satu warga setempat, Ervansyah mengatakan, masyarakat merasa bingung dengan pemerintah yang membiarkan hal itu begitu saja.
"Sebenarnya kita minta waktu, dalam dua kali dua puluh empat jam kalau mereka (pemerintah) tidak menyikapi, berarti terjadi pembiaran," terangnya.
Baca juga: PT Kideco Jaya Agung Mengucapkan Selamat dan Sukses Hari Jadi Ke-64 Kabupaten Paser
Terlebih, masyarakat sudah melakukan aksi pencegatan dalam beberapa waktu, baik siang maupun malam hari, dan melibatkan perempuan dan laki-laki.
Jika aksi yang dilakukan oleh masyarakat belum juga mendapat respons dari pemerintah, maka warga tetap bertahan di lokasi.
"Karena tekad kita sebagai warga Batu Sopang, tetap menolak hauling batu bara melintasi jalan umum sebagaimana perda yang berlaku," tegas Ervansyah.
Warga juga menyinggung soal niat baik dari pemerintah agar bisa ditunjukkan dengan mendatangi masyarakat di lokasi.
"Karena masyarakat tidak punya perwakilan, kami ingin sama-sama mendengar apapun keputusan dari pemerintah soal hauling batu bara ini," ungkapnya.
Baca juga: 4 Fakta Truk Batu Bara yang Melintas di Jalan Umum Paser, Warga Resah karena Harus Bertaruh Nyawa
Masyarakat juga tidak mengetahui secara pasti, pihak mana yang memiliki kewenangan untuk menindak, apakah pemerintah daerah, provinsi atau pusat.
Warga setempat hanya menginginkan adanya sikap yang dilakukan oleh pemerintah.
"Yang jelas, kami menginginkan dari pemerintah memang harus menyikapi persoalan ini secepatnya," harapnya.
Selain itu, mediasi antara warga dan sopir truk angkutan bara tidak mendapatkan titik temu antara kedua belah pihak.
"Kami ingin truk angkutan batu bara ini tidak lagi melintasi jalan umum. Masyarakat tidak lagi memberikan kesempatan truk yang memuat batu bara untuk lewat," pungkas Ervansyah. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.