Berita Balikpapan Terkini

Psikolog Rumah Sakit Siloam Balikpapan Berikan Tips Saat Resolusi Tahun Baru tak Terwujud

secara psikologi membuat list keinginan ataupun resolusi tahun baru adalah hal yang wajar

Penulis: Ardiana | Editor: Mathias Masan Ola
HO
Psikolog Siloam Hospitals Balikpapan, Patria Rahmawaty S.Psi, M.MPd, Psikolog 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Membuat resolusi tahun baru menjadi hal yang kerap dilakukan masyarakat.

Dengan list keinginan maupun harapan-harapan yang akan diwujudkan. Termasuk juga proses evaluasi diri menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Menurut Psikolog Siloam Hospitals Balikpapan, Patria Rahmawaty SPsi, M.MPd, Psikolog, secara psikologi membuat list keinginan ataupun resolusi tahun baru adalah hal yang wajar. Sebab, imbuhnya, manusia selalu berada diposisi ingin mengembangkan diri atau self growth.

Baca juga: Cegah Panic Buying Krisis Air di Balikpapan Psikolog RS Siloam Minta Pemkot Redam Kekhawatiran Warga


"Pengembangan diri mereka dan resolusi yang mereka buat setiap tahun itu adalah bagian dari aktualisasi diri," ujarnya, Minggu (7/1/2024).

Ia menyarankan, saat akan membuat rencana tahun baru, sebaiknya menyesuaikan apa yang diinginkan dengan keadaan dan kenyataan.

Karena bagi Patria, keinginan yang dibuat hanya berdasarkan tren atau pengaruh dari orang sekitar serta tak sesuai dengan kondisi diri akan mengecewakan ekspektasi yang dibuat.

"Kalau mereka target dan tujuannya ikut-ikutan orang, atau karena trend, itu agak susah karena tidak sesuai kondisi. Hal ini, yang membuat proses pencapaiannya tidak sesuai ekspektasinya. Sehingga, ketika tidak sesuai dengan kondisi diri, maka susah mencari evaluasi," ungkapnya.

Ia juga membeberkan, saat seseorang membuat dan mengejar keinginan sesuai kemampuannya, maka ia akan mudah mengenali dirinya.

Baca juga: Psikolog Balikpapan Beri Tips agar Anak tak Terlibat dalam Aksi Kekerasan


Meski begitu, Patria mengimbau agar masyarakat mengendalikan emosi saat harapan atau keinginan yang telah ia susun tidak sesuai harapan.

"Saat tak sesuai harapan, kecewa, marah, sedih itu wajar. Namun harus dikendalikan. Pengendaliannya dengan introspeksi diri," bebernya.

Untuk itu, lanjutnya, proses introspeksi diri merupakan hal yang penting dengan upaya membenahi apapun yang harus diubah atau diperbaiki. Sehingga, emosi yang berlarut-larut berpotensi menyampingkan introspeksi atau pembenahan diri.

"Ketika mengalami kemarahan yang berlarut-larut tanpa memikirkan untuk introspeksi diri agar memperbaiki, akan berujung pada stres, tertekan atas apapun yang tak sesuai ekspektasi. Bahkan bisa mengalami depresi ataupun gangguan psikologis lainnya," pungkasnya.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved